Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Konyol
Nezha baru selesai membasuh muka dan mencuci tangan saat tiba-tiba sosok tegap dengan mata tajam terlihat di pantulan cermin. Lagi-lagi tubuh Nezha mendadak kaku tidak bisa digerakan, pasokan udara di sekitar sana terasa menipis, Nezha terus diam begitu juga dengan sosok tersebut. Meremat pinggiran wastafel, Nezha mencoba untuk menggerakan tubuhnya, berniat untuk membalikan tubuh dan juga pergi dari sana, namun siapa sangka, Elian sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangannya, tatapannya tidak lepas dari Nezha, wajah cantik itu, wajah yang 2 tahun ini hanya bisa ia lihat melalui foto, kini benar-benar nyata berada di depannya.
"Kita perlu bicara," ujar Elian pada akhirnya.
"Nggak sekarang, gue harus masuk kelas," balas Nezha tanpa menatap ke arah Elian.
Elian mengalah, ini memang bukan waktu yang tepat, perlahan cekalan tangannya pada pergelangan Nezha mengendur, sebelum akhirnya ia lepaskan.
Nezha tanpa sepatah kata langsung pergi dari sana, meninggalkan Elian yang terdiam di tempatnya, menatap kepergian Nezha yang semakin menjauh.
...****************...
Nezha baru saja keluar kelas, ia tidak sendiri melainkan bersama dengan Vio dan juga Dara. Mereka tidak akan meninggalkan Nezha sendiri setelah pertemuannya dengan Elian. Meski tidak mengatakan apa-apa, tetapi jelas, ada sesuatu yang Nezha sembunyikan dari mereka.
"Gimana kalau kita jalan dulu, udah lama kan kita nggak jalan bareng?" pinta Dara menggoyangkan lengan Nezha.
"Gue bilang ke tante dulu ya?" balasnya mendapat sorakan dari Dara. "Yes, kita nongkrong di kafe deket sini aja, kafe biasa itu Vi," usul Dara disetujui Vio.
"Gas," balas Vio mengambil kunci mobilnya.
Ketiganya segera berjalan menuju ke parkiran, masih sangat ramai dan bahkan banyak anak-anak yang masih berada di sekolah.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka sampai di kafe tersebut, memang kafe tersebut cukup dekat dengan sekolah, tenang karena belum seviral seperti kafe-kafe lain yang bahkan bukan hanya dikunjungi oleh anak muda saja, tetapi juga ibu-ibu yang kebanyakan pergi ke kafe tersebut untuk sekadar berfoto-foto.
"Lo minum apa?" tanya Vio kepada Nezha.
"Samain aja," balas Nezha diangguki Vio.
"Gue nggak ditanyai?"
"Nggak perlu, gue udah tau."
Dara terkekeh, lalu menepuk tangannya semangat. "Hebat, besti tuh gini harus tau kesukaan temennya, tau keadaan temennya."
"Diem, nggak usah ceramah, kita mau nyante di sini bukan ikut kajian," potong Vio mendapat decakan Dara. Sementara Nezha hanya terkekeh melihat tingkah kedua sahabatnya.
Nezha beranjak dari duduknya, berjalan ke pinggiran kafe, di sana dapat melihat hamparan persawahan yang luas, dan itu cukup membuat Nezha kembali merasa tenang setelah tadi dibuat gugup karena pertemuannya dengan Elian.
"Zha," panggil Dara berdiri di sebelah Nezha.
"Umm?" Nezha menoleh, lalu kembali menatap hamparan sawah di depannya.
Tadinya Dara mau menanyakan tentang Elian, tetapi melihat wajah Nezha yang sepertinya sangat menikmati suasana di kafe tersebut seketika mengurungkan niatnya. Masih terlihat jelas bagaimana tadi pagi wajah Nezha sangat syok melihat adanya Elian, Dara tidak berniat mengganggu suasana Nezha sekarang.
"Di sini enak ya tempatnya, adem," komentar Nezha mendapat anggukan kepala Dara.
"Nggak nyangka kan lo di tempat kaya gini masih bisa liat yang hijau-hijau, persawahan cok," jelas Dara langsung mendapat geplakan dari Vio.
"Mulut lo makin berani ya anying," balas Vio seketika membuat ketiganya saling pandang dengan diam, sebelum akhirnya tertawa bersama.
Ketiganya asik mengobrol, bercerita masa SMP mereka dulu, bahkan Nezha kembali bisa tertawa mengingat kerandoman mereka di SMP dulu. Nezha yang dulu tidak jauh berbeda dengan Vio, tetapi kepergian Nezha ternyata membawa perubahan pada gadis itu, meski begitu Vio ataupun Dara tidak masalah, toh, di depannya ini masih seorang Nezha, yang meski terlihat lebih kalem tetapi mereka masih bisa melakukan hal-hal gila, seperti saat ini contohnya. Nezha ditantang Vio untuk menyapa siapa saja orang yang akan masuk ke kafe tersebut.
Begonya Nezha langsung mengiyakan saja, ia sudah larut dengan kesenangan mereka saat ini, melupakan beban hidup yang selama ini ia pikul.
"Duh siapa ya? Gue ngarepnya engkong-engkong yang datang," celetuk Dara menatap pintu yang sepertinya belum ada tanda-tanda orang akan masuk.
"Gue berharapnya, om-om galak yang lebih dulu masuk, diikuti istrinya biar mampus Nezha," ujar Vio mendapat kekehan dari Nezha.
Siapapun itu, Nezha berharap orang yang masuk bukan orang yang ia kenali, maka ia akan menyapanya dengan mudah, tidak ada kecanggungan.
"Eh, ada tuh, ada yang mau masuk, siap-siap Zha," heboh Dara sudah tidak sabar melihat aksi Nezha.
Nezha mengangguk, lalu beranjak dari duduknya dan mulai mendekat ke arah pintu, ada kegugupan dalam dirinya melakukan hal gila seperti di masa lalu. Namun Nezha juga ingin mencobanya lagi.
"Zha, beri senyuman terbaik lo," seru Dara tampak lebih semangat.
Sementara Vio sudah menatap ke arah pintu, bersiap menikmati pertunjukan Nezha sebentar lagi.
"Giliran Nezha aja cowok ganteng," ujar Dara saat melihat tubuh tegap dari balik kaca pintu.
Dan pintu mulai terbuka, semua tampak menunggu aksi yang akan dilakukan oleh Nezha.
Deg
Hati Nezha berdebar sangat kuat, jantungnya sudah bertalu-talu di dalam sana, mulutnya seketika mengatup tidak bisa digerakan, memberi senyum manis dan menyapanya rasanya tidak mungkin Nezha lakukan.
Orang yang muncul dibalik pintu ternyata diluar dugaannya. Keduanya sama-sama saling menatap satu sama lain.
Elian tidak menyangka akan beretemu dengan Nezha di sana, dan bahkan gadis itu berdiri di dekat pintu seperti memang sedang menunggunya.
"Anjir, Elian cok," guman Dara tidak bisa berkata-kata selain umpatan.
"Mending nggak usah kalau ini, kita kecualikan, kasian Nezha," lanjutnya lagi berniat untuk beranjak dan menghampiri Nezha yang terlihat diam dengan tatapan mata ke arah Elian.
Jelas Nezha tidak bisa melakukan permainan mereka.
"Wait Dar," cegah Vio saat tiba-tiba melihat Nabila muncul di belakang Elian.
"What?" heboh Dara saat Nabila ikut menelisik Nezha yang masih diam seperti orang bodoh jika dilihat kedua sahabatnya sekarang.
"Ian, ayo," ajak Nabila seketika menyadarkam Elian dari lamunan tentang gadis di depannya.
Tidak menjawab apa-apa, Elian berlalu begitu saja, melewati Nezha yang masih diam mematung di tempatnya.
Sementara Nabila melirik gadis di depannya, gadis yang kemarin bertemu dengannya di depan toilet. Tidak mengatakan apa-apa Nabila berlalu begitu saja, diikuti gadis yang juga Nezha lihat kemarin di depan toilet, lalu cowok yang tidak Nezha kenal terlihat berjalan di belakang mereka.
Menelan ludahnya kasar, tanpa sadar Nezha mengepalkan tangannya. Entah kenapa hatinya mencuat dengan kejadian baru saja. Entah itu karena ia kembali dipertemukan dengan Elian, atau karena melihat Elian bersama dengan yang lain.
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen