Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Perpisahan Sekolah
Hari perpisahan sekolah pun tiba. Pukul tujuh pagi Luciana dan teman- temannya langsung menuju gedung yang di sewa oleh pihak sekolah di mana acara perpisahan akan berlangsung. Di mana acara tersebut akan dilakukan pukul delapan nanti.Para siswa sudah terlihat rapi dengan menggunakan jas bagi anak laki- laki dan pakaian kebaya bagi anak perempuan. Semua teman- teman Luciana datang di dampingi oleh orang tua masing- masing. Sedangkan Luciana tidak ada yang mendampinginya. Tentu saja dia sedih.
Luciana datang diantar oleh Noah sampai di depan gedung, kemudian setelah acara selesai nanti Noah akan menjemputnya kembali.
Tepat di depan gedung, para siswa dan orang tua disambut oleh beberapa fotografer yang mengabadikan foto mereka yang terlihat cantik dan tampan bersama kedua orang tua masing- masing.
"Kak, saya foto dulu ya..." ucap salah satu fotografer pada Luciana yang terlihat sangat cantik berbalut baju kebaya berwara dusty pink cocok dengan kulitnya yang putih bersih dan mulus. Sedangkan wajahnya dirias dengan make up tipis namun terlihat cantik dan menawan.
"Orang tuanya mana kak...?'' tanya fotografer laki- laki berumur sekitar dua puluh lima tahun sebelum mengambil memotret Luciana.
"Nggak ada... Saya datang sendiri..." jawab Luciana.
"Oh... " sahut fotografer terlihat iba pada Luciana karena hanya dia yang tidak didampingi oleh kedua orang tuanya.
Fotografer tersebut mengambil beberapa gambar Luciana dengan berbagai pose yang tentunya begitu cantik dan fotogenic.
Setelah selesai mengambil gambar, fotografer tersebut menatap hasil fotonya di kamera.
"Sempurna..." gumam fotografer tersebut sambil tersenyum.
",Kak, nanti fotonya bisa diambil setelah acara perpisahan selesai ya..." ucap sang fotografer.
Luciana mengangguk sambil tersenyum.
"Terima kasih..."sahut Luciana lalu berjalan untuk masuk ke dalam gedung.
Di depan pintu masuk gedung terdengar seseorang memanggil, dan Luciana pun membalikkan badannya.
"Kamu datang sendiri...?'' tanya Vina yang datang bersama mama dan papanya.
"Ya seperti biasa..." jawab Luciana sambil tersenyum miris.
"Om.. Tante ... Apa kabar...?'' sapa Luciana menyapa kedua orang tua Vina.
"Baik sayang..." jawab mama Vina sambil tersenyum.
"Papa sama mama kamu sibuk ya...?'' tanya mama Vina sambil mengusap lengan Luciana.
"Iya tante..."
"Nggak papa ya, jangan sedih.. Ada om sama tante. Anggap saja kami ini orang tua kamu... Ya cantik..." ucap mama Vina sambil mengusap pipi Luciana dengan penuh kasih sayang.
"Iya tante... Makasih ya..."
Mereka pun segera masuk ke dalam gedung. Para siswa duduk di depan panggung sebelah kanan, sedangkan para orang tua wali murid ada di barisan sebelah kiri. Tepat pukul delapan acara pun dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari kepala sekolah . Selanjutnya acara lain pun menyusul seperti menampilkan tarian ataupun band sekolah yang menampilkan suara merdu mereka. Dan acara inti adalah pembagian piagam serta kenang- kenangan kepada para siswa yang lulus.
Satu persatu para siswa dan siswi maju bergantian untuk menerima kenang- kenangan dari kepala sekolah dan para guru. Dan setelah itu pembagian piagam serta piala serta beasiswa bagi para siswa yang menjadi peserta lulusan terbaik. Ada tiga siswa di sana yang terdiri dari dua siswa perempuan dan satu siswa laki- laki . Di antaranya ada nama Luciana yang dipanggil.
Ketiga siswa tersebut pun maju ke depan didampingi oleh kedua orang tuanya kecuali Luciana yang hanya maju seorang diri.
"Untuk kedua orang tua Luciana dimohon untuk maju ke depan mendampingi sang putrinya..." ucap pembawa acara karena dia mengira kedua orang tua Luciana hadir namun tidak mendengar apa yang diarahkan olehnya.
Luciana lalu mengatakan pada pembawa acara tersebut kalau kedua orang tuanya tidak bisa datang.
"Baiklah karena kedua orang tua Luciana berhalangan untuk hadir, apakah ada di antara orang tua lain yang berkenan untuk maju ke depan mendampingi Luciana menggantikan orang tuanya...?'' tanya pembawa acara kepada para tamu undangan.
Tak lama kemudian kedua orang tua Vina berdiri dan maju ke depan mewakili kedua. Iya, tentu saja kedua orang tua Vina merasa tidak tega melihat Luciana berdiri seorang diri di panggung sedangkan kedua temannya didampingi oleh kedua orang tuannya.
Dan pastinya Luciana begitu terharu mendapat perhatian lebih dari kedua orang tua Vina. Iya, bagaimana mungkin orang lain bisa seperduli itu padanya sedangkan orang tua sendiri mengabaikannya. Mata Luciana pun berkaca- kaca.
Luciana dan kedua temannya pun menerima piagam sebagai siswa lulusan terbaik, beasiswa untuk kuliah di universitas negri dan juga piala serta buket bunga yang cantik.
Setelah itu mereka berfoto bersama di atas panggung bersama kepala sekolah dan beberapa perwakilan guru. Setelah itu mereka berfoto dengan kedua orang tua mereka.
"Terima kasih om.. Tante..." ucap Luciana pada kedua orang tua Vina yang telah menjadi wakil dari kedua orang tuanya dan menemaninya di atas panggung tadi.
"Iya sayang... Selamat atas beasiswanya ya... Kamu harus tetap semangat ya sayang..." sahut mama Vina sambil mengusap pipi Luciana.
"Iya tante..." jawab Luciana lalu memeluk mama Vina.
"Selamat ya Luci... Semangat ya..." ucap papa Vina sambil menepuk pundak Luciana.
"Terima kasih om..."
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Sekitar jam dua siang acara perpisahan pun akhirnya selesai. Para siswa dan orang tua wali murid keluar dari gedung .Dan di luar gedung mereka melihat foto hasil jepretan para fotografer. Mereka pun diminta membayar foto tersebut jika ingin membawa foto itu pulang ke rumah dengan dua puluh ribu rupiah setiap lembarnya.
Luciana mengambil tiga lembar fotonya dan membayarnya lima puluh ribu karena sang fotografer berbaik hati memberikan diskon sepuluh ribu padanya. Luciana lalu menghampiri Vina yang juga baru saja menebus foto.
"Hei Luci... Lihat Fotomu..." ucap Vina begitu Luciana menghampirinya.
Luciana memperlihatkan beberapa fotonya pada Vina.
"Ihhh...cantik banget kamu..." ucap Vina sambil mencubit pelan pipi Luciana.
"Kamu juga cantik..." sahut Luciana membalas mencubit pipi Vina.
Mereka berdua pun tertawa bersama diikuti oleh kedua orang tua yang gemas melihat kedua anak gadis di depannya.
"Luci, ayo ikut kita makan siang..." ucap mama Vina.
"Ehmm.. Terima kasih tante tapi saya...."
"Udah ayo ikut aja..." sahut Vina sambil merangkul tangan Luciana.
"Sayang..." tiba- tiba suara laki- laki memanggil Luciana.
Luciana dan yang lainnya pun menoleh ke sumber suara. Melihat siapa yang datang, Luciana pun tersenyum.
"Noah..." ucap Luciana pelan.
"Wah siapa itu...?'' tanya papa Vina.
Luciana tersipu malu.
"Hei... Itu kan om nya Kris. Bosmu..." bisik Vina pada Luciana.
Luciana pun tersenyum malu- malu.
"Kamu pacaran sama dia...?'' tanya Vina.
Sambil malu- malu Luciana mengangguk.
"Iihh... Nggak ngomong - ngomong deh... Sebel.. Harusnya kan kamu traktir aku..." Vina pura- pura ngambek.
"Nggak mau ah kamu makannya banyak..." sahut Luciana sambil mencubit pelan pipi Vina lalu tertawa.
"Ih kayak kamu makannya nggak banyak aja..." Vina mencubit kedua pipi Luciana. Keduanya kembali tertawa.
"Ehm... Noah.. Kenalin ini mama papanya Vina. Dan ini Vina..." ucap Luciana.
Noah menyalami kedua orang tua Vina.
"Kalau ini sih aku tahu. Kamu pacarnya Kris kan...?'' ucap Noah.
"Oya Kris nggak ke sini...?'' tanya Luciana pada Vina.
"Dia kuliah... " ucap Vina dengan ketus karena kesal Kris tidak datang.
"Udah dong jangan cemberut gitu..." Luciana kembali mencubit kedua pipi sahabatnya yang lagi manyun.
Semua pun tertawa.Luciana lalu pergi dengan Noah. Sedangkan Vina ikut dengan kedua orang tuanya makan siang direstauran.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Sampai malam hari Luciana masih berada di apartemen Noah. Iya, dia enggan sekali untuk pulang rumah. Dia masih kesal dengan mama dan papanya karena tidak bisa datang di acara perpisahannya. Bahkan mereka tidak menghubunginya lewat telpon untuk mengucapkan selamat.
Jadi Luciana memilih untuk menghabiskan waktu bersama Noah di apartemen. Kebetulan hari ini Noah sengaja pulang cepat dari cafenya untuk menemani Luciana.
Sambil duduk di sofa Luciana membuka sosial medianya. Di sana dia tak sengaja melihat foto Nando, saudara tirinya yang juga sedang merayakan perpisahan sekolahnya di sebuah gedung mewah. Foto pertama Nando berpose bersama teman- temannya. Dan foto berikutnya membuat hati Luciana teriris. Karena di sana Nando foto bersama bu Maria dan pak Johan dengan senyum mengembang di bibir masing- masing. Terlihat dalam foto tersebut mereka adalah keluarga bahagia.
Tapi kebahagiaan mereka sungguh sangat melukai hati Luciana. Iya, Luciana begitu sakit hati melihat sang papa lebih memilih menghadiri acara perpisahan anak tirinya dari pada datang ke perpisahan anak kandungnya sendiri. Luciana langsung membanting ponselnya di sofa.
Melihat hal itu, Noah yang sedang menyiapkan makanan di meja makan pun menghampiri sang kekasih yang sedang cemberut.
"Kamu kenapa sayang...?'' Noah duduk di samping Luciana.
Luciana melirik ponselnya yang tergeletak di sofa. Noah mengambil ponsel tersebut kemudian dia melihat foto saudara tiri Luciana bersama ibu kandungnya dan papa Luciana. Noah menghela nafas panjang. Tentu saja Noah memahami bagaimana perasaan Luciana saat ini.
Noah lalu memeluk Luciana. Dan Luciana menangis di pelukan Noah.
"Sudah jangan menangis lagi, ada aku di sini yang selalu ada buat kamu sayang..." Noah mengusap punggung sang kekasih dengan lembut.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Luciana lalu makan malam bersama dengan Noah. Noah tadi yang memesan makanan lewat aplikasi di ponselnya.Mereka pun makan dengan lahap.
Setelah makan mereka berdua duduk santai di balkon apartemen sambil minum coklat hangat. Tiba- tiba ponsel Luciana berdering. Di layar menampilkan nama Vina. Luciana pun segera mengangkat telpon dari sahabatnya itu.
" Hallo Vin...." ucap Luciana.
"Kamu lagi di mana...?'' tanya Vina.
"Di apartemen Noah..." jawab Luciana yang sedang duduk di pangkuan Noah.
"Ya ampun udah jam sembilan malam tapi kamu masih di situ...? Abis ngapain hayo....?'' tanya Vina.
"Ngapain...? Ya nggak ngapa- ngapain lah..." jawab Luciana.
"Ah bohong... Nggak percaya aku..." sahut Vina.
"Nggak percaya ya udah..." ucap Luciana.
"Eh Luci... Kamu udah pernah tidur sama Naoh kan...?'' tanya Vina.
"Hah...? ih kamu ini... ya belum lah. Yang bener aja kamu...." jawab Luciana.
"Masa belum sih, kayak aku dong yang udah bobo berkali- kali sama Kris. Kamu sekali- kali coba dong , dijamin kamu bakalan ketagihan..." ucap Vina.
Iya, sahabatnya itu kalau ngomong memang tidak ada privasi sama sekali. Apapun masalah pribadinya dengan Kris dia ceritakan pada Luciana. Bahkan soal dia yang sudah bukan perawan lagi karena sudah sering tidur bareng dengan Kris dia ceritakan pada Luciana. Luciana sampai merinding jika Vina cerita pengalaman bercintanya dengan kekasihnya itu.
Vina memang seterbuka itu. Apapun akan dia ceritakan pada Luciana. Namun orang tuanya tidak tahu apapun soal itu. Mereka hanya tahu Vina pacaran dengan Kris. Namun mereka tidak tahu jika gaya pacaran mereka sudah kebablasan. Maklumlah kedua orang tua Vina sama- sama sibuk. Mereka bekerja di kantor seharian. Jadi jika siang hari Vina bebas main bersama Kris ke mana pun dia mau tanpa takut orang tuanya tahu.
Namun walaupun sibuk,kedua orang tua Vina selalu ada buat Vina jika dia membutuhkan mereka. Maklum lah Vina anak mereka satu- satunya.
"Trus kamu ngapain malam- malam ada di apartemen Noah kalau kamu sama dia nggak bobo bareng...?'' tanya Vina.
"Ya ngobrol aja..." jawab Luciana sambil melirik ke arah sang kekasih yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Hah... Mana asik..." sahut Vina.
"Udah deh nggak usah ngomongin soal begituan. Cepat katakan, ada apa kamu telpon aku..." ucap Luciana.
"Oh iya, ya ampun sampai lupa... " sahut Vina.
Lalu Vina menceritakan pada Luciana bahwa tadi siang ketika dia dan kedua orang tuanya makan siang di restauran, dia tidak sengaja melihat mamanya Luciana dengan suami barunya dan kedua anaknya juga sedang makan di restauran yang sama dengan Vina dan orang tuanya.
Luciana menghela nafas panjang setelah mendengar cerita dari sahabatnya itu. Belum juga hilang kekesalannya pada sang papa yang lebih memilih datang ke perpisahan sekolah Nando dari pada perpisahannya, kini hati Luciana ditambah kesal. Ternyata sang mama tidak bisa datang ke perpisahannya bukan karena sibuk, melainkan ingin pergi dengan keluarga barunya.
"Biarkan saja lah Vin, aku udah nggak perduli lagi sama mereka... Mereka mau ngapain sama keluarga baru mereka bodo amat.Aku tidak akan mengemis perhatian lagi sama mereka. Aku udah nggak dianggap anak lagi sama mereka. Jadi aku nggak perlu lagi menganggap mereka orang tua..." ucap Luciana terlihat begitu emosi.
"Luci... Kamu yang sabar ya..." sahut Vina terdengar sedih.
"Iya Vin, aku nggak papa kok..." ucap Luciana.
Sambungan telpon pun berakhir. Luciana meletakkan kembali ponselnya di atas meja.
"Ada apa lagi sayang...?'' tanya Noah sambil menatap Luciana.
"Nggak papa..."
Luciana yang masih duduk di pangkuan Noah mengalungkan kedua tangannya pada leher Noah. Beberapa saat mereka saling menatap, dan kemudian Luciana mendekatkan wajahnya pada wajah sang kekasih dan menempelkan bibirnya pada bibir Noah.
Tak lama kemudian bibir mereka saling menyesap penuh gairah. Iya, walaupun mereka sudah melakukannya berkali- kali, tapi rasanya c*um*n itu selalu berkesan di hati mereka. Mereka ingin waktu berhenti saat itu juga agar bisa terus merasakan sensasi yang mendebarkan ini.
Setelah puas saling menyesap, bibir Noah mulai menelusuri leher jenjang Luciana hingga membangkitkan berbagai perasaan di hati Luciana. Mulai dari rasa geli dan hangat. Seolah- oleh ini merupakan ungkapan kasih sayang yang diberikan oleh Noah dan keinginan menuju keintiman.
Mendapat perlakuan dari sang kekasih yang membuatnya tak berdaya, Luciana akhirnya pasrah. Dia memeluk Noah seolah- olah memberi isyarat pada Noah, apapun yang akan Noah lakukan padanya dia akan menerimanya dengan senang hati. Noah lalu membopong tubuh Luciana ke masuk ke kamarnya dan membaringkan tubuh kekasihnya itu di atas kasur yang empuk supaya dia bisa melakukan lebih pada Luciana dengan rasa aman dan nyaman.
Bersambung...
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah