Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Perhatian Juni
Juni sudah bersiap akan ke hotel, dia ingin memeriksa keruangan hotel hari ini.
Namun sebelum pergi Juni akan berbicara dulu dengan Mbok tentang April yang akan tinggal dirumahnya.
"Mbok," panggil Juni karena Mbok masih Darmi masih sibuk didapur bersih-bersih, bekas sarapan pagi.
Terlihat Mbok Darmi berjalan menghampiri Juni ketika dia mendengar Juni memanggil dirinya.
"Ia Den, ada apa ?" tanya Mbok Darmi ketika sudah berhadapan dengan Juni.
"Mbok, hari ini aku akan ke kota B, mungkin akan pulang agak malam, April akan tinggal dengan kita, jadi nanti suruh dia pindah kamar ke lantai atas."
Juni ingin April menempati kamar dilantai dua, karena kamar yang ditempati sekarang oleh April, adalah kamar tamu.
"Baik Den, Mbok senang, sekarang ada temannya." Jawab Mbok Darmi terlihat senang.
"Oh ya, aku hampir lupa, jangan biarkan dia keluar, sebelum aku kembali, dan sebentar lagi ada yang datang mengantar beberapa baju, Mbok aja yang menerima dan kasih untuk April."
Juni tidak mau April bertemu dengan pengantar baju, karena Juni takut khawatir takutnya April akan bahaya.
"Iya Den," jawab Mbok Darmi, kemudian kembali kedapur melanjutkan pekerjaannya setelah menutup pintu utama karena Juni sudah pergi.
Sementara dikamar, April berbaring ditempat tidur, kepalanya masih sedikit pening, sebenarnya April ingin sekali keluar dari kamar dan membantu Mbok Darmi, tapi April tidak bisa karena dia sempoyongan kalau dibuat berjalan.
April duduk ditempat tidur dengan tubuh bersandar pada kepala tempat tidur.
Pikiran April kembali berputar pada hari kemaren dimana dia dijadikan sebagai pelunas hutang ayahnya yang suka berjudi.
April sangat bersyukur karena bisa lepas dari juragan Sofyan yang menginginkan dirinya jadi istri ketujuh lelaki tua itu.
April juga sangat bersyukur berada dirumah Juni, apalagi dia tidak punya tempat tinggal untuk saat ini, tidak mungkin juga dia kembali kerumah Ibunya, itu sama saja bunuh diri.
Bicara tentang Ibunya, April tiba-tiba ingat pada Ibunya. "Ibu, gimana keadaan Ini, apa dia baik-baik saja, ya Allah, lindungilah Ibuku dimanapun beliau berada."
April khawatir pada Ibunya, dia ingin pulang menjenguk Ibunya, April ingin memastikan kalau Ibunya baik-baik saja.
April terdiam, dia sedang memikirkan cara, bagaimana dia kembali kerumah, April ingin memastikan keadaan Ibunya.
"Apa aku pulang sembunyi-sembunyi ya, pasti ayah dan juragan Sofyan tidak akan melihatku, iya aku harus memastikan kalau Ibu baik-baik saja." Gumam April.
April turun dari tempat tidur, kepalanya masih pening, tapi dia harus menahannya agar bisa melihat keadaan Ibunya.
April dengan sempoyongan, dia keluar dari kamar, kaki gadis cantik ini berjalan melangkah kepintu utama.
Tapi langkah kakinya terhenti ketika Mbok Darmi bertanya padanya.
"Non, mau kemana ?" tanya Mbok Darmi karena melihat April hampir membuka pintu utama.
"Eh, Mbok, aku ingin keluar sebentar, aku harus memastikan Ibu ku baik-baik saja." Jawab April jujur.
"Tapi Non April tidak boleh keluar, Den Juni sudah berpesan pada Mbok, kalau Non April tidak boleh pergi sebelum Aden pulang."
"Kenapa Mbok ?" tanya April, ingin tau kenapa tidak boleh keluar.
"Katanya, Non sangat berbahaya kalau keluar, orang yang mengejar Non pasti masih mencari Non." Jawab Mbok.
April terdiam, hatinya menghangat, benarkah Juni khawatir padanya. " Memangnya mas Juni bilang kek gitu ?" baru kali ini April merasakan perhatian dari seseorang selain Ibunya.
Mbok Darmi mengangguk, karena memang benar, sebelum pergi Juni sudah berpesan padanya.
April akhirnya tidak jadi pergi, benar adanya yang dikatakan Juni, juragan Sofyan dan Pak Alan pasti mencarinya dan tidak akan melepaskannya.
Tidak lama kemudian suara bel berbunyi, Mbok Darmi segera membuka pintu, ternyata yang menekan bel orang yang mengantarkan pakaian yang di pesan oleh Juni untuk April.
"Apa benar anda Mbok Darmi ?" tanya orang yang mengantar pesanan itu.
Yang mengantar pesanan itu bukan kurir, tapi salah satu karyawan butik, karena Juni tidak mengorder dari online, tapi langsung dari butik.
Beberapa baju yang di order oleh Juni memang tidak malah, tapi tidak murah juga, baju itu baju yang sering dipakai oleh orang-orang menengah keatas.
"Benar, saya Mbok Darmi, apakah anda mengantar pesanan dari Den Juni ?" Mbok Darmi balik bertanya.
"Benar Mbok, silahkan tanda tangan disini." Orang itu memberikan pulpen dan buku pada Mbok Darmi agar ditanda tangan sebagai bukti kalau pesanan sudah diserah terima.
Setalah menyerahkan pesanan, orang itu langsung pamit, sedangkan Mbok Darmi langsung memberikan beberapa baju itu pada April yang sedang berada dikamar.
"Apa ini Mbok ?" tanya April saat Mbok Darmi memberikan beberapa paper bag untuknya.
"Ini baju gamis yang dibelikan oleh Den Juni untuk Non, pakailah, jangan sampai tidak dipakai, nanti Aden marah, dia pikir kamu tidak menghargai pemberiannya." Ujar Mbok Darmi.
April membuka paper bag yang diberikan Mbok Darmi, dia menelan saliva nya saat melihat baju mahal yang diberikan untuknya.
Selama hidup, April belum pernah memakai baju semahal itu, paling dia membeli baju hanya di pasar.
April pernah melihat baju itu, dan ingin sekali membelinya, tapi uangnya tidak mungkin cukup, kalau pun cukup, sudah pasti tidak bisa membeli keperluan yang lain.
"Tapi Mbok, ini kebanyakan, dan harganya sangat mahal, aku tidak pantas." Ujar April, tidak enak.
"Pantas atau tidak Non harus memakainya, Den Juni akan marah jika Non tidak memakainya."
"Oh ya, kamar Non bukan disini, Aden meminta Mbok memberitahukan pada Non kalau Non harus pindah kekamar dilantai dua." Ujar Mbok Darmi yang hampir lupa memberi tahu April.
April tidak membantah, dia pindah sesuai yang diminta oleh Mbok Darmi, dan baju juga dia terima.
Sementara disebuah kampung, seorang wanita paruh baya, yang berpakaian sederhana, terlihat wanita itu sedang bersiap-siap untuk pergi.
Rencana wanita paruh baya itu akan pergi ke kota, dia harus memastikan kalau putranya sudah mendapatkan calon mantu untuknya.
Seperti yang wanita paruh baya itu katakan, kalau putranya harus mengenalkan calon mantu untuknya besok sesuai perjanjian dengan putranya.
Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Ibunya Juni, dia sudah tidak sabar ingin melihat calon mantunya.
***
Waktu terus berlalu, siang berganti sore, dirumah yang berlantai dua terlihat seorang wanita cantik, anggun dan sangat mempesona siapa saja kaum Adam yang melihat.
Wanita itu menuruni anak tangga satu persatu, baju gamis yang dia gunakan begitu cantik dan cocok di tubuh idealnya.
Wanita yang tidak lain adalah April sangat cantik memakai baju gamis yang Juni belikan.
Wajahnya yang sudah cantik dan anggun dari lahir, ditambah lagi dengan pakaian mahal, maka tidak heran kalau April terlihat jauh lebih cantik dari biasanya.
"Non, apakah ini Non April, wah Mbok sampai pangling, kamu sangat cantik, Mbok hampir aja tidak mengenal Non." Goda Mbok Darmi saat melihat April turun dari tangga.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣