Khodam Leluhur

Awan hitam nampak menyelimuti langit kota. Suara bising kendaraan dan teriakan para pengguna jalan seakan tak pernah berhenti. Saras merasakan pening di kepalanya nampak menyandarkan punggung pada sandaran kursi di dalam mobil.

Ketika itu ponsel nya berdering, telpon dari seorang perawat segera ia angkat.

"Iya sus,... ada apa?" Tanya nya

"Maaf nona, tuan Pandu dari pagi tidak mau makan, sudah terus di bujuk tapi tetap tidak mau. Tuan Pandu terus menanyakan non Saras " Ucap perawat dengan nada lirih

Saras menghela nafas panjang, kondisi kakak nya yang belum stabil membuat nya merasa sedih. Kejadian beberapa tahun silam rupanya masih membekas di ingatan nya dan meninggalkan luka trauma yang begitu dalam. Apalagi ditambah kemunculan sosok tinggi besar yang sering mendatangi Pandu membuat Pandu seperi orang linglung. Padahal dulu pernah dilakukan semacam ruqyah atau pembersihan tetapi sosok itu terus muncul di saat lengah. Arshy dan kedua kakak nya terus berusaha agar sosok itu tak lagi datang, namun upaya mereka tidak membuah kan hasil,dan sosok itu masih saja datang. Bahkan pagar ghaib yang dibuat Arshy pun tidak mampu menahan kedatangan sosok itu.

Mendapat kabar itu,Saras pun meminta sopir nya untuk mempercepat laju mobil. Setalah beberapa menit,Saras sampai di rumah. Gadis itu segera pergi menuju kamar kakak nya. Dulu Pandu sempat dirawat di sebuah yayasan yang menangani kasus depresi dan sebagainya,tetapi selama si yayasan itu kondisi Pandu malah semakin parah ,dia sampai ngamuk dan hampir mencelakai dirinya sendiri, akhirnya Arshy dan Alam memindahkan cucu mereka untuk di rawat di rumah,tentunya dengan perawat dan dokter yang selalu standby. Mereka berani membayar mahal demi kesembuhan cucunya.

"Oma,gimana kakak. Apa dia masih belum mau makan ?" tanya Saras ketika bertemu Oma nya

Arshy terlihat sedih,dia menggeleng lemah. Kondisi Arshy pun sedang tak baik,sudah dua hari dia terbaring di tempat tidur. Tapi karena bosan Arshy memilih rebahan di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Oma masih sakit ?" Tanya Saras sambil meraih tangan Oma nya

"Oma sudah enakan,gimana sekolah kamu ? Lancar ?" Tanya Arshy

"Alhamdulillah,lancar Oma. Semua teman-teman di sekolah baik-baik" Jawab Saras sambil tersenyum

"Syukurlah kalau semua nya baik-baik saja. Ya sudah mending sekarang kamu ganti pakaian,terus makan siang. Kamu juga belum sholat kan?"

"Belum Oma " Jawab Saras

"Ya udah,kamu ganti pakaian ,solat abis itu makan siang " ucap Arshy

"Iya, Oma. Nanti ya,aku mau lihat kakak dulu " Ucap Saras

"Ya sudah ,sana pergi! kasian kakak kamu dari pagi nanyain kamu terus sampai gak mau makan dia ,Oma juga gak bisa bujukin kakak kamu " Arshy menatap sendu cucunya.

"Baiklah Oma,aku ke kamar kakak dulu ya" Saras akhirnya beranjak ke kamar kakak nya.

Saat dia sampai di depan kamar Pandu,nampak suster membawa nampan makanan berdiri di depan pintu yang rupanya dikunci dari dalam.

"Sus..." Ucap Saras ,suster yang terlihat cemas itu pun menoleh,hatinya sedikit merasa lega saat melihat Saras.

"Non Saras... syukurlah non sudah datang,dari pagi tuan Pandu tidak mau makan,sekarang malah pintu nya dikunci " Ucap suster dengan raut cemas

"Ya udah biar aku bantu bujukin" Saras mengetuk pintu kamar.

Tuk tuk tuk

"Kak,...ini aku Saras,kenapa pintu nya dikunci? Apa aku boleh masuk ?" Ucap nya pelan

Mendengar suara adiknya, Pandu segera membuka pintu,Saras tersenyum lega dia menoleh ke arah suster lalu meminta nampan makanan itu.

"Biar saya saja sus,suster bisa istirahat" Ucap Saras tersenyum

Suster mengangguk, wajahnya yang lelah tersenyum lega.

Bagitu pintu terbuka,Saras segera masuk membawa makanan sedangkan Pandu dengan wajah datar melangkah ke tempat tidur.

"Bahagia perasaan kakak hari ini? Katanya kakak belum makan ya ?" Tanya Saras meletakan makanan di meja .Ia lalu duduk di samping kakak nya.

"Kamu tahu,saat ini hanya kamu yang aku punya selain Oma dan Opa. Kakak lah pengganti kedua orangtuaku,tapi melihat kakak seperti ini hati aku sedih kak. Oma dan Opa juga sedih,apalagi Oma saat ini sedang sakit" Ucap Saras lalu meraih tangan Pandu

"Kakak makan ya,aku suapin " Ucap nya

Pandu hanya diam tak merespon,Saras hanya menghela nafas berat,hatinya terluka dengan kondisi kakak nya yang seperti hidup segan mati tak mau.

"Dulu kakak yang sering suapin aku ketika aku gak mah makan,sekarang giliran aku yang suapin kakak. Ayo,buka mulut nya !"

Pandu menurut,Saras pun senang karena akhirnya kakak nya itu mau juga makan.

"Oh iya kak ,tadi hari pertama aku masuk sekolah. Seru loh semua teman-teman di sekolah baik-baik. Sekarang saja aku sudah punya teman namanya Airin ,dia baik dan cantik" Ucap Saras menceritakan kegiatan nya

"Cantikan juga kamu,karena kamu mirip mama " Ucap Pandu membuat Saras seketika membeku. Ini kali pertama kakak nya bicara setelah beberapa tahun terakhir.Air matanya pun lolos merasa terharu melihat kemajuan kondisi kakak nya. Ia berharap ini adalah awal yang baik.

"Aku sayang kakak. Cepat sembuh ya kak,kasihan Oma dan Opa lihat kakak seperti ini terus " Ucap Saras lirih

Pandu mengangguk kecil namun tatapan nya kosong.

Saras terus menyuapi kakaknya hingga makanan itu habis tak tersisa.

"Alhamdulillah,makan nya habis. Sekarang kakak minum ya !" Saras memberikan air minum dan langsung diminum oleh Pandu.

"Ya Allah...segera sembuhkan lah kakak ku,biar dia bisa beraktivitas dan melakukan apa yang dia inginkan " Batin Saras menatap pandu dengan maya berkaca-kaca

"Sekarang kakak tidur ya,aku mau ganti baju dulu. Nanti aku ke sini lagi ,tapi pintunya jangan dikunci !" Ucap Saras sambil merapikan piring dan gelas yang sudah kosong.

Saras kemudian membantu Pandu untuk berbaring. Ia lalu mengambil piring dan gelas kotor lalu diletakkan di atas nampan.

"Kalau ada apa-apa, panggil nama aku tiga kali,maka aku akan segera datang untuk kakak " Ucap Saras sebelum meninggalkan kamar kakak nya.

Pandu hanya diam tak ada respon ,hanya kedipan mata nya saja yang sudah seperti isyarat.

Sarah segera pergi namun sebuah bayangan hitam di dinding membuat jantung nya mau lepas.

"Astaghfirullah ..." kejut nya lalu reflek menoleh ke belakang , tetapi tak ada apapun di belakang nya itu. Hanya ada kakak nya yang terbaring dengan mata tertutup.

Saras cepat-cepat meninggalkan kamar ,ia menutup pintu kamar dengan sangat hati-hati,tak ingin suara pintu mengganggu kakak nya.

"Huuuuhhh.....apa itu tadi ? Masa iya cuman perasaan ku,orang tadi aku lihat nya jelas banget " Gumam nya sambil berjalan menuju dapur

Saras pun teringat kata-kata Airin tadi,namun ia bingung untuk mengartikan nya,apa maksud ucapan Airin ,ia benar-benar tak mengerti.

"Coba nanti aku tanya Oma deh, barangkali Oma tahu sesuatu" Gumam nya lagi

Selesai sholat,Saras kembali menghampiri kakak nya,saat di depan pintu ia mengerutkan kening. Merasa ada yang aneh di dalam kamar kakaknya.

"Kok seperti orang ngobrol,apa jangan-jangan kakak sudah bisa diajak ngobrol " Gumam nya penasaran,ia mengira di dalam kamar ada Oma atau Opa nya.

Tanpa mengetuk pintu, gadis itu membuka pintu perlahan. Namun apa yang dia lihat setelah pintu kamar terbuka,justru di dalam kamar tidak ada siapa-siapa. Hanya ada kakak nya yang masih terlelap.

"Aneh, kok gak ada siapa-siapa. Jelas-jelas tadi seperti orang ngobrol " Gumam nya bingung

Mendadak rasa takut merayapi perasaan nya,Saras kemudian menutup pintu kamar lalu pergi menjauh.

Di dalam kamar,sosok tinggi besar menatap pintu dengan kedua mata yang merah menyala dan sangat tajam,seolah tatapan nya itu dapat menembus pintu.

(gambar hanya pemanis)

Saras menghampiri Oma nya yang masih berada di ruang tengah sambil memejamkan matanya. Saras mengira jika Oma nya tertidur,tetapi pada kenyataannya,Oma nya itu tengah berkomunikasi dengan leluhurnya.

"Aku harus bagaimana nek ? Aku sudah tua, kemampuan ku mulai melemah,sedangkan Pandu dan Saras masih sangat membutuhkan ku,terutama Pandu. Bagaimana caranya mengusir makhluk itu dari sisi Pandu?" Batin nya

"Bukan kemampuan mu yang lemah cucuku ,tetapi makhluk itu yang terlalu kuat. Kamu janga khawatir sesungguhnya makhluk itu tidak berniat menyakiti Pandu,dia hanya ingin melindungi Pandu tetapi caranya yang salah. Apalagi Pandu yang merupakan manusia biasa berbeda dengan Saras yang terlahir berbeda. Saras mewarisi ilmu kebatinan dan kemampuan spiritual,mungkin saat ini kemampuan Saras belum keluar,tetapi sebentar lagi Saras akan tahu siapa dirinya sebenarnya,dan mungkin saja Saras lah yang bisa menjauhkan makhluk itu dari Pandu " Tutur sosok yang tak terlihat wujud nya tetapi begitu jelas suara nya ditelinga Arshy

"Tapi nek,kenapa bunda tidak pernah datang , bahkan setelah aku panggil-panggil pun bunda tak pernah muncul ?" tanya Arshy dengan nada sedih

"Itu karena semua ingatan nya tentang kamu dan yang lain semasa hidup sudah hilang,pada nenek dan kakek mu saja dia sudah tak ingat. Tapi kamu tenang saja bunda kamu kini jadi sosok pemimpin yang bijak dan adil di dunia barunya" Ujar sosok yang dipanggil nenek itu

"Kenapa begitu,nek ?" Tanya Arshy tak mengerti

"Karena itu salah satu konsekuensi nya,dan syarat mutlak untuk pengganti ratu sebelum nya"

"Jadi begitu,pantas saja selama ini bunda tidak pernah datang,padahal aku sangat merindukan bunda " Lirih Arshy sedih.

"Jangan sedih cucu ku ! Karena memang sejatinya seorang yang terpilih menjadi ratu alam ghaib ,semua ingatan masa lalu nya harus dihapus. Itu semua demi kelangsungan semua kehidupan baik di dunia manusia maupun dunia ghaib "Tutur sosok itu

"Aku gak ngerti nek ?" Arshy nampak bingung

"Jangan kan kamu, author yang nulis saja gak ngerti dengan apa yang dia tulis"

Saras menyentuh tangan Oma nya,masih terasa hangat,dan dadanya pun terlihat kembang kempis.

Huuuuhhh....gadis itu menghela nafas lega.

Arshy membuka mata,lalu menoleh pada cucu nya.

"Kamu pikir Oma sudah selesai (meninggal )?"

....