NovelToon NovelToon
Pria Kedua

Pria Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Patahhati / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:3.8M
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Aira tidak pernah berharap menikah untuk kedua kalinya. Namun dia menyangka, takdir pernikahan pertamanya kandas dengan tragis. Seiring dengan kepedihan hatinya yang masih ada, takdir membawanya bertemu dengan seorang pria.


"Aku menerimamu dengan seluruh kegetiran dan kemarahanmu pada seorang lelaki. Aku akan menikahimu meski hatimu tidak tertuju padaku. Aku bersedia menunggu hatimu terbuka untukku," ujar pria itu.

"Kamu ... sakit jiwa," desis Aira kesal sambil menggeram marah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curahan hati

Aira berangkat kerja di antarkan oleh Eros. Bukan keinginan Aira ingin bermanja pada suaminya, tapi mama kembali mendikte langkah mereka karena takut kenapa-kenapa dengan kandungan Aira. Meski tidak suka, mama Eros termasuk mertua yang baik menurut Aira. Beliau baik.

Eros tampak menuruti semua pendiktean orangtuanya. Sebenarnya dia bukan pria yang masih anak mama. Dimana selalu mengedepankan semua pendapat mamanya. Hanya saja pada cerita ini, dia sedang terdesak. Mungkin saja dia ketakutan Aira akan membongkar perselingkuhannya dengan cepat. Jadi dia menuruti semua keinginan bundanya.

Aira sampai di pintu masuk gedung mall tempatnya bekerja. Tanpa berpamitan, dia langsung turun dan berjalan menjauh dari mobil. Bukan mempercepat langkah yang menunjukkan bahwa dia sedang marah. Kakinya berjalan santai dan melenggang dengan tenang.

Eros tahu pasti di balik ketenangannya itu tersimpan sikap dingin yang menyimpan rasa amarah memuncak. Semakin Aira tenang, itu berarti marahnya semakin besar.

Ponsel Eros berdering.

"Ada dimana?" tanya sebuah suara perempuan.

"Aku mengantar Aira kerja."

"Mengantar? Bukannya dia selalu membawa motor kalau bekerja, sayang?" Panggilan manja ini sudah pasti dari bibir Nara.

"Mama menyuruhku selalu mengantarnya."

"Kenapa?"

"Mama mungkin merasa kasihan melihatnya pulang pergi kerja dengan naik motor."

"Lalu aku bagaimana?" tanya Nara dengan suara manjanya. Padahal wanita ini tidak sengaja membentuk suaranya supaya manja, tapi sudah menjadi kelebihannya. Nada suaranya terdengar manja dan lembut.

"Pakailah motor yang aku belikan waktu itu Nara."

"Emm ... kamu enggak sayang lagi sama aku?" tanya Nara mulai merajuk.

"Bukan seperti itu. Aku belum bisa berkutik, Na."

"Dia melaporkanmu pada orangtua dan meminta cerai?" tanya Nara paham.

"Justru dia banyak bungkam, Na. Dia tidak membicakan soal kita pada siapa-siapa di rumah. Hanya saja itu semakin membuatku kebingungan."

"Kamu iba? Kasihan? Atau kamu mulai mencintainya lagi?"

"Ini waktunya berangkat kerja, Na. Kamu juga harus segera berangkat. Kamu tidak boleh terlambat."

"Kamu mengalihkan pembicaraan. Ya sudahlah ... Aku berangkat kerja juga. Dah sayang, mmuach." Eros tidak membalas kecupan lewat ponsel dari Nara. Dia hanya diam sambil melihat ke arah gedung mewah yang di jadikan mall itu.

Iba? Dikatakan iba sepertinya tidak tepat. Eros yang kadang ketakutan, bukan dia. Bahkan Aira bisa memoles mimik wajahnya di depan mama dan papa dengan apik dan profesional. Padahal perkara ini tidak ringan. Ini permasalahan pelik di dalam rumah tangga.

Eros takjub juga merinding melihat Aira mampu bersikap sewajarnya dengan luka yang di torehkannya. Awalnya Eros membayangkan perempuan ini akan marah semarah-marahnya dan memintanya cerai. Atau kalau memang dia masih ingin menjadi istrinya karena masih mencintainya, seharusnya Aira akan menangis terus menerus dan meminta dirinya pergi jauh dari Nara. Memohonnya kembali.

Aira itu tidak pada kedua dugaan tadi. Dia marah, tapi hanya mencaci seperlunya. Dia sedih, tapi tetap bisa bersikap layaknya seorang istri. Walaupun kegiatan intim tentu tidak akan pernah di lakukan lagi. Karena itu tidak mungkin. Dia sakit hati dan muak tapi bisa tersenyum di hadapan semua keluarganya.

Semua cerita orang marah saat di selingkuhi, tidak nampak padanya. Ini membuat Eros justru berpikir keras. Apa yang sebenarnya di rencanakan istrinya? Pikirannya selalu was-was dan tidak tenang. Ketenangan Aira menanggapi perselingkuhannya yang nyata membuatnya sedikit tertekan.

"Tumben datang pagi?" tegur Hito saat berpapasan di pintu gerbang masuk karyawan. Dia seorang security disini. Aira memperhatikan sekeliling. Ini memang masih sepi. Lalu matanya melirik ke arah dinding. Masih setengah delapan lebih. Biasanya dia datang kurang lima belas menit dari jam masuk kerja. Masih empat puluh lima menit lagi.

"Ingin tidur," jawab Aira. Ini bukan kata kiasan. Dia memang ingin tidur dulu sambil membunuh waktu sampai waktunya masuk nanti.

"Memangnya tadi malam enggak tidur? Mentang-mentang sudah punya suami malam-malam enggak tidur," ledek Hito yang sudah mengenalnya lama karena satu sekolah dulu. Aira tidak menggubris ledekan menjurus ke hal-hal porno itu. Kaki Aira menuju ke ruang istirahat karyawan. Dia benar-benar ingin tidur. Di rumah dia tidak bisa tidur nyenyak. Banyak hal tidak menyenangkan berkelebat di benaknya.

Baru sekitar lima menit Aira merebahkan tubuh, Yeri sudah mengusiknya. Teman sekolahnya ini adalah staff HRD junior disini.

"Aku melihatmu lewat di depan kantor."

"Ada apa?" tanya Aira masih dengan rebahan.

"Bangun dong. Bukan kamu yang harus tanya ada apa, tapi aku," dengkus Yeri.

"Yang ganggu aku kan kamu," bantah Aira gusar. Akhirnya dia bangkit dan duduk sambil kucek-kucek mata.

"Kemarin kemana? Kok tiba-tiba saja ijin enggak masuk kerja." Ternyata Yeri bahas kemarin.

"Oh, itu. Memangnya Eros ijin apa?" Aira justru balik tanya.

Yeri menepuk lengan Aira gemas. "Kamu ini ditanya malah nanya."

"Aku beneran tanya. Eros kemarin ijinin aku apa?"

Melihat wajah Aira serius, Yeri akhirnya menjawab. "Dia bilang kamu sakit. Gitu. Memang benar?" tanya Yeri menyelidik. Bukan hanya sebagai staff HRD tapi juga sebagai kawan dekat.

"Ya, begitulah...," jawab Aira santai tapi terdengar getir. Yeri hendak memprotes, tapi tidak jadi.

"Ada yang lagi dipikirin sama kamu yah..."

"Banyak." Mungkin maksud Aira bercanda, tapi Yeri sudah menatapnya lurus ingin jawaban pasti, bukan abal-abal.

"Jawab yang benar, Ai. Raut wajah kamu menunjukkan kesedihanmu. Kalau biasanya kamu bisa bohong, kali ini enggak. Meskipun tersenyum kamu kelihatan sakit. Jadi aku yakin ini bukan masalah sepele," ujar Yeri yang langsung membuat Aira menghilangkan senyumannya. Menjadi kawan dekat itu kadang membuat kita paham dengan apa yang sedang di sembunyikan sobat kita.

"Eros ... selingkuh," ucap Sigi lirih. Dia tidak bisa mengelak lagi. Namun di dalam indra pendengaran Yeri, suara lirih ini layaknya genderang perang. Menyalak tajam dan kuat. Tangan Yeri reflek menutup mulutnya yang menganga.

Ruang istirahat masih sepi. Karena Yeri saja, yang bawa kunci pintu utama karyawan, baru datang. Jadi pembicaraan sensitif ini sangat aman.

"Benarkah itu, Ai?" tanya Yeri setelah melepaskan telapak tangannya. Dia tidak tahu harus bertanya apalagi. Wajah Yeri jadi ikut sendu dan getir.

"Ini tentu bukan pilihan kalimat yang tepat, jika aku hanya ingin bercanda," kata Aira. Yeri paham. Hanya saja Yeri sedang terkejut dengan pengakuan kawannya.

"Lalu kamu bagaimana?" tanya Yeri kemudian. Setelah bisa mengumpulkan nyawanya yang sempat lenyap tadi, kini Yeri paham. Dia harus memastikan keadaan Ai baik-baik saja.

"Seperti yang kamu lihat." Ai menjawab dengan tenang.

"Bukan tubuhmu, tapi perasaanmu, jiwamu," desak Yeri.

"Soal itu jangan di tanya. Sudah pasti aku remuk luar dalam, Yer. Ini sangat menyakitkan ...." Suara Aira mulai tenggelam. Digantikan tangis yang menyapa. Aira menangis. Yeri langsung memeluknya. Tak terasa matanya ikut panas dan akhirnya menangis juga.

Acara tidur untuk membunuh waktu tadi lenyap. Di ganti dengan Aira yang berusaha memulihkan wajah sembabnya dengan mencuci muka dengan facial wash. Yeri sudah kembali ke ruangannya.

Setelah selesai membasuh wajahnya, kaki Aira menuju ruangannya. Merias wajahnya yang sudah polos tanpa make-up apapapun. Yeri muncul di ruangan Aira. Lalu duduk tepat di depan perempuan muda yang sudah berstatus menikah itu.

"Sudah baikan?" tanya Yeri. Aira mengangguk pelan sambil memulas blush-on pada kedua tulang pipinya. "Aku sangat syok. Apalagi kamu ...," ujar Yeri iba sambil meringis ngeri membayangkan ada pada posisi Aira.

"Jangan di bayangkan." Aira bisa tahu kengerian yang di bayangkan Yeri yang belum menikah.

"Sabtu malam akan ada pelantikan manager baru," ujar Yeri setelah bisa membuang rasa ngeri itu.

"Manajer mana? Bukannya manajer fashion masih ada." Kali ini Aira memulas bibirnya dengan lip cream bertekstur matte berwarna terracota.

"Itu manajer untuk penyewaan stand di area."

"Ambil orang dalam?"

"Enggaklah ... Mana mungkin. Katanya sih masih orang sini juga. Orang kota ini. Temannya bos. Direktur kita yang membawanya." Yeri menjelaskan. Aira hanya mendengarkan.

1
Inah Ilham
sudah baca 30 episode baru nyadar klo ini karya lady_ Ve, pantes mc nya wanita muda yg tangguh
Lienda nasution
alah....ceritanya bertele tele thor
Tri Lestari Endah
Dari awal sampai disini ceritanya buat greget
banyak pelajaran yang di dapat

berharap ada bonchap sampai aira melahirkan
masih terbawa kesel sm nara dan eros
rasa sakit dan trauma aira belum sebanding sakitnya nara dan penyesalan eros
Latifah Latifah: setujuuu
total 1 replies
Ririnyulianti Yulianti
Luar biasa
Bang Juky
umur 16 si aira dah kerja ya
Anik kartin
banyak pesan moral yg disampaikan pada tiap tokohnya..semoga kita bisa belajar dr tiap kejadian dan mengambil hikmahnya...semangat kak untuk karya selanjutnya..
Anik kartin
bukan cinta....tapi DOSA
Yomita Hervina
agak aneh ibrar jg ngomong wanitaku saat di dpn yuta n wira jg jk ga salah.kl sdh sprti itu kesannya dia mmg pny affair dgn prmpuan tsb,kecuali kl itu dia lakukan di dpn org asing/bukan kenalan.
Sri Widjiastuti
tegas mu telat eros
Sri Widjiastuti
oalah nduk2 sdh tau rasanya jd pencuri. sekarang parno kecurian
Sri Widjiastuti
adakah sosok ibrar beneran, hari gini😇😇
Tiadayanglain
Betul tu nara
Aira masih sangat ingin dekat eros
Buktinya dia masih g bisa move on
Tiadayanglain
Kok aneh perempuan ni udah di sakitin tapi kok susah move on
Kesan nya kayak perempuan bodoh
Tiadayanglain
Aneh kakak kok hri tu ibrar ngaku wanitaku
Tiadayanglain
Nah pelihara anak haram MU eros
Anak dalam nikah meninggal
Jadi aira ga da iktan lagi
seru_seruan
aku ngulang baca entah keberapa kalinya.
kalo Aira, kakaknya Ibrar dijodohin sama Yuta gimana y...?
Nurazmi Azmi
Kok nggak di cerita in Aira itu masih hamil apa keguguran ya, YG jelas dong Thor jangan bikin bingung
Adelia ZahrotusShifa
terus semangat berkarya thoooor
Sriza Juniarti
lanjut kk🥰💕
Sriza Juniarti
alurnya bagus saya suka🥰💕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!