NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tunduk karena Bosan

Sejak tadi David diacuhkan oleh putrinya sendiri. Cila tampak asyik berbincang bersama Jati dan itu membuat wajahnya panas dingin.

Ditambah teguran, panggilan, dan seruannya sama sekali tidak direspon. Cila tidak memedulikan papanya karena dia begitu senang bisa berbicara selain papanya, itupun cuma mentok dirumah saja selebihnya belajar.

Cila berusaha menatap lama Jati, wajahnya sedikit malu karena pria itu tampak biasa biasa saja tapi terlihat sedikit tampan menurutnya.

"Om Jati, om tinggal dimana kok aku baru lihat om dikota ini?"

Cila mengamati pakaian Jati yang tampak kampungan, tidak sepertinya yang serba mewah... maklumlah anak kota.

Jati mengerutkan dahinya.

"Aku diusir dari rumah mertuaku, ditendang dari pekerjaan, bahkan dicoret dari daftar nama keluarga, aku ke kota ini karena mencari peruntungan ya meski jadi gelandangan di jalan."

Jati menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Dia harus membuat alasan lain agar Cila tidak mencurigai jika dia adalah Mafia. Nanti judulnya bisa diganti jadi Tawanan Mafia Kejam.

"Kasian sekali om Jati"

Cila mengusap lembut bahu om Jati yang terduduk lemas itu.

"Sabar ya om, ada Cila disini biar om gak sedih terus"

Ucapnya sambil memperlihatkan senyumnya yang menawan.

Jati yang melihatnya menundukkan kepalanya. Dia merasa tidak nyaman apalagi Cila berusaha bersikap baik padanya.

"Astaga, kamu masih muda Cila ngapain kamu mencoba mendekati aku yang bujang lapuk ini?"

Jati menggelengkan kepalanya dengan kebingungan.

Biasanya jika ada gadis cantik yang menyukai om om tua seperti dirinya ini, pastinya gadis itu diledek karena selera anehnya.

Jati tidak mau Cila seperti itu... dia harus bisa menjaga sikap dari putri David-- orang yang mengajaknya bekerja sama.

"Oh ya om kok bisa ada di hutan ini sih? Kalau Cila diajak papa katanya kita harus lari karena ada penjahat disekitar Mansion, gitu deh ceritanya om."

Cila bercerita panjang dikali lebar kepada Jati.

Sesekali Cila duduk disampingnya berusaha mendekatinya, namun Jati justru menggeser tubuhnya kesamping.

Alhasil mereka berdua saling geser geseran, Jati berusaha menjauh dan Cila mencoba mendekatinya.

"Ah sial, ngapain sih ini anak dekat dekat sama aku, kalau David liat bisa stroke dia."

Gumam Jati berusaha menjauh dari Cila.

"Ih kok om Jati gak peka sih jadi cowok, masa aku dekatin dia kabur-- emangnya aku mau menggigitnya apa?"

Kesal Cila didalam hati namun tetap berusaha mendekatinya.

"Om, kok om menjauh sih dari aku?"

Cila berucap dengan mata berkaca kaca.

"Cila jahat ya sama om hingga menjauh dari Cila?"

Jati mengusap wajahnya dengan kasar.

"Gak, aku hanya takut aja karena...

"Karena apa om?"

Desak Cila dengan wajah cemberutnya, dia mendesak Jati menjawabnya.

"Eh lihat itu deh, Cila juga bakal tahu"

Jati mengalihkan pandangan dan menunjuk arah belakang Cila.

Dengan patuh Cila mengikuti arah yang ditunjuk olehnya. Hingga mata gadis itu bertemu dengan papanya berkacak pinggang seperti mau berubah menjadi manusia nuklir.

"Aku lupa kalau ada papa, aduh bisa gawat kalau papa liat aku dekatin om Jati?"

Mendadak Cila gelisah dan takut dimarahi.

Pastinya dia akan kembali dikurung dikamar dan uang jajannya dikurangi karena membuatnya marah.

Sedangkan Jati menatap Cila dengan bingung. Kenapa dia tampak takut begitu melihat David.

"Baguslah, aku bisa bebas dari dia"

"Fyuh!

Jati duduk dengan lega sembari mengamati Cila yang gugup itu.

Dimana David menghampiri mereka berdua, tatapannya menatap Jati dengan permusuhan berat. Lalu menatap putrinya itu.

"Siapa yang mengajari kamu menjadi seperti itu... kamu tahu Cila sikapmu itu seperti wanita kegatelan saja."

David menambahkan.

"Seharusnya yang mendekati itu pria bukan wanitanya, kamu paham Cila?."

Cila tertunduk lesu diomeli papa David.

Cila memang merasa bersalah, pantas saja om Jati merasa risih karena ulah dia sendiri. Tapi kan dia tidak ngapa ngapain, tapi tetap saja dimata papanya dia tetap akan marah.

"Maaf pa, Cila hanya ingin punya teman bicara aja pa... bosan tahu dirumah terus"

Cila berucap hampir menangis, dia sedih karena tidak bisa bebas seperti teman temannya.

Betapa jahatnya dunia padanya, gadis yang seharusnya melihat dunia luar... tidak berlaku baginya.

"Tidak usah banyak alasan, papa melakukan itu karena banyak yang menargetkan kamu sebagai sasaran para penjahat."

David berusaha menenangkan emosinya karena putrinya membuatnya emosi.

Memang dia egois, tapi dia melakukan itu semua karena memiliki banyak musuh-- dan itu semua adalah dia bagian dari Blood Moon.

"Tapi pa, Cila hanya ingin ada yang mengajakku bicara bukan cuma sendirian saja dirumah"

Cila berkata lantang sambil menatap papanya penuh kekesalan.

David juga tidak kalah lantangnya.

"Berani kamu sudah melawan papa, HAH?"

David sangat ingin sekali memukul putrinya itu yang kini mulai membangkang, namun dia mencoba sekali lagi tetap tenang.

Tarno, Viona, dan semua rombongan lainnya hanya mengamati saja. Mereka tidak ada yang berani mencegah tuan mereka murka.

Kakek Suroto dan nenek Surati memilih pergi karena ada urusan mendadak... lalu duo itu menghilang dalam sekejab mata.

"Papa hanya tidak ingin kamu terluka apalagi musuh papa dimana mana, jadi papa harap kamu mengerti Cila alasan papa tidak mengizinkan kamu melihat dunia luar."

Ucapan David menggema dihutan itu, memarahi sang putri.

Namun Cila membalas perkataan papanya, dia tidak tahan jika terus terusan hidup seperti ini.

"Terserah papa mau bilang Cila apa, tapi yang pasti Cila mau hidup bebas seperti teman temanku pa"

"Dasar anak kurang aja--

"Whussh!

Jati menodongkan belati miliknya ke leher David.

"O- om?"

Cila terkejut melihat om Jati yang menghentikan tangan papanya ingin memukul wajahnya.

Jati hanya mengangguk singkat, lalu berkata pada David.

"Biarkan dia sedikit bebas karena aku yang menjaga putrimu, bukankah kau bilang aku sekarang bawahanmu... jadi menjaga putrimu adalah tugasku juga bukan?"

David terdiam mendengar ucapan Jati.

Sejujurnya dia tidak masalah jika Jati bersama putrinya, dia adalah pria yang baik meski dulu mempunyai masa lalu yang suram.

Hanya saja Jati memiliki banyak musuh, ditambah dia juga banyak musuh baik bisnis ataupun pribadi.

"Gimana nasip putriku jika harus hidup dibawah bayang bayang ancaman musuh?"

David tidak bisa membayangkan jika itu terjadi, maka Cila harus menjadi sasaran empuk bagi banyak musuh.

"Tidak perlu dipikirkan, aku tidak masalah harus mati demi putrimu itu karena sebenarnya jika boleh jujur."

Jati menghela nafasnya sejenak, lalu membuangnya dengan kasar.

"Aku bosan hidup, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat menebus semua kesalahanku dimasa lalu dengan mengabdi padamu."

Jati menundukkan tubuhnya, dan ini adalah pertama kalinya seorang Mafia tunduk pada seseorang.

"Kau bisa membunuhku jika putrimu terluka"

David menatap tidak percaya kearah Jati. Tarno, Viona, serta lainnya tidak menduga tuan Jati siap dibunuh karena bosan hidup.

"O- om Jati--."

Cila berdiri dengan tubuh mematung, Cila sama sekali tidak menyangka om Jati berkata seperti itu.

Cila sangat terharu mendengar tetapi Cila tidak mengerti mengapa om Jati berucap setegas itu-- tidak ada keraguan diwajahnya.

Seolah memang keputusannya sudah bulat, Mafia yang terkenal kejam dulu itu bosan hidup dan siap dibunuh dengan mengabdi pada pemimpin anak perusahaan Blood Moon itu.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!