Cinta Sedingin Es

Setelah makan malam

"Antar aku pulang..."

"Mau pulang sekarang?"

Cindi mengangguk

"Ok.."

Saat Cindi membuka pintu tiba-tiba...

jdeeeerrrrrr......

Suara petir menyambar begitu kerasnya. Cindi yang kaget tiba-tiba mematung, melihat Cindi, Rafa langsung menarik tangan Cindi. Untuk kembali masuk kedalam ruangan itu.

"Lihat...tuhan saja tidak mengijinkanmu pulang"

Kemudian Rafa mengajak Cindi masuk lebih kedalam lagi.

"Kamu tidur saja disini"

"Tapi..."

"Lihat...hujannya tambah deras...ada petirnya lagi..."kata Rafa sambil menunjuk kearah jendela " Kan bahaya kalau naik motor sambil hujan-hujanan nanti kamu masuk angin,aku yang disalahin "bohong Rafa karna sebenarnya dia juga memiliki mobil.

Cindi mengangguk.

"Kamu tidur di kamar saja...aku tidur disofa" Ucap Rafa,menepuk bantal sofa untuk tempatnya meletakan kepalanya.

Cindi langsung masuk kekamar Rafa kemudian menutup pintunya rapat-rapat dan tidak lupa mengunci pintunya.

Rafa yang mendengar suara pintu yang terkunci kemudian mendongak keatas seolah bisa melihat pintu kamarnya dari tempatnya berbaring "dasar...kamu takut aku menjahilimu? tidak taukah kamu ada berapa banyak gadis yang menginginkan agar aku menjahili mereka?" gumam Rafa sambil tersenyum dengan gelengan kepalanya.

astaga aku ini kenapa??

Tak terasa pagi tiba, Cindi yang baru mengumpulkan setengah nyawanya dibuat terkejut oleh pemandangan didepannya.

Dia melihat Rafa yang sedang mengeringkan rambutnya,dan hanya memakai handuk dipinggangnya.

"Aaaaaahhhh....."teriak Cindi.

Sontak Rafa pun kaget, Rafa yang tadinya sedang mencari seragamnya dilemari tiba-tiba bergerak memutar menghadap sumber suara, Karna kaget tiba-tiba handuk yang dipakai Rafa melorot dan....

"Aaaahhhhhh......"teriak Cindi lebih kencang dari yang tadi sambil menutup matanya.

Rafa buru-buru memakai handuk itu lagi dan segera mengambil seragam sekolahnya.

Setelah selesai memakai seragamnya,

"Udah...buka mata kamu...aku sudah pake baju"

" Astaga...pagi-pagi sudah membuat mata gatal" gerutu Cindi.

"Kamu juga...pagi-pagi sudah membuat telinga gatal" balas Rafa.

Cindi terdiam sejenak.

"Perasaan tadi malam pintunya sudah kukunci" Cindi bergumam kecil namun Rafa masih bisa mendengarnya.

"Iya....tapi kamu lupa siapa tuan rumah disini...aku punya kunci cadangan" ucap Rafa dengan seringainya.

"Eh...?" Cindi melebarkan matanya,tak percaya ucapan rafa,dia serasa seperti ditipu. Percuma dong dia mengunci pintunya semalam.

"Sudah lah cepat mandi" kata Rafa sambil melemparkan handuk kearah Cindi. "seragam kamu sudah bersih" Rafa menunjuk baju seragam yang sudah terlipat rapi diujung ranjangnya.

Setelah bersiap berangkat sekolah, mereka terlebih dulu mampir kerumah Cindi.

"Cindi....semalam kamu menginap dimana? tante khawatir,kenapa gak kasih kabar?" sambut Aryana.

"Tadi malam Cindi nginap dirumah teman, waktu mau pulang malah hujan lebat, jadi gak bisa pulang" Tutur Cindi.

"Oh...kamu diantar siapa sayang?" kembali Aryana bertanya.

"eh...itu Rafa teman sekelas cindi"

"kenapa nggak diajak masuk?kita sarapan bareng" bujuk Aryana.

"Nggak usah tante...tadi udah sarapan kok"

Cindi langsung masuk kedalam dan mengambil bukunya dan langsung keluar menghampiri Rafa.

Tiba-tiba ada mobil datang,siapa lagi kalau bukan Kevin yang mau menjemput ivy. Sebenarnya Kevin tidak ingin menjemput Ivy,tapi karna dia sekalian mau melihat Cindi,jadi kevin bersedia menjemputnya.

"Eh kak Kevin" teriak Ivy yang berlari menghampiri Kevin yang masih didalam mobil,

Kevin tidak menghiraukan Ivy,yang ia pikirkan adalah siapa laki-laki yang menjemput Cindi.

Ivy yang datang menghampiri Kevin sambil melirik sinis pada Cindi,dan Cindi juga mengerti maksud Ivy yang seakan mengejek dirinya. Ivy langsung masuk kedalam mobil Kevin.

Kevin yang pandangannya masih tertuju pada Cindi kemudian masuk kedalam mobil karna Ivy memanggilnya.

Kemudian mobil Kevinpun berjalan meninggalkan Cindi dan Rafa disana.

"Apa kamu gak punya mobil yang lebih bagus dan lebih mahal darinya?" tanya Cindi pada Rafa sambil melihat mobil Kevin yang melaju.

"Jangan bilang kamu mau jadi cewek matre...??" goda Rafa.

Cindi hanya melihat Rafa dan naik kemotornya.

Sumpah,Cindi hanya tidak suka dipandang seperti itu oleh Ivy,seakan Ivy adalah pemenangnya.

Oke lo jual gue beli...!

Happy reding semua....

mohon kritik dan sarannya ya....

terima kasih