MISI KEPENULISAN!
JANGAN HERAN JIKA ADA NOVEL DENGAN ALUR YANG SAMA.
Amanda Batari, atau lebih dikenal dengan nama Amanda, harus rela tinggal bersama pria yang bernama Daniel Aiden. Dan dia juga harus menjadi sekretaris Daniel selama 3 bulan. Hal itu dilakukan Amanda, sebagai upaya menolak perjodohan yang diminta kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NUR ASRI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan Yang Sangat Bagus
08
Pengurus rumah Amanda bernama Ibnu. Dia adalah pria berusia 45 tahun yang bekerja sebagai pelayan senior rumah Amanda. Ibnu juga kepercayaan Darma. Ibnu datang ke pesta mewakili Darma (kakek Amanda). Orang lain tidak tahu kalau Ibnu yang mewakili Darma adalah kakek dari Amanda.
Tapi semua orang tau, perusahaan Darma mendominasi pasar komersial. Sejak Darma pensiun, tidak terdengar lagi kabar mengenai dirinya. Terakhir kabar yang beredar, Darma mengajak cucu perempuannya atau Amanda keliling dunia.
Amanda kembali ke tempatnya. Amanda memandang Ibnu dengan cemas. Dia takut kalau Ibnu akan membongkar identitasnya. Ibnu melirikan matanya ke sebelah kanan pada Amanda, pertanda dia ingin berbicara. Amanda mengerti dengan isyarat yang diberikan oleh Ibnu. Amanda pergi ke pojok di mana tidak ada banyak orang di sama.
"Bagai mana kabarmu nona muda?" tanya Ibnu sambil berpura-pura mengambil makanan di meja.
"Aku baik paman" jawan Amanda yang juga sama berpura-pura mengambil makanan.
Ibnu dan Amanda saling diam. Ibnu memang bukan pria yang banyak bicara. Sementara Amanda sangat gugup saat melihat Ibnu.
"Paman kau.." Amanda hendak berucap. Namun dipotong oleh Ibnu. Ibnu tau apa yang akan dikatakan oleh Amanda.
"Aku ke sini atas perintah tuan besar. Kau tenang saja, aku tidak akan mengatakan apa pun pada semua orang" ucap Ibnu.
Amanda tersenyum "Terima kasih paman" ucap Amanda.
"Apa kau senang tinggal di sini?" tanya Ibnu melepas rindu.
"Aku sangat ters*ksa paman. Belum 1 minggu aku di sini, sudah banyak masalah yang menimpaku" keluh Amanda.
"Aku bisa melihat itu dengan jelas nona muda" balas Ibnu. "Tapi aku yakin, kau pasti bisa melewati semua ini" Ibnu memberikan semangat pada Amanda.
"Terima kasih paman" ucap Amanda.
"Kau tau nona muda, tuan besar sangat menghawatirkanmu. Dia berpesan padaku untuk menjagamu. Tapi aku di sini hanya satu hari. Aku tidak bisa menjagamu sepanjang waktu" ucap Ibnu.
"Paman, tolong sampaikan pade kakek. Aku tidak selemah itu. Aku bisa mengatasi masalah yang ku hadapi. Jadi dia tidak perlu khawatir" balas Amanda.
"Baik, aku akan mengatakannya" ucap Ibnu. "Em,, bagaimana dengan tuan Daniel?" tanya Ibnu.
"Bagaimana apanya?" tanya Amanda tidak mengerti.
"Menurut nona, apakah dia tampan? Tuan besar ingin tau pendapat nona" jawab Ibnu.
"Tampan? Cih, dia itu seperti raja ibl*s. Dia manusia berhati batu" ucap Amanda.
"Aku tau kau akan menjawab itu nona" balas Ibnu tersenyum.
"Ah,, sudahlah. Jangan bahas manusia itu lagi" pinta Amanda.
"Baiklah" setuju Ibnu.
"Paman, aku sangat merindukan kalian. Aku ingin segera pulang ke rumahku" ucap Amanda.
"Sabar nona. Kau masih harus di sini. Tuan besar tidak akan membiarkanmu pulang sebelum 3 bulan. Jika kau pulang sekarang, maka pernikahanmu akan langsung ditentukan" balas Ibnu.
"Hah,, baiklah.." pasrah Amanda.
Setelah berbicara dengan Ibnu, Amanda pergi ke tempatnya semula.
Sebelum pergi, Ibnu tersenyum dan memberikan jempol pada Amanda. Dia seolah tau apa yang dikhawatirkan oleh Amanda. Bagi Amanda, Ibnu adalah sosok ayah kedua setelah ayahnya. Kini Amanda bisa bernafas dengan lega.
Setelah pertunjukan piano, semua orang melanjutkan pestanya. Sonia kembali mendekati Amanda. Huh,, sungguh Amanda tidak mau berada didekat Sonia. Jika sudah berada didekat Sonia, seketika suasana berubah dengan hawa kebohongan.
"Permainan piano yang bagus" puji Sonia dengan terpaksa.
"Terima kasih nona Sonia" balas Amanda.
"Permainanmu memang bagus. Tapi menurutku, Sonia lah yang lebih bagus" ucap teman 1.
"Itu benar" timpal teman 2.
"Sudahlah,, masalah ini tidak perlu diperdebatkan" lerai Sonia.
Sejenak hening. Sonia siap berulah lagi untuk menunjukan kalau dirinya lebih unggul dari Amanda.
"Amanda, apa kau tau kakek Darma? Oh maaf, maksudku tuan Darma?" tanya Sonia.
"Tuan Darma?" gumam Amanda.
"Iya" ucap Sonia.
"Aku ta.." ucapan Amanda dipotong oleh Sonia.
"Pasti kau tidak tau kan? Ah,, aku lupa. Kau itu berasal dari kampung. Jadi jelas jika kau tidak tau" potong Sonia dengan tajam.
"Benar itu. Gadis kampung mana tau apa-apa" timpal teman-teman Sonia.
"Kalian tau? Tuan Darma, em,, maaf yah, aku lebih sering memanggilnya kakek" ucap Sonia.
"Kakek?" ucap Amanda dalam hati. "Sejak kapan kakekku pempunyai cucu perempuan lain?" tanya Amanda.
"Memang kau kenal pada tuan Darma?" tanya salah satu teman Sonia.
"Tentu saja. Aku sering bertemu dengannya. Dan dia mengatakan kalau aku bisa memanggil dia dengan sebutan kakek. Dia sudah menganggapku seperti cucunya sendiri" bangga Amanda.
"Wow,, kami iri padamu Sonia" balas teman Sonia dengan kagum.
"Cih, iri dari mananya? Jelas-jelas dia berbohong" ucap Amanda dalam hati.
"Amanda, perlu kau ketahui. Kakek Darma adalah pemilik perusahaan yang menguasai pasar komersial. Dia menjadi salah satu orang terkaya di dunia" ucap Sonia membanggakan Darma.
"..." Amanda tidak menggubris perkataan Sonia. Meskipun kali ini perkataannya 100% benar.
"Dan kau tau? Kakek Darma itu mempunyai cucu perempuan" ucap Sonia.
"Ya, kami tau. Katanya beberapa waktu lalu, tuan Darma mengajak cucunya keliling dunia" balas teman Sonia.
"Ya, benar. Cucu kakek Darma itu adalah temanku. Aku sering berbincang dengannya, aku sangat mengenalnya. Bahkan kami pernah tidur bersama" jelas Sonia.
"Tidur bersama? Aku bahkan tidak sudi satu ruangan bersamamu Sonia" ucap Amanda dalam hati dengan kesal.
"Apa? Kalian tidur bersama?" kaget teman Sonia.
"Iya. Aku pernah main ke rumahnya, dan kami tidur bersama. Kami bercerita, bertukar pengalaman, dan masih banyak lagi" jawab Sonia menjadi-jadi.
"Hahahahh..." Amanda tertawa mendengar kebohongan Sonia.
Begitu pintarnya Sonia membuat cerita. Seharusnya dia menjadi penulis novel saja.
Sonia menjadi panik saat Amanda tertawa. Sonia menduga kalau Amanda tau dirinya sedang berbohong. Sonia bahkan tidak pernah bertemu dengan cucu Darma.
"Apakah dia tau kalau aku berbohong?" tanya Sonia dalam hati. "Tidak, aku yakin dia tidak tau kalau aku berbohong. Tidak mungkin Amanda tau kalau aku sedang berbohong" pikir Sonia.
Amanda merasa lucu pada kebohongan Sonia. Di awal, dia sudah mengatakan tentang kebohongan pelatih pianonya. Sekarang, dia berbohong tentang cucu perempuan Darma yang sebenarnya adalah Amanda.
Tidak ada orang yang pernah melihat wajah dari cucu Darma. Jadi mereka tidak bisa mengenali identitas Amanda yang sebenarnya. Hanya sedikit orang yang pernah melihat Amanda. Bahkan itu hanya keluarga dekat saja.
Sejak Amanda selesai bermain piano hingga sekarang, Daniel terus menatap Amanda. Amanda tau kalau Daniel sedang menatapnya. Amanda juga tau apa yang ada di pikiran Daniel saat ini. Daniel pasti tidak menyangka kalau Amanda bisa bermain piano sebaik itu. Namun Amanda mengacuhkan hal itu.
Malam semakim larut. Melihat waktu yang sudah mulai malam, Amanda memutuskan untuk pergi. Namuh saat dia hendak pergi, tiba-tiba Daniel muncul di hadapannya.
