NovelToon NovelToon
Lingkaran Dosa

Lingkaran Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Cinta pada Pandangan Pertama / Harem / Menyembunyikan Identitas / Penyelamat / Bercocok tanam
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cy_Ud

Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerola Tante

Disuguhi pemandangan yang seperti itu membuat Roy beberapa kali menelan salivanya sendiri karena begitu indah mahluk ciptaan tuhan yang akan dia temani malam ini.

“Kamu jangan kebiasan mengintip begitu tidak baik ayo masuk”, ucap tante Tati acuh dan tetap melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.

Kata kata dari tante Tati akhirnya membuyarkan keterpanaan Roy pada pemilik suara yang membuat mukanya memerah. Dengan menarik nafas dalam Roy menambah lebar celah pintu didepannya agar dirinya bisa masuk kedalam ruangan yang telah ada wanita cantik walau diusia yang tidak lagi muda.

Saat telah berada didalam kamar Roy hanya terpaku menunduk tidak berani menatap lawan jenisnya yang telah siap dengan pakaian dinas berenda menerawang berwarna hitam sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus bahkan jika semut jatuh diatas kulit itu maka akan tergelincir dibuatnya.

{cie pasti lagi bayangin STW yang ehem ehem kan}

“Kenapa kamu menunduk begitu Roy, apa kamu baru perama kali melihat ba4d417 wanita seperti saya?? Apa kamu selugu itu?”, ucap tante Tati sambil menatap Roy yang merasa seperti LUMA alias lugu lugu mau.

“Bukan begitu tan, tapi tante terlalu cantik”, balas Roy dengan volume rendah di ujung ucapanya namun dapat didengar oleh lawan bicaranya.

“Apa....kamu bilang Apa aku tidak dengar!!!!”, tukas Tati berbohong dan ingin Roy mengulangi ucapannya agar lebih lantang.

“Tante sangat cantik jadi saya terpana seperti melihat bidadari”, balas Roy dengan intonasi mendayu dan kini netra matanya telah beradu dengan wanita dihadapannya.

Jika saja dirinya tidak menjaga image didepan pemuda yang berhasil dia manfaatkan itu mungkin Tati sudah loncat loncat kegirangan karena mendapat pujian dari laki laki tampan berkulit sao matang namun bersih bernama Roy itu.

Entah siapa yang memulai kini kedua insan berbeda usia itu telah saling manautkan b!”r penuh 94!rah saling m3lum47 satu sama lain seakan tidak ingin dipisahkan. Cukup lama mereka melakukannya hingga tante Tati melepas tautan itu bukan karena bosan tapi agar bisa mengisi kembali oksigen kedalam rongga paru parunya. Dengan nafas tersengal keduanya saling menatap nyaris tak berjarak, saking dekatnya mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Bi”r berisi dan ranum itu bertemu kembali saling memagut namun kini tidak lagi saling diam. Tangan tante Tati tanpa dikomando langsung menarik tali pengikat bathrobe yang dikenakan Roy membuat kain microfiber berbentuk kimono itu mengambang menampilkan dada bidang yang kencang berotot dengan hiasan roti bantal yang tidak terlalu kemang dibawahnya.

Jari lentik dengan ujungnya dihiasi Nail Art yang sangat indah dan sensual itu membelai dan meraba kulit pelapis otot yang terlihat 53k51 itu membuat l!by do tante Tati kian memuncak.

Bagaikan tersengat aliran listrik ringan namun mendebarkan jantungnya. Tidak ada lagi nada ketus atau mimik wajah kesal yang tergambarkan.

Tangan kanan milik Roy yang semula hanya menjuntai kini mulai merambat menyusuri pinggang yang ramping dihadapannya. Bagaikan orang berdansa Roy memajukan langkahnya dan kemudian ikuti dengan gerakan mundur dari tante Tati hingga lipatan kakinya menyentuh sudut ranjang yang empuk tapi tidak terjatuh karena tubuhnya ditahan oleh Roy.

Keduanya masih saling menautkan bi”r kini posisi tante Tati berbaring di pinggir tempat tidur dengan kaki terjuntai dan Roy berada diatasnya setengah merukuk dengan satu kaki menginjak lantai dan kaki yang satunya di tekuk disamping wanita yang berbibir ranum itu terbaring. Tangan yang tadi berada dibelakang kepala lawan mainnya kini telah bergerilia memulai petualangan baru dengan mendaki dan menari di semangka langka itu. sedangkan tangan yang menahan tante Tati agar tidak terhempas kini beralih fungsi menopang tubuh Roy agar tidak menindih mahluk indah dibawahnya.

Pertemuan bagian wajah yang bisa bicara itu terlepas diiringi dengan suara nafas yang tersengal sengal dari keduanya karena berpacu mengisi oksigen ke rongga paru masing masing. Netra mata mereka kembali saling menatap dengan mimik wajah sangat sensual. Aura ruangan tiga kali tiga itu seakan terasa begitu panas walau ac dalam keadan menyala.

Sentuhan dan ®€m4m45an lembut dari satu tangan Roy terasa membangkitkan sesuatu yang telah lama tertidur dalam diri tante Tati membuat dirinya tanpa sadar melengkungkan punggungnya keatas. Denga masih tersengal dan tatapan mata masih beradu kini giliran tangan tante Tati yang bergerak secara perlahan namun pasti mencari tongkat koman yang telah menjulang mirip dengan jamur tankos sawit. Saaat tangannya mendapatkan apa yang dicari ekspresi wajah tante Tati langsung berubah nakal dengan menggigit sendiri bagian birinya bagian bawah, dan hal itu dipertontonkan dihadapan netra Roy.

Bagai memiliki kekuatan titisan dari wonder women. Wanita cantik diusianya tidak lagi muda itu dengan mudah mebalikkan posisi, yang semula rebahan dalam kungkungan seorang Adam kini dengan sekejap mata entah bagaimana caranya telah berada diatas. Tangan kiri menopang badanya dengan menapakkan telapak tangan di atas dada bidang Roy. Sedangkan tangan yang kanan telah mengurut perlahan namun pasti si roy junior.

Masih tidak ada pembicaraan dari keduanya komunikasi mereka kini hanya dengan aksi. Tante Tati turun kemudian berjongkok di ikuti Roy yang segera duduk.

“Besar juga junior mu Roy, membuat saya makin ingin kenalan dengannya. Sudah lama saya penasaran dengan junior mu yang sombong ini Roy.”, ucap tante tapi dengan masih menggenggam roy junior kemudian menjejalkan lidahnya dari pangkal sampai ujung dengan sangat nakal dan berlalu hap... masuk kedalam rongga bagian wajah bergincu merah maron itu walau hanya tapi combetnya saja.

Mendapat perlakuan seperti itu Roy seketika mendongak karena dirinya merasakan sensasi yang berbeda saaat titik tengah tubuhnya mendapatkan perlakuan khusus saat ini.

Dengan sedikit membenarkan posisi Roy mencoba mengepalkan rambut hitam yang tergerai lembut itu dalam satu genggaman. Diikuti dengan sedikit dorongan agar bagian wajah yang biasa sebagai pintu gerbang untuk memasukkan makanan itu makin dalam menelusuri roy junior yang sudah mode siap tempur itu. Dengan selogan pantang keluar sebelum mengejang.

Suara yang keluar bagai instrumen terkontrol dengan nada sumbang namun membuat keringat dingin bercucuran. Hampir lima belas menit tante Tati menikmati loli pop. rahangnya kini terasa sedikit pegal tapi tidak melelahkan.

Sedangkan lembah sahara yang tadinya gersang, kini dapat dirasakan oleh empunya kalau disana sudah begitu basah bagai ada oasis yang tumpah.

“Sekarang giliran tugas kamu” desis tante Tati dengan nada menggoda kemudian naik kepangkuan Roy, membuat Roy langsung telentang dan baru berhenti saat tiramnya tepat berada diatas wajah laki laki yang berwajah tampan denga rahang terlihat kokoh itu.

Serasa sudah pas wanita itu menjongkok dan menurunkan pinggulnya agar yang berada dibawah dapat segera melahap hidangan pembuka dari jamuan penuh keringat dan lendir ini. Roy yang begitu patuh langsung melahap hidangan tiram itu. Aromanya begitu khas sangat membuat candu yang berhadapan nya.

Rintih dengan nafas yang berat racauan itu terus menggema hingga si tiram memproteksi dirinya dengan mengeluarkan air yang langsung di lahap oleh si penikmatnya.

Roy kini kembali memperbaiki posisi untuk dapat beringsut lebih ketengah tempat tidur yang lumayan besar itu agar segera bisa mendapatkan menu utama. Kini pikirannya tidak lagi memikirkan beban hidup yang tengah dia alami sekarang dirinya tengah terhipnotis oleh pesona tante pemilik kontrakan.

Seketika tangan berjari lentik terbalut kulit putih mulus menggenggam si roy junior yang sangat kontras terlihat dari kedua warna kulitnya. Desisan panjang dari tante Tati saat junior mulai menyusuri secara perlahan gua hira miliknya. Tante Tati seperti menahan sakit saaat benda asing yang dipanggil junior itu terus masuh inchi demi inchi hingga amblas semua dan seperti orang habis memikul beban berat tante Tati bersuara dan ambruk begitu saja diatas laki laki yang tidak membayar kontrakannya itu.

“Kamu jangan gerak atau berkomentar, saya sedang penyesuaian diam jangan ngomong”, tante Tati berucap dengan mata terpejam dan pipinya menyandar pada dada bidang pemuda yang berada dibawahnya. Sedangkan Roy merasakan titik tengah dirinya tengah di pijit oleh sesuatu yang sangat lembut, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Keduanya saling meresapi dan menikmati rasa begitu sangat nikmat seakan membawa dua insan itu melayang kesurga karena keduanya saling menyatu.

1
Takagi Saya
Ayo, cepat berikan kelanjutan cerita ini!
Pratama Arya: ya kak.. ditunggu dulu ya kak...🙏🙏🙏
total 1 replies
swaggy
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Pratama Arya: terima kasih kak... 🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!