Seorang wanita yang bernama kiyara bernasib malang. ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal. ia harus berjuang hidup sendiri melawan kerasnya dunia.
suatu saat, ia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya. kiyara menemui sahabatnya regina untuk membantunya mencari pekerjaan. regina pun membantunya untuk bekerja di sebuah club malam sebagai pelayan.
kiyara bertemu dengan Adrian seorang akak kelas yang pernah ia sukai saat duduk di bangku SMP. pertemuannya dengan Adrian akan membuat takdir kehidupan kiyara semakin lebih berwarna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bayangan masa lalu
"Papa.. Mama.. Dea.. Fira.. Aku ingin ikut kalian! Jangan pergi dulu!" teriak kiyara dalam tidurnya.
Adrian yang sedari tadi berusaha membangunkan kiyara pun panik. Pasalnya beberapa kali Adrian menggoncang tubuh kiyara, kiyara tetap tak kunjung sadar.
"Kii.. Maafkan aku. Maafkan aku. kumohon sadarlah!"
Adrian kemudian menggenggam erat tangan kiyara lalu kemudian berdoa. Adrian meminta agar tuhan mau membantunya. tak lama setelah ia berdoa, kiyara membuka matanya lalu kemudian bangun dengan nafas yang ngos-ngosan.
"kiyara! Kiyara! Kamu tidak papa? Ini minum dulu. mari kita ke dokter. tidak tidak, dokter akan kesini menemuimu." ucap Adrian panik.
"tidak perlu kak. Aku hanya bermimpi buruk." ucap kiyara.
Mendengar ucapan kiyara, reflek Adrian memeluk tubuh kiyara yang berkeringat deras.
"tidak apa kii.. Ada aku disini. Kamu bisa memukulku jika itu membuatmu tenang." ungkap Adrian dengan mengelus rambut panjang kiyara.
Kiyara kemudian menangis sejadi jadinya. Adrian pun tetap memeluknya. Ia tak peduli air mata kiyara membasahi bajunya. Adrian memang sudah tau dengan kisah kiyara. Namun Adrian tak diperbolehkan oleh sang ayah untuk ikut campur urusan orang dewasa pada saat itu. Jadi Adrian diam saja dengan apa yang menimpa kiyara saat itu.
Semenjak kiyara mengalami kecelakaan, dua bulan setelahnya kiyara pindah dari sekolah lamanya menuju kota Venus. kiyara menamatkan sekolahnya disana. Setelah lulus SMA, kiyara kembali lagi ke kota Graha untuk menerima beasiswa di universitas Dirgantara.
setelah kiyara tenang, kiyara perlahan melepaskan tubuhnya dari Adrian. Kiyara kemudian menundukkan kepalanya karena merasa malu kepada Adrian.
Adrian mengerti bahwa kiyara masih merasa bersedih dengan mimpinya. Ia kemudian membantu kiyara untuk mengusap air matanya yang masih jatuh.
"aku tidak tau bagaimana cara menyembuhkan lukamu. Tapi aku yakin mereka sudah berbahagia di surga kiyara. Karena mereka pasti orang baik." Tutur Adrian.
"tau apa kamu? Kamu saja tidak mengenal mereka." ucap kiyara.
"aku tau mereka. Aku pernah melihat kebaikan Dea dan Fira. Entah apakah ini bisa meredahkan amarahmu atau tidak. Tapi jika kamu mau, aku akan menceritakan sesuatu yang mungkin kamu tidak tau tentang mereka." tutur Adrian kembali
"tidak. Tidak perlu." ucap kiyara sedikit membentak.
Adrian pun diam tak menjawab apapun lagi.
"maafkan aku kak Adrian." ucap kiyara dengan menunduk.
Adrian kembali memeluk kiyara dan sedikit menggosok punggungnya. Kiyara yang memang membutuhkan pelukan pun merasa sedikit tenang. Ia malah meletakkan kepalanya diatas dada Adrian. itu sangat membuatnya nyaman.
"maafkan aku kiyara, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menenangkanmu." batin Adrian.
Sekitar lima menit berlalu, kiyara melepaskan diri dari pelukan Adrian.
"terima kasih kak. Maaf jika aku tidak sopan kepadamu." ucap Adrian.
"tidak masalah kiyara. oh ya, apa kamu lapar?" tanya Adrian.
"emm..tidak." jawab kiyara yang berbohong.
Tak lama tiba tiba terdengar suara perut yang keroncongan. Adrian dan kiyara pun saling pandang. gelak tawa muncul diantara mereka berdua.
Adrian pun berdiri dan mengambil beberapa makanan yang berada di mini bar.
"maafkan aku, aku hanya ada ini saja." ujar Adrian dengan menyodorkan sepiring kentang goreng.
"terima kasih kak. Tidak apa kak." ucap kiyara dengan tersenyum.
kiyara mulai memakan kentang goreng yang diberikan oleh Adrian. Namun tak lama setelah itu, kiyara juga mendengar bunyi perut keroncongan. Lagi lagi mereka saling pandang dan tertawa lebar.
"nih, aku suapin kakak." ucap kiyara dengan mengarahkan sepotong kentang goreng ke mulut Adrian.
"terima kasih kiyara." ujar Adrian dengan tersenyum.
Mereka menikmati persembunyian mereka dengan mengobrol dan menceritakan pengalaman yang seru.
sementara di perpustakaan, satu persatu mahasiswa tersadar dari pingsannya. Termasuk Renata dan juga Varrel.
"aduh! Kepalaku pusing sekali!" ujar Renata dengan memegang kepalanya.
namun tak lama, Renata menyadari sesuatu bahwa kiyara tak ada di dekatnya. Ia pun panik. Renata mulai mencari satu persatu lorong perpustakaan namun hasilnya nihil.
setiap ia bertemu dengan seseorang maka akan ia tanya tentang keberadaan kiyara. Namun nihil hasilnya.
"aduh Kii, kamu dimana sih?"
Tak lama muncul Varrel kemudian menyapa Renata.
"gimana re? Kamu udah tau dimana kiyara?" tanya Varrel.
"enggak nih rel. Aku khawatir banget sama dia." ucap Renata.
"kalau nggak salah, aku tadi lihat Adrian bawa kiyara. Tapi aku keburu diajak Renald buat makan yang dibawa Adrian." Tutur Varrel.
"kapan rel?" tanya Renata.
"sebelum aku pingsan." jawab Varrel.
"aku harus cari Renald." ucap Renata yang kemudian berlari menjauhi Varrel.
Varrel pun menyusul Renata. Renata mencari dimana keberadaan Renald. tak lama, ia menemukan Renald masih pingsan di antara rak perpustakaan.
"Renald! Bangun! Woy!" ucap Renata dengan menggoyang goyangkan tubuh Renald.
Renald tampak tak membuka matanya. namun tangannya kemudian menarik Renata hingga terjatuh diatas pelukan Renald.
"Dea,. jangan pergi lagi." ucap Renald yang mengigau.
Varrel pun kaget melihat renata yang berada dipelukan Renald. tanpa pikir panjang, Varrel pun memukul tubuh Renald.
"eh rel! Stop! Dia ngigau! Jangan pukul dia." ucap Renata.
"Dia bisa saja memanfaatkan situasi re!" ucap Varrel.
"udah! Aku bilang stop!" teriak Renata.
Renata kemudian berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari pelukan Renald. namun Renald semakin erat memeluknya.
"tidak Dea! Jangan tinggalkan aku lagi!" ucap Renald.
"kenapa jadi deg degan gini sih Renata???" batin Renata.
"oke oke. aku tidak akan ninggalin kamu. Tapi lepas dulu. Aku susah untuk bernafas Renald." ucap Renata.
Renald perlahan melepaskan pelukannya. Ia juga perlahan membuka matanya.
"tuhkan re! Dia hanya pura pura! Dasar bajingan!" ucap varrel dengan menendang tubuh Renald.
Renald pun berdiri. Ia kemudian memukul wajah Varrel.
"jangan sok tau! aku bukan laki laki hina kayak bokap Lo!" ucap Renald yang marah.
Renald kemudian pergi meninggalkan Renata dan Varrel.
"rel, are you okay?" tanya Renata khawatir.
Renata sebenarnya kaget melihat Renald karena selama ini, ia menganggap Renald adalah laki laki yang lembek. Renata akhirnya membawa Varrel menuju klinik kampus untuk mengobati lukanya.
"sini biar aku obati rel." ucap Renata.
"Kamu hati hati re sama Adrian dan Renald. Aku ngerasa mereka bukan orang baik." Tutur Varrel.
Renata sebenarnya tidak menyetujui ucapan Varrel. namun untuk menghargai Varrel. Ia pun hanya mengiyakan saja ucapan Varrel.
"sebaiknya kamu disini saja dulu. aku mau lanjut mencari kiyara." ucap Renata.
"aku ikut re!" ujar Varrel.
"lebih baik kamu beristirahat aja rel." balas Renata.
"tidak! Aku ikut!" ucap kekeh Varrel.
Karena Varrel tetap bersih keras untuk ikut mencari kiyara, Renata pun menyetujuinya. Mereka perlahan menyusuri ruang ruang kelas namun tidak menemukannya.
"ya ampun ki! dimana kamu?"
Saat mencari kiyara, Renata menemukan Renald yang ternyata duduk melamun di gazebo taman kampus.
"rel, kamu tunggu disini ya. Aku mau tanya dulu ke Renald." ucap Renata.
"tidak apa. Aku ikut re! nanti takutnya dia ngapa-ngapain kamu." ucap Varrel.
Renata pun mendekati Renald.
"hei!" sapa Renata.
Renald pun memberi senyum kepada Renata namun tidak dengan Varrel.
"apa kamu tau kiyara?" tanya Renata.
"kemarilah re!" ucap Renald.
Renata pun mendekat. Renald mulai membisikkan dimana kiyara. Setelah mendengarnya, nafas lega mengiringi Renata.
"syukurlah. Kalau dia di tempat yang aman." ucap Renata.
"dimana dia re?" tanya Varrel.
"Dia di tempat yang aman rel bersama Adrian." ucap Renata.
"kenapa kamu percaya kata katanya re? Apa kamu tidak berfikir bahwa Adrian bisa saja menculik kiyara?" tanya Varrel.
perkataan Varrel membuat Renald semakin marah. Ia kemudian berusaha menyerang Varrel namun dihalangi oleh kiyara.
"renald! Udah udah!" ucap Renata.
"Varrel, mending kamu menjauh dulu. Aku tidak mau kalian berdua bertengkar." ucap Renata.
"aku rasa kamu sudah kena cuci otak dari dia re!" ucap Varrel yang semakin tidak terkendali.
"Varrel! Aku mohon stop!" bentak Renata.
Varrel pun meninggalkan Renata dan Renald di gazebo taman kampus dengan wajah yang kecut.
"Renald, aku harap kamu memaafkan Varrel. Aku nggak tau kenapa dia begitu marah kepadamu." ucap Renata.
"iya Re." ujar Varrel.
Akhirnya Renata dan Renald menghabiskan waktu untuk mengobrol di gazebo taman sembari menunggu Adrian dan kiyara kembali dari tempat persembunyiannya.