Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 07
Yoon-gi duduk terdiam sambi menatap ke arah kaca jendela rumah sakit. Ucapan Cheesy yang mengatakan jika dia tidak menyukainya terus tergiang di pikirannya. Dia tidak tau apa yang salah di dalam dirinya, sehingga Cheesy berkata seperti itu.
"Apa yang salah pada diriku? Kenapa dia tidak menyukaiku? Padahal aku tampan dan berwibawa." Batin Yoon-gi sambil memegang dagu.
"Yoon-gi!" Suara merdu yang telah lama tidak dia dengar tiba-tiba menghentikan lamunannya. Yoon-gi langsung menatap ke arah Sarah lalu mendekati wanita itu dengan senyuman bahagia.
"Sarah! Kamu sudah sadar?" Yoon-gi mengenggam erat tangan Sarah sambil mengelus lembut puncak kepala wanita itu.
"Sejak kapan kamu di sini?"
"Sejak kamu berada di rumah sakit ini," ucap Yoon-gi tersenyum. "Aku panggil dokter sebentar ya."
Mendengar tombol dari ruangan Sarah berbunyi, Cheesy dengan cepat menuju ruangan pasiennya itu. Dia memeriksa keadaan Sarah lalu tersenyum bahagia. Akhirnya wanita itu sadar dan tinggal menunggu masa pemulihan lagi.
"Alhamdulillah! Keadaan Anda sudah membaik. Jangan lupa minum obat dan istirahat yang cukup ya," ucap Cheesy tersenyum.
"Bagaimana dengan bayi saya, Dok?" Tanya Sarah dengan tatapan penuh harapan.
Mendengar pertanyaan Sarah, Cheesy dan Yoon-gi langsung saling lempar tatapan. Cheesy tidak tau harus menjawab apa, karena dia tau jika kenyataan itu akan menyakiti hati Sarah. Namun, dia juga tidak bisa menyembunyikannya, karena wanita itu harus tau.
"Mohon maaf! Janin Anda."
Melihat raut wajah Cheesy dan Yoon-gi, Sarah langsung bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan air mata mengalir membasahi wajahnya, ternyata Allah SWT belum mempercayainya untuk menyandang gelar sebagai seorang Ibu.
"Sarah! Kamu jangan sedih ya. Aku yakin kamu pasti kuat. Kamu adalah wanita yang hebat." Yoon-gi langsung memeluk Sarah sambil mengusap punggung wanita itu dengan lembut.
Sedangkan Sarah hanya bisa menumpahkan semua kesedihannya. Dia menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Yoon-gi. Sungguh berat cobaan yang selama ini datang menghampiri hidupnya, sehingga membuat semangatnya untuk hidup telah hilang.
Dia telah kehilangan kedua orang tuanya, kini dia juga harus menelan pil pahit karena kehilangan calon bayinya. Namun, di saat dia telah kehilangan semua yang berharga dalam hidup, kini sahabat yang telah lama dia rindukan telah kembali. Apa mungkin ini adalah jawaban dari setiap doa yang dia panjatkan kepada sang Pencipta?
Melihat itu, air mata Cheesy juga ikut menetes. Dia tidak tau kenapa tiba-tiba rasa bencinya kepada Yoon-gi perlahan menyusut. Melihat sikap lembut pria itu, dia merasa ada yang aneh atas pikirannya sendiri.
******
"Dokter belum pulang?" Tanya Ardy melihat Cheesy yang masih duduk termenung di ruangannya.
"Em! Ini, Dok, masih ada beberapa dokumen tentang pasien yang belum di periksa," ucap Cheesy tersenyum canggung sambil membuka secara asal lembaran kertas yang ada di atas mejanya.
Melihat sikap aneh Cheesy, Ardy perlahan mendekatinya sambil menatap dokumen yang di baca Cheesy. Melihat itu, senyuman kecil langsung muncul menghiasi wajah tampan pria itu.
"Membaca itu seperti ini." Ardy langsung memperbaiki dokumen yang terbalik itu. Sehingga membuat Cheesy langsung tersenyum kaku karena merasa malu.
Sebagai pria sejati, Ardy langsung duduk dan menatap kecantikan Cheesy yang alami dan natural. Perlahan senyuman kecil menghiasi wajahnya melihat indahnya ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.
"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Ardy to the point.
"Maaf! Apa boleh saya bertanya tentang pasien yang bernama Sarah?" Tanya Cheesy dengan canggung.
Mendengar pertanyaan Cheesy, Ardy langsung mengerutkan keningnya bingung. Dia merasa jika Cheesy seperti mengorek informasi tentang mantan pasiennya itu. Namun, dia tidak tau kenapa Cheesy sangat ingin mengetahui informasi tentang Sarah.
"Boleh! Saya punya indentitas lengkapnya. Tunggu saya ambilkan di ruangan saya." Cheesy hanya mengangguk kecil sambil menatap punggung Ardy.
"Dok!"
Ardy langsung menghentikan langkahnya mendengar panggilan Cheesy. Dia menatap gadis itu dengan lekat sambil tersenyum kecil.
"Ada apa? Apa ada yang di perlukan lagi? Saya akan mengambilnya juga."
"Tidak, Dok! Saya hanya ingin tau informasi tentang pasien Sarah saja. Tapi!"
"Tapi apa?"
"Lebih baik kita bicara di cafe atau tempat yang lainnya. Soalnya hari sudah larut, tidak enak jika kita berdua di sini," ucap Cheesy tersenyum kecil.
"Baiklah!" Ardy tersenyum kecil sambil menunggu Cheesy membereskan mejanya.
Setelah selesai, mereka berjalan beriringan menuju ruangan Ardy, lalu pergi mencari cafe yang nyaman bersama. Ardy mengemudikan mobilnya sambil sesekali melirik Cheesy yang duduk di sampingnya.
Gadis itu hanya diam sambil menatap ke arah kaca jendela, tidak lupa dengan jari-jari yang terus bergerak di tasnya. Terlihat sekali jika dia merasa canggung. Ardy hanya tersenyum kecil lalu memasang musik untuk menghilangkan kecanggungan mereka.
"Kita sudah sampai." Ardy tersenyum kecil setelah memarkirkan mobilnya. Dengan cepat dia turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Cheesy. Sungguh pria yang sigap, pilihan Randy memang tidak salah.
Cheesy hanya tersenyum kecil lalu turun dari mobil. Perlahan ingatannya tentang ucapan sang papa saat pertama masuk kerja muncul di ingatannya. "Usiamu sudah cukup untuk menikah! Jangan pernah menunda sunah rosul, papa sudah punya calon untukmu."
"Apa maksud papa pria itu adalah Dokter Ardy?" Batin Cheesy menatap lekat Ardy.
"Ayo! Apa masih ada yang mau di tunggu?" Tanya Ardy melihat Cheesy masih berdiri termenung di depan pintu mobil.
"Astaghfirullah! Tidak, Dok. Ayo masuk." Cheesy tersenyum canggung lalu melangkahkan kakinya dengan canggung.
Melihat sikap Cheesy, Ardy hanya tersenyum kecil. Wanita itu adalah wanita sholehah, jadi tidak heran jika dia akan bersikap gugup saat berduaan dengan pria.
Melihat tamu yang datang, salah satu pelayan dengan sigap menunjukkan meja yang masih kosong lalu memberikan daftar menu di cafe mereka. Setelah selesai memesan makanan mereka, Cheesy langsung menatap dokumen yang ada di depan Ardy. Sungguh dia sangat penasaran dengan rumah tangga Sarah, lebih tepatnya dia merasa iba dengan keadaan wanita itu.
"Oh! Ini, catatan tentang kehamilan pasien Sarah." Ardy dengan sigap memberikan dokumen itu.
Cheesy langsung membuka lembaran dokumen itu lalu memeriksa dengan teliti setiap catatan yang ada di sana. Namun, tanpa sengaja dia menjatuhkan beberapa lembar foto dan menatap foto itu dengan terkejut.
"Ini!"
"Em! Itu... Setelah tiga kali memeriksa kandungannya. Saya selalu melihat memar di tubuhnya. Jadi!"
"Sial! Ternyata pria itu adalah serigala berbulu domba. Kenapa orang-orang tidak bisa membuka matanya ya?"
"Maksudnya?" Tanya Ardy bingung.
"Suami pasien itu. Suaminya terlihat sangat alim, seolah-olah dia adalah pria sempurna yang menjadi idaman setiap wanita. Tapi nyatanya."
"Suaminya adalah Alyoga Diandre. Putra keluarga Diandre."
"Apa!"
Bersambung....