NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

"Melamar Naura?"

Rasanya Zayad tidak percaya, secepat inikah adiknya itu menuturkan kalimat yang harusnya di ucapkan dengan serius. Zayn tipe pria yang sebenarnya humoris, banyak bercandanya. Zayad tentu jadi kembali bertanya, ia takut salah dengar.

Zayn mengangguk pasti, "Iya, kak. Melamarnya." Zayn menatap sang kakak, pria itu kini tampak antusias.

"Kak, Naura itu cantik sekali. Bolehkah aku bilang, sudah suka padanya sejak lama? Aku lihat di media sosial Savina selama ini, Savina sering posting foto Naura bersama Maryam juga. Sejujurnya, aku terus stalking, kak. Melalui media sosial Savina, karena aku tahu jika Naura tidak punya media sosial. Aku juga rajin like dan memberikan komentar."

Alis Zayad bertaut, ia menyikut lengan sang adik, "Hati-hati! Nanti bisa salah pahamnya ke Savina. Jangan terlalu sembarangan memberikan bentuk perhatian pada wanita. Kamu tahu sendiri, wanita itu rapuh perasaannya."

Zayn menyipitkan kedua matanya dan tersenyum meledek sang kakak, "Si paling paham wanita beraksi nih?"

Mata Zayad mengerjap, "Apa maksudmu?"

Zayn menghela nafas berat, "Baiklah jika begitu. Karena aku pun tidak mau terburu-buru, kali ini setujui saja permintaanku tadi. Aku ingin membantu Naura bekerja di perusahaan kita, kak. Bagaimana menurut kak Zayad?"

Zayad tampak berpikir sejenak, pria itu mengangguk kecil, "Memang, perusahaan Salma tidak akan membantunya." lirihnya.

Zayn mendengarnya dan sedikit tersentak, "Kenapa begitu, kak? Ada informasi yang tidak kuketahui?"

Zayad menatap Zayn dengan serius, "Terkadang, aku kasihan dengan gadis itu. Salma pernah bilang padaku, tidak mau memberikan pekerjaan pada Naura karena ia..anak dari istri kedua mendiang ayah mertuaku."

"Tapi sepertinya mereka memperlakukan Naura dengan baik. Aku lihat di media sosial Savina, di berbagai acara ada Naura."

Zayad menarik nafas dalam, tentu saja Zayn tidak tahu aslinya keluarga istrinya itu pada Naura. Selama ini, ia saksi hidup jika ada acara besar. Naura kerap mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan. Memang bukan terkesan kejam, namun bisa dikatakan seperti perlakuan verbal yang menjurus ke perundungan.

Zayn kini sedikit tersentak, "Tapi aku ingat kak, saat pertama dia datang ke rumah itu. Saat tuan Imran meninggal dunia. Nakha menariknya dan menghempaskannya. Saat itu, kak Zayad yang menolong Naura bangkit. Iya, kan? Aku masih sedikit ingat, walau aku masih kecil saat itu."

Zayad tertegun atas penuturan Zayn, bayangan saat ia menolong Naura bangkit setelah tersungkur akibat dorongan Nakha kini membayang di ingatannya. Gadis kecil itu menangis terisak, dan tidak ada yang mau menenangkannya. Semua diam saat Nakha mendorongnya. Zayad versi mudalah yang membawa Naura duduk di sebuah kursi dan memberikannya minum saat itu, menenangkan gadis kecil tersebut.

Zayad tersenyum tipis, ia mengingat jelas kejadian itu. Kejadian pertama kali ia bertemu Naura. 'Naura pasti lupa, jika itu adalah aku.' batin Zayad.

"Kak, bagaimana? Naura bekerja dengan kita saja, ya?"

Mata Zayad mengerjap, pria itu sedikit tersentak. Zayad kemudian mengangguk setuju, "Baiklah, suruh dia masukkan lamaran kerjanya. Nanti aku interview langsung."

Seketika Zayn begitu senang dengan ekspresi cerianya, "Yes!"

* * *

"Hah? Kak, serius?"

Zayn mengangguk tersenyum, pria itu sampai langsung menelepon Naura untuk menyampaikan hal ini. "Serius, ukhti. Sebaiknya cepat masukkan lamaranmu, atau nanti bisa-bisanya datang lamaran lain. Aku langsung memberitahumu yang pertama ini, sebelum pengumuman di sebar."

Mata Zayad membulat, "Bohong itu!" lirih Zayad pada Zayn.

Zayn memainkan mata pada sang kakak, ia tidak mau Naura merasa ini benar-benar di bantu oleh kakak beradik tersebut. Zayad menghela nafas berat, dan berdiri menuju alat gym lainnya.

"Sebaiknya cepat antarkan, ya. Segera, besok kalau perlu juga boleh."

"Iya, kak Zayn. Baiklah, akan Naura persiapkan."

Zayn tentu tersenyum senang, "Ok, sampai ketemu besok, ukhti. Bunga harum mekar sekuntum, Assalamu'alaikum."

Naura terdengar tertawa kecil disana, Zayad juga mendengarnya dan bergidik geli menatap sang adik. Zayad menggeleng saja, "Anak muda zaman sekarang, agresif sekali."

* * *

Galaxy Corp Company (Perusahaan milik Zayad)

Naura menarik nafas yang dalam, jantungnya berdegup kencang saat ini. Ia tadinya bermaksud mengantarkan surat lamarannya ke perusahaan milik Zayad, namun saat tiba ia justru disuruh langsung masuk dan menunggu interview. Tentu saja Naura kaget bukan main.

Saat ini, ia duduk seorang diri di ruangan CEO. Sebuah papan nama dengan ukiran elegan terlihat jelas disana, Zayad Ali Khoir dengan 3 gelar di belakang namanya. Naura menelan ludah kasar, ia akan berhadapan dengan seorang lulusan S3, seorang CEO di perusahaan Galaxy Corp Company yang menjadi perusahaan swasta nomor tiga terbaik di Jakarta saat ini.

Tak berapa lama, punggung gadis itu menegak saat pintu terbuka. Muncul sosok Zayad, Zayn dan seorang wanita yang tidak Naura kenal. Seketika jemari Naura bergerak gelisah, ia pun jadi semakin jantungan.

Ketiganya tampak serius saat ini, Naura berdiri dan menyapa mereka. Zayn langsung duduk di sebelah Naura, namun mata Zayad menyipit tajam pada sang adik sebab itu terlalu dekat duduknya. Zayn menahan senyum dan menggeser menjauh. Seorang wanita tadi memberikan berkas pada Zayn dan Naura. Naura pun merasa bingung saat ini.

"Saya kepala HRD perusahaan ini, kerjakan apa yang ada di dalamnya. Seluruhnya, siapkan dalam satu jam." pinta wanita tersebut.

Naura menelan ludah kasar dan mengangguk, Zayn juga demikian terlihat menghembuskan nafas kasar. Zayad lalu menatap keduanya dengan serius.

"Jika salah satu gagal, maka keduanya tidak akan diterima."

Mata Naura dan Zayn pun membulat, "Hah?" tutur mereka serempak.

Zayad hanya dengan ekspresi datarnya, sementara dua insan itu sudah dilanda kekhawatiran saat ini. Zayn melirik sinis sang kakak, "Sengaja sekali."

Zayad menahan senyum, ia duduk di kursi kebesarannya dan menunggu keduanya selesai.

* * *

Zayad dan kepala HRD tersenyum tipis menatap hasilnya. Naura menunduk saja menunggu dengan jantung yang berdegup kencang. Tentu ia berpikir, tidak mungkin hasil penerimaan akan di umumkan sekarang juga. Namun, wanita itu kini tersentak saat Zayad bersuara.

"Naura, besok sudah bisa bekerja. Di departemen Keuangan, bersama Zayn. Zayn akan menjadi atasanmu untuk departemen tersebut."

Mata Naura membulat, Zayn pun mengepalkan satu tangannya dan berteriak antusias. "Yes!"

"B-Besok? Besok langsung bekerja?" tanya Naura seakan tidak percaya.

Zayad mengangguk, "Ya, besok."

"T-Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapi, pegawaiku..besok kita mulai bekerja sama. Ok?" tutur Zayn tersenyum senang.

Mata Naura seketika berkaca-kaca, tak bisa ia bendung dan akhirnya tangisnya pun pecah. Zayad dan Zayn tersentak kaget, Naura justru terus menangis sampai terisak, bahkan sedikit bersuara karena tidak menyangka ia akan bekerja di perusahaan besar tersebut. Bahkan ia juga baru saja lulus kuliah.

Zayad seketika berdiri, dan Zayn pun tak kalah panik. Keduanya mengambilkan tissue dan juga terlihat kebingungan.

"Naura, jangan menangis."

"Ukhti, senyum ukhti. Jangan menangis." bujuk Zayn dengan rayuan absurdnya.

* * *

"Suka tidak?" tanya Zayad tersenyum pada sang puteri.

Maryam mengangguk setelah menerima suapan puding dari Papanya tersebut, "Suka, Pa. Enak sekali."

Papa dan puterinya tersebut sedang duduk berdua di teras pada malam hari, menunggu Salma yang belum juga pulang bekerja. Keduanya berbincang bersama, walau tentu Zayad harus selalu mengerti akan penuturan bijak puterinya tersebut.

Hingga, kini mobil Salma pun tiba. Maryam tersenyum tidak sabar bertemu sang Mama. Namun, Salma langsung turun dengan cepat dan ekspresinya terlihat marah. Salma berjalan tegas menuju Zayad berada dan menatap suaminya dengan lantang.

"Naura bekerja di perusahaan, Mas?! Maksudnya apa?! Udah tahu kan dia anak haram! Aku nggak suka, Mas!"

Deg,

Zayad spontan berdiri, dan Maryam juga langsung memeluk kaki Zayad dengan ekspresi ketakutan. Rahang Zayad mengeras, menatap Salma dengan tajam.

"Kamu keterlaluan, Salma!"

* * *

1
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!