NovelToon NovelToon
Sang Pengasuh

Sang Pengasuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kirana Putri761

Terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak pernah dia impikan membuat kehidupan Anik Saraswati menjadi rumit.

Pernikahannya dengan seorang dokter tampan yang bernama Langit Biru Prabaswara adalah sebuah keterpaksaan.

Anik yang terpaksa menjadi mempelai wanita dan Dokter Langit pun tak ada pilihan lain, kecuali menerima pengasuh putrinya untuk menjadi mempelai wanita untuknya membuat pernikahan sebuah masalah.

Pernikahan yang terpaksa mereka jalani membuat keduanya tersiksa. Hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.

Jika ingin membaca latar belakang tokoh bisa mampir di Hasrat Cinta Alexander. Novel ini adalah sekuel dari Hasrat Cinta Alexander

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keterlaluan

Langit mengerjapkan mata karena hawa dingin yang terasa menusuk ke tulang. Di tatapnya langit-langit kamar, kemudian menoleh ke sebelah tapi tidak ada Anik di sampingnya. Padahal jam masih menunjukkan pukul dua malam.

Berlahan dia bangkit, agar kesadarannya bisa pulih dengan sempurna. Detail bayangan semalam kini jelas berputar di otaknya. Ada rasa bersalah saat ingatannya berulang kali menemukan wajah sedih dan kesakitan istrinya.

"Aku tidak sengaja melakukannya. " gumamnya menghindari rasa bersalah yang kini seperti menyerang perasaannya.

Hampir saja dia beranjak dari tempat tidur, tapi saat melihat bercak darah yang di seprai berwarna biru muda itu dirinya kembali mengurungkan niatnya. Di perhatikan dengan seksama, tapi dia tetap yakin jika itu darah.

"Mungkinkah semalam dia menstruasi?" gumamnya sekali lagi dengan perasaan gamang, dia ingat betul betapa sulitnya menerobos milik istrinya itu.

"Nggak mungkin." decihnya kemudian beranjak dari duduknya.

"Iya nggak mungkin, dia seorang janda." gumamnya lagi mencoba meyakinkan dirinya jika yang terlintas dalam pikirannya tidaklah benar

Pria itu pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi entah kenapa hatinya masih saja merasa ada mengganjal. Rasa penasarannya tengang Anik pun semakin tinggi.

Setelah selesai Mandi, Langit ingin melanjutkan tidur di kamar tamu. Tapi, saat melewati kamar putrinya, dia pun menghentikan langkah. Tidak biasanya kamar Ana terlihat terang, mungkinkah Anik ada bersama putrinya karena wanita itu sudah menghilang dari kamarnya.

Langit mengintip dari celah jendela kamar Ana. Ana masih nampak pulas, sementara ada seorang wanita yang masih duduk di atas saja dengan menengadahkan tangannya. Anik sedang berdoa setelah melakukan salat.

Sejenak Langit tertegun dalam pikirannya, kemudian meninggalkan tempat itu dan menuruni tangga menuju kamar tamu.

"Tapi bagaimana bisa jika itu darah perawan, bukankah dia janda." pikirannya terus berputar-putar, hingga menghilangkan rasa kantuknya.

Pria itu merebahkan diri dengan di atas tempat tidur. Tatapannya menerawang menatap langit-langit kamar. Ada penyesalan dalam hatinya jika benar istrinya masih perawan.

Seharusnya dia tidak melakukannya. Seharusnya dia tidak tergoda dengan wajah cantik dan tubuh sintal yang selama ini dia pungkiri.

Tapi, dia seorang pria yang tidak terus dalam kondisi yang bisa mengontrol hasratnya jika setiap malam satu ruangan dengan seorang wanita itu.

" Astaga..." gumamnya dengan mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana wajah itu meringis kesakitan dengan air mata yang terus mengalir saat dirinya melampiaskan semua hasrat yang sudah tidak bisa ditahan lagi.

###

"Ana, minum susu, dulu! Sarapannya nunggu Papa turun, Oke!" ucap Anik saat Ana berisik ingin cepat melahap nugget kesukaannya.

Anik sengaja membuatkan menu kesukaan Ana, naget dan sayur sop. Sedangkan untuk Langit dia sengaja membuat udang saus tiram.

" Untuk yang semalam, aku minta maaf. Aku benar-benar khilaf, aku juga tidak menginginkan itu terjadi." ucap Langit saat Anik mengambilkan makanan di piringnya.

" Aku bisa mengerti." ucap Anik dengan tersenyum tipis. Itu kalimat pertama Langit padanya tapi entah kenapa rasanya itu sangat menyakitkan, seolah-olah keberadaannya hanya sebuah pelampiasan saja.

"Nik..." panggil Langit dengan memegang tangan Anik. Tapi, wanita itu langsung menarik tangannya.

"Kamu demam?" tanya Langit, padahal pada awalnya bukan kalimat itu yang mau dia lontarkan.

"Nggak, Mas! Aku baik-baik saja." jawab Anik dengan memundurkan tubuhnya. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman saat berada di dekat Langit, apalagi pria itu kini malah menatapnya.

"Mama Anik sakit?" sela Ana membuat kedua orang dewasa itu menoleh.

"Nggak, Mama Anik baik-baik saja." ucap Anik sambil mendekat ke arah gadis kecil itu.

Mereka pun menyelesaikan sarapan dengan tenang. Sesekali Langit melirik ke arah Anik yang terus saja menunduk. Wajah itu memang terlihat pasi dengan warna bibir yang memucat.

"Jika kamu sakit bilang saja. Aku bicara seperti ini karena aku seorang dokter." ucap Langit dengan mengelap bibirnya setelah selesai makan.

Langit pun segera berangkat ke rumah sakit. Dia pun tidak lupa mencium kening putrinya sebelum pergi. Tapi dirinya menatap heran Anik yang memundurkan tubuhnya saat dia akan melewatinya. Wanita itu pun terlihat terus menunduk.

Sesaat kemudian sebuah panggilan dari ponselnya membuat pria itu melangkah keluar. Pria itu langsung mengambil ponselnya di dalam saku dan menjawab panggilan yang terdengar berulang-ulang itu dengan menghampiri mobilnya.

###

Anik dan Ana bermain di mall. Dua wanita yang berbeda umur itu seolah sangat menikmati kebersamaan. Dia ingin menyenangkan Ana hingga puas, hingga suatu saat gadis itu akan mengingat banyak hal indah bersamanya.

"Ana ingin es cream. " pinta Ana yang sudah merasa sangat haus.

"Ana tidak akan mengatakannya pada Papa Langit." lanjut Ana berusaha membujuk Anik yang nampak berfikir.

"Oke, kita beli es cream di depan saja ya!" Anik mengiyakan keinginan Ana.

Anik menggandeng satu tangan dan satu tangannya membawa belanjaan yang akan di bawa Ana saat ikut papanya gathering family.

"Besok jika pergi sama Tante Nikita sama Papa Langit, Ana jangan bandel ya! Harus nurut." Anik memberi pesan pada Ana saat mereka menikmati es cream.

"Mama Anik tidak ikut? Jika Mama Anik tidak ikut Ana juga tidak mau liburan." ucap Ana membuat Anik tersenyum. Senyum yang sangat sulit untuk diartikan.

Setelah mereka dari mall, Anik membawa Ana mampir ke rumah Oma Mayang. Tapi saat akan pulang, Mayang meminta Ana ditinggal saja biar dijemput Langit saat pulang.

Taxi yang dipesan Anik pun berhenti di depan rumah Mayang. Anik pun masuk dan duduk di bangku belakang. Jika bukan tidak mengingat cucian yang masih menumpuk mungkin dia akan memilih untuk tetap di rumah mertuanya.

Hanya butuh waktu lima belas menit, taxi sampai di rumah dengan model minimalis. Dan yang membuat nya heran, mobil Langit sudah terparkir di depan rumah. Padahal biasanya pria itu pulang malam.

"Berarti Mas Langit sudah pulang." gumam Anik saat turun dari taxi.

Pintu gebang yang sedikit terbuka membuatnya langsung masuk ke dalam. Tapi entah kenapa perasaanya mendadak tidak enak saat melihat sepasang sepatu perempuan tergeletak di depan pintu.

Berlahan dia membuka pintu rumah itu. Rumah dalam keadaan sepi, hingga dirinya memilih berjalan menuju dapur tapi bertapa terkejutnya Anik hingga menjatuhkan belanjaan saat melihat dua orang dewasa sedang berciuman.

"Maaf." Langit pun langsung membenarkan posisinya. Sedangkan Nikita hanya tersenyum, baginya itu lebih baik jika Anik melihat semuanya.

Anik seolah tak mendengar ucapan Langit. Dia langsung memungut belanjaannya yang terjatuh.

"Aku pikir kalian orang-orang yang berpendidikan dan tahu adab. Tapi nyatanya kelakuan kalian sangat buruk." kalimat itu meluncur begitu saja. Dia sudah tidak takut dengan apapun.

Matanya memanas saat dia berlari menaiki anak tangga menuju kamar Ana. Entah kenapa rasa marah itu melukai perasaannya, bagaimana pun dia seorang istri. Meskipun latar belakang pernikahan mereka bukan karena cinta tapi dia tulus untuk mengabdikan dirinya sebagai istri. Lantas apa arti dirinya jika suaminya melakukan pengkhianatan di rumah yang seharusnya menjadi surga bagi sebuah keluarga.

1
Anis Saidah
berharap anik sama biru
Sri Mulyaningsih
terusannya mana
Oyah Karlinaa
selalu bolak balik alhamdulilah,,,bikin penasaran😘😘😘😘😘
Ickhaa PartTwo
Semangat up thor
Khairul Azam
sbnrnya aq pngn anik bhgia kak author, tp klo anik sm pria lain kok aq gk rela ya😬🤦‍♀️
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt thor
Anis Saidah
lanjut kak..perasan baru baca kok langsung habis
mom farhan
pengen 2 bab perhari kak
Khairul Azam
kn..kn mb anik dh mulai goyah.., ati2 mb anik lindungi hatimu🤭
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt thor
Anis Saidah
semoga jodohmu mas biru ya nik
Khairul Azam
hati2 mb anik jngn goyah dg prhatiannya si biru tua😅
mom farhan
lanjut kak
Anis Saidah
awasi pak langit yang tidak cerah alias mendung...awasi sebelum masuk atau pulang sekolah nanti pasti tau jawabanya..mosok ngene leren di kandani
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt thor, semangat up
Khairul Azam
pak dokter mbok ya sewa org buat mantau ana, biar tau yg sebenarnya, masak ya hrs d ajarin sma emak2 kya aq to pak dokter..
ahh.. minyak telon emang.. 🤣
mom farhan
lanjut kak masih setia menunggu kelanjutan nya
Dwi Puji Lestari
pasti langit curiga dari siapa brg2 ana...gk pengin ya lang ngguin ana dr pagi smp plg pantengin dpn sklhnya br ktm jwbn ny
Anis Saidah
yang di nanti di tunggu bab baru akhirnya
mom farhan
asik mau bab yg di tunggu² berbulan²
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!