Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Siapa lo?
Grey baru saja datang ke kantin, ia berniat akan mengganggu cowok culun yang sudah dibela oleh Aleesha. Tapi sesampainya di kantin ia melihat cowok culun itu sedang mengobrol dengan seorang gadis yang tidak bisa ia lihat wajahnya.
Grey berada di belakang gadis itu, ia melihat cowok culun itu seperti nyaman berbicara dengan gadis itu. Padahal sudah Grey peringatkan tidak boleh ada yang menemani dan berteman dengan targetnya. Dan apa-apaan gadis itu ia memberikan makanannya kepada cowok culun itu.
Ini tidak bisa di biarkan dengan tidak berperasaan Grey memegang bahu gadis itu kasar. Tidak ada kelembutan dalam kamusnya, baik itu untuk perempuan maupun laki-laki. Gadis itu menoleh kepadanya, sejenak Grey tertegun melihat kecantikan gadis itu. Ia terlihat cantik dan imut disaat bersamaan.
"Apaan sih lo," dengan kasar gadis itu menepis tangan Grey. Wajah dengan kepribadiannya sangat berbeda.
"Berani banget lo sama gue, selagi gue baik mending lo pergi dari sini," perintah Grey, penuh otoritas tidak mau dibantah.
"Emang lo pernah bersikap baik? " ucap gadis itu meremehkan Grey. Grey merasa marah tapi ia merasa familiar dengan suara gadis itu.
"Pergi dari sini," Grey terlihat mencoba menahan amarahnya yang siap meledak kapan saja.
"Gak, gue gak mau," ucap gadis itu.
Perdebatan itu di saksikan oleh semua murid yang sedang makan. Mereka merasa tegang melihat perdebatan ini. Ingin makan pun susah karena mereka merasa tidak nyaman dengan suasana mencekam ini. Apalagi Grey keliatan sangat marah.
"Siapa sih cewek itu? "
"Berani banget dia sama Grey."
"Wajahnya kayak asing tapi familiar juga."
"Murid baru mungkin jadi dia gak tahu tentang peraturan disini."
"Bisa jadi makanya dia berani sama Grey."
Begitulah bisik-bisik para murid melihat perdebatan Grey dengan cewek itu. Sedangkan di sisi lain Sheryn menatap Aleesha khawatir. Ia pun berdiri dan ingin menghampiri Aleesha, namun tangannya di pegang oleh seseorang.
"Mau kemana Luna? " ucap Lucas, dia adalah pacar Sheryn.
"Aku mau kesana," Lucas menatap arah yang di tunjuk Sheryn. Di sana terlihat Grey dan seorang gadis tengah berdebat.
"Mau ngapain? Itu bukan urusan kamu, Luna."
"Jelas itu urusan aku, aku harus bantu Aleesha."
"Tunggu, Aleesha? cewek yang lagi debat dengan Grey? " Lucas terkejut. Pasalnya penampilannya sangat berbeda dari biasanya.
"Iya itu Aleesha, aku kesana ya."
"Aku ikut, aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Sheryn pun mengangguk. Mereka berdua pun mendekati tempat Aleesha saat ini berdiri.
"Kesabaran gue udah abis," Grey berniat akan menarik tangan Aleesha. Namun dengan cepat di gagalkan oleh seorang pemuda bersurai pirang.
"Jangan bikin keributan," ujar Ethan menatap tajam Grey.
Grey pun menatap tajam Ethan."Jangan ikut campur urusan gue."
"Lo mungkin lupa, gue ketua OSIS disini."
"Terus kalau lo ketua OSIS lo boleh ikut campur urusan orang lain? " sinis Grey.
"Lo gak liat, semua murid makan gak tenang karena keributan yang lo buat."
"Gue-" belum sempat Grey berbicara. Ucapannya dipotong oleh Aleesha.
"Mending lo berdua pergi dari sini, ganggu orang makan tahu," usir Aleesha kepada kedua cowok yang terus berdebat ini.
"Gue bantuin lo,kenapa lo ngusir gue juga," ujar Ethan tidak terima.
"Gue gak butuh bantuan lo," ucap Aleesha, lalu ia menatap Theo yang sepertinya bingung harus bagaimana di situasi ini.
"Bukannya makasih lo malah ngomong gitu ke orang yang udah bantu lo," ujar Ethan. Aleesha mengabaikan ucapan Ethan.
"Kenapa berhenti makannya? " tanya Aleesha.
Ethan dan Grey merasa speechless, melihat gadis ini mengabaikan mereka. Di sekolah ini semua orang tidak ada yang pernah mengabaikan mereka. Gadis ini berani sekali mengabaikan mereka. Semua murid pun nampak tegang, mereka menunggu apa yang akan di lakukan Ethan dan Grey kepada gadis yang berani mengabaikan mereka.
"Ituu.." Theo bingung harus berbicara apa. Ia melihat Ethan dan Grey menatapnya tajam. Kalau mata mereka bisa mengeluarkan laser pasti saat ini tubuh Theo sudah hancur.
Aleesha mengerti pasti Theo tidak nyaman karena ada dua orang yang menyebalkan itu tengah berdiri di belakangnya pasti mereka menakuti Theo.
"Udah lo lanjutin aja makannya jangan hiraukan dua jamet di belakang," ujar Aleesha. Ethan dan Grey tidak terima disebut jamet.
"Berani banget lo panggil gue jamet? " marah Grey. Mukanya sudah memerah, ia tidak terima gadis ini mencoreng harga dirinya.
"Siapa yang lo bilang jamet? " kesal Ethan.
"Ya lo berwhwhw" ucapan Aleesha tidak jelas karena ada yang membekap mulutnya.
Aleesha ingin marah tapi begitu melihat siapa yang melakukan itu, kemarahannya menghilang yang ada hanya rasa kesal.
"Lewpawwsiiw," ucap Aleesha tidak jelas.
"Gue lepasin tapi lo harus ke kamar sekarang," Aleesha tidak mau karena urusannya belum selesai, tapi melihat Sheryn yang seperti tidak ingin dibantah, ia pun menganggukkan kepalanya.
Sheryn pun melepaskan bekapan tangannya."Sekarang kita ke kamar."
"Kita anterin Theo dulu, takutnya dia dibully lagi," ujar Aleesha.
"Theo? siapa dia? " tanya Sheryn bingung.
"Itu," Sheryn mengikuti arah tatapan Aleesha. Ternyata dia adalah cowok culun yang pernah di bully oleh Aleesha dan Grey.
"Lo kembali ke kamar ya," ucap Aleesha kepada Theo. Theo pun mengangguk kepalanya.
"Kita gak bisa masuk asrama cowok, Lucas kamu bisa kan anterin dia," ucap Sheryn kepada pacarnya.
"Aku? " tanya Lucas menunjuk dirinya sendiri.
"Iya pastiin dia sampai ke kamarnya dengan selamat," ucap Sheryn, Lucas pun mengangguk menuruti permintaan pacarnya. Sebenarnya Lucas tidak mau, tapi ini adalah permintaan sang pacar.
"Awas aja kalau lo berdua ngebully atau mengganggu Theo, kalian berurusan sama gue," ancam Aleesha. Ia menatap tajam Ethan dan Grey.
"Sheryn lo kenal sama dia? " tanya Ethan, pasalnya Sheryn terlihat akrab dengan gadis ini. Yang Ethan tahu Sheryn ini sangat pemilih dalam berteman dan tidak mudah akrab dengan orang lain. Jadi dia hanya berteman dengan Aleesha, karena mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Jadi ia merasa aneh melihat Sheryn akrab dengan gadis ini.
"Jelaslah Sheryn kenal sama gue, kita kan sahabat," sewot Aleesha.
"Sahabat? bukannya sahabat Sheryn cuman Aleesha ya," ucap Grey. Grey sangat tahu karena ketika ia berpacaran dengan Aleesha, ia bisa melihat Aleesha dan Sheryn ini begitu dekat.
"Ini Aleesha kenapa kalian kayak gak kenal gitu," ucap Sheryn. Aleesha tanpa make up, emang sangat berbeda dengan dirinya yang biasanya. Tapi meski begitu Aleesha tetap cantik, bahkan ia sangat cantik ketika tidak memakai make up. Pasti mereka terkejut, Sheryn pun tadi sempat terkejut.
Bukan hanya Grey dan Ethan yang terkejut, semua murid pun terkejut termasuk Lucas dan Theo yang belum pergi. Aleesha bingung melihat wajah semua orang terkejut.
"Kalian kenapa sih? "
