Seorang pria mengagumi seseorang wanita yang selama ini diam-diam dia awasi. Semua itu terjadi berawal kejadian kecelakaan yang menimpa dirinya hingga dia merasa tertarik pada wanita itu.
Sampai pada akhirnya dia nekat untuk mendekatinya dan dari itulah pria itu menunjukkan perhatian lebih hingga wanita itu merasa risih.
"Stop jangan mengikuti aku terus."ucap wanita itu yang membalas dengan nada kesal.
Apakah wanita itu menerima kehadirannya dan memilih dirinya menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari dalang masalah (IITG)
"Dia kan pria yang aku tolong itu." Gumam Nadira yang tak menyangka jika pria itu yang dia temui.
"Kenapa harus seperti ini,b benar-benar sial aku." Batin Nadira yang menangis melihat kondisinya saat ini.
"Aku harus pergi, sebelum pria itu bangun." Gumam Nadira yang mencoba bangkit dari tempat tidur.
Saat Nadira bangun, tiba-tiba saja dia merasakan sakit di area yang membuat dirinya makin tersiksa oleh rasa sakit itu.
"Aww." langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
"Jangan sampai pria itu bangun." Batin Nadira yang akhirnya mengambil baju miliknya yang berserakan di lantai.
Setelah itu Nadira pergi dari tempat itu dengan ekspresi sedihnya setelah kejadian yang menimpa dirinya. Nadira benar-benar tak bisa menahan tangisan.
"Kenapa harus pria itu, aku benci dia." Gumam Nadira yang benar-benar kecewa.Kenapa semua berawal dirinya hanya menolong pria itu dari kejadian kecelakaan itu dia malah membalas seperti ini, Nadira pun keluar dari hotel dan langsung menuju halte bus.
Sedangkan di posisi Gio sekarang, la baru saja bangun dari tidurnya. Dia terlihat sedikit bingung bercampur rasa sakit pada kepalanya.
Dia sedikit kaget dengan penampilan yang hanya memakai selimut dibadannya.
"Kenapa aku dalam posisi seperti ini." Batin Gio yang masih menahan rasa sakit di kepalanya
Gio segera bangkit dari tempat tidurnya, mengambil celana dan baju kerjanya yang dimana dalam jas itu ada handphone miliknya. Gio segera menghubungi Yoga asistennya untuk segera menemui dirinya.
Beberapa menit kemudian
"Tuan." sapa Yoga pada tuannya, spontan saja Yoga kaget dengan keadaan tuannya yang dimana lehernya terdapat tanda merah. Kecurigaan itu makin besar, apa mungkin tuannya bersama seorang wanita.
"Lebih baik baik kamu diam, cepat kamu cek cctv di hotel ini. Siapa orang yang melakukan hal ini." Perintah Gio yang sedang sibuk memakai baju kerjanya.
Gio benar-benar kesal, kenapa jadinya seperti ini. "Baik tuan." jawab Yoga yang masih terdiam tak berani bertanya tentang tuannya.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada tuan." Batin Yoga yang mulai merasa aneh.
Posisi Gio masih sibuk memakai jasnya, dia nampak terdiam memikirkan sesuatu. "Sebenarnya siapa orang yang berani bermasalah denganku." Batin Gio yang diselimuti rasa amarah.
"Tapi siapa wanita yang menemaniku di malam itu." Batin Gio yang secara langsung melihat ada noda merah di tempat sprei itu.
"Pasti itu perawan dari wanita itu, tapi siapa wanita itu." Batin Gio yang masih di hantui rasa penasaran.
Gio pun segera keluar dari kamar, dan menemui Yoga yang sudah menunggu diluar.
Yoga segera membuka pintu mobil mempersilakan untuk masuk kedalam mobil. Selama ada di mobil, Gio hanya terdiam memikirkan sesuatu apa yang sebenarnya semalam terjadi pada dirinya.
"Aku harus mencari tahu,siapa wanita yang menemaniku saat malam itu." Batin Gio yang begitu frustasi.
Sedikit demi sedikit dia mencoba mengingat dan Gio mulai sadar. "Dasar Brengsek." ucap Gio yang baru menyadari sesuatu.
"Ada apa tuan?" tanya Yoga yang saat itu sedang fokus menyetir mobil.
"Pasti kejadian ini ulah dari wanita itu." Gio mengusap wajahnya dengan tangannya.
"Maksud tuan apa?" tanya balik Yoga yang pada akhirnya mendengar cerita dari tuannya Yoga pun berpikiran sama seperti tuannya.
"Jika seperti itu, bisa kemungkinan minuman itu di campur oleh wanita itu tuan." jawab Yoga yang yakin, jika itu semunya ulah dari wanita itu.
"Kamu cek cctv di hotel itu dan awasi wanita itu. Jika itu benar aku tak akan turun langsung memberikan pelajaran untuk wanita itu." Jawab Gio yang sudah muak dengan wanita itu yang secara berani melakukan hal itu.
Di tempat lain
Nadira baru saja sampai di kontrakannya, ekspresi Nadira tampak murung dengan kosong.
Sita pun kaget dengan kehadiran Nadira di pagi itu, Sita pun datang menghampiri Nadira saat itu yang terlihat nampak sedih.
"Ya ampun dir, kamu dari mana saja Aku tadi cari kamu, tapi kamu tidak ada di kamar Kamu sebenarnya kemana, kenapa baru pulang." ucap Sita yang terlihat begitu khawatir
Nadira hanya terdiam dengan tatapan kosong yang tiba-tiba saja matanya meneteskan air mata
Spontan Sita terkejut kenapa temannya tiba-tiba menangis."Dir, kamu kenapa?" tanya Sita yang langsung memegang tangan sahabatnya.
Tiba-tiba saja Nadira memeluk Sita dengan suara tangisannya. Sita pun dibuat bingung apa ada sahabatnya.
Sita memeluk erat Nadira sembari mengelus punggung Nadira.
"Dir, ada apa?" tanya Sita lagi yang kini fokus menatap Nadira.
"A-kuu."
"Coba kamu tenang dulu, ceritakan pelan-pelan apa yang terjadi." ucap Sita yang pada akhirnya Nadira menceritakan apa yang terjadi.
Sita pun ikut menangis tak menyangka temannya akan mengalami hal seperti ini. "Kamu harus kuat Dir." ucap Sita yang ikut menangis mendengar nasib tragis yang temannya alami.
"Apa kamu kenal dengan pria itu?" tanya Sita lagi yang curiga siapa pria yang sengaja berbuat hal yang tak senonoh pada temannya
"Pria yang aku tolong itu." ucap Nadira yang masih menangis meratapi hidupnya yang kini sudah berantakan.
"Apa, pria itu lagi!" teriak Sita yang tak percaya jika pria itu berani melakukan hal itu pada temannya
"Aku takut, dia akan kesini mencariku." Nadira menangis dipelukan Sita
"Ya Tuhan kenapa bisa terjadi seperti ini." Gumam Sita yang syok jika itu ulah dari pria itu lagi.
"Kamu tenang saja, pria itu tak akan mengetahui tempat tinggal kita." Sita mencoba menenangkan Nadira.
"Tapi nyatanya kemarin dia bisa tahu dimana aku tinggal, aku pernah cerita denganmu saat aku pulang dari rumah sakit itu kan." Sita pun baru menyadari jika pria itu sudah mengetahui tinggal mereka.
"Kamu tenang saja nanti aku yang akan mengurusnya Lebih baik kamu istirahat saja." Sita langsung mengantar Nadira masuk ke kamarnya. Setelah itu ke dapur membuatkan minuman hangat untuk Nadira.
"Apa mungkin aku mengajak Nadira pindah dari kontrakan ini dan mencari kontrakan lain, tapi apa mungkin pria itu mengetahui tempat tinggal Nadira" Batin Sita yang diselimuti rasa bingung harus berbuat apalagi untuk membantu sahabatnya.
"Tapi kasihan Nadira, dia benar-benar trauma" Batin Sita benar-benar bingung berbuat
Sita pun akhirnya menemui Nadira yang masih menangis didalam kamar, la merasa prihatin dengan kondisi Nadira yang terus saja menangis.
"Cukup Dir, jangan menangis terus. Sekarang kamu harus tenang, kita cari solusi bersama untuk menyelesaikan masalahmu Kamu minum saja dulu." ucap Sita yang pelan-pelan menuntun sahabatnya.
Nadira meminum teh hangat dari Sita. "Sita, bagaimana nanti kalau aku hamil?" Pertanyaan itu sontak membuat Sita terkejut.