NovelToon NovelToon
RISA SAYANG BAPAK

RISA SAYANG BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: hyeon'

Benar kata orang, tidak ada hal yang lebih menyakitkan kecuali tumbuh tanpa sosok ibu. Risa Ayunina atau kerap disapa Risa tumbuh tanpa sosok ibu membuatnya menjadi pribadi yang keras.

Awalnya hidup Risa baik baik saja meskipun tidak ada sosok ibu di sampingnya. Karena Wijaya—bapak Risa mampu memberikan kasih sayang penuh terhadapnya. Namun, di usianya yang menginjak 5 tahun sikap bapak berubah drastis. Bapak yang awalnya selalu berbicara lembut kini berubah menjadi sosok yang keras, berbicara kasar pada Risa dan bahkan melakukan kekerasan fisik.

“Bapak benci sama kamu, Risa.”

Risa yang belum terlalu mengerti kenapa bapaknya tiba tiba berubah, hanya bisa berdiam diri dan bersabar. Berharap, bapak akan kembali seperti dulu.

“Risa sayang bapak.”

Apakah Bapak akan berubah? Apa yang menyebabkan bapak menjadi seperti itu pada Risa? Ikuti terus kisah Risa dan jangan lupa untuk memberikan feedback positif jika kalian membaca cerita ini. Thank you, all💐

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hyeon', isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 7

“Habis lo malam ini.” Aldi dan dua temannya tersenyum remeh menatap Risa. Risa hanya menatap datar. Rasanya ia ingin sekali menghajar habis habisan ketiga orang di hadapannya.

Dua teman Aldi berlari menyerang Risa. Pukulan demi pukulan berhasil Risa tangkis. Ia yang sudah geram pun melayangkan pukulan keras. Meskipun tangannya masih terluka, Risa sama sekali tak memperdulikan itu.

Aldi yang melihat dua temannya sudah terkapar lemah pun bergidik ngeri. Sebenarnya ada rasa takut ketika Risa berhasil melumpuhkan temannya. Ia tak menyangka Risa akan sekuat itu.

“Dua temen lo udah sekarat, sekarang giliran lo.” Ujar Risa yang menantang Aldi. Aldi pun berlari ke arah Risa pun sebaliknya. Dan ya, satu pukulan keras berhasil Risa daratkan pada mata kanan Aldi.

Risa tersenyum puas, napasnya memburu. Ingin memberi pukulan sekali lagi namun ia masih memiliki perasaan.

“Sekali lagi lo cari masalah sama gue, mata kiri lo yang jadi korban selanjutnya.” Aldi berangsur mundur ketakutan. Ia pun menyuruh dua temannya untuk pergi sebelum Risa kembali menghajarnya.

Risa menatap sayang pada motor yang mereka tinggalkan begitu saja. Dari belakang, samar samar ia mendengar suara seseorang yang memanggil namanya.

“Risaa.” Jeff datang dengan napas yang ngos-ngosan. Risa termenung menatap Jeff.

“Lo…lo nggak papa? Lo tenang aja, gue udah rekam semuanya.” Tanpa sadar Risa tersenyum tipis saking tipisnya Jeff tidak menyadari senyuman yang tercetak manis itu.

“Thanks.” Jeff tersenyum lebar. Sejujurnya Jeff sedang nongkrong bersama teman temannya tak jauh dari cafe tempat bekerja Risa. Ia memang berniat untuk pulang lebih dulu, dan tak sengaja bertemu dengan Risa.

“Gue anterin ya,” tawar Jeff yang mendapat gelengan kepala dari Risa. Namun Jeff memaksa, walaupun Risa tak mau ia bonceng. Jeff akan tetap mengikutinya dari belakang.

Risa tak ambil pusing, rasanya ia sangat malas untuk berdebat. Tenaganya sudah terkuras habis dan luka di tangannya semakin perih. Mungkin terlalu banyak ia gunakan untuk memukul orang.

“Bentar, tangan lo obatin dulu.”

“Nggak usah.”

“Nggak, bentar gue bawa P3K kok.” Jeff pun mengeluarkan kotak P3K dari dalam tasnya. Tangannya dengan lihai mulai melepas perban di tangan Risa dan mengobatinya dengan lembut.

“Tahan ya?” Tutur kata Jeff yang lembut membuat Risa terdiam. Entah kenapa ia seperti merasakan Dejavu. Ia teringat akan bapak yang mengobati dirinya waktu kecil. Ucapan Jeff sama persis dengan bapak ditambah suaranya yang lembut.

“Selesai.” Jeff memandang Risa yang melamun dengan matanya yang membendung buliran bening. Ia mencoba menyentuh bahu Risa. Dengan cepat Risa menyingkirkan tangan Jeff yang membuat sang empu terlonjak kaget.

“Sorry.”

“Makasih.” Jeff mengangguk lalu memasukkan kembali kotak P3K ke dalam tasnya. Risa mulai mengayuh sepedanya pelan diikuti Jeff di belakangnya.

Sesampainya, Risa segera memasukan sepedanya dan menutup pagar rumahnya. Tak lupa ia menunggu Jeff untuk pergi dari sana.

“Gue balik dulu ya, langsung istirahat lo.” Pamit Jeff seraya melambaikan tangannya. Risa hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia pun berbalik dan terkejut mendapati bapak yang berdiri tepat di hadapannya.

“Siapa dia?” Tanya bapak penuh intimidasi.

“Temen Risa.” Jika Jeff masih di sini, ia pasti sangat menggila. Bagaimana tidak? Risa mengatakan bahwa ia adalah temannya. Risa menganggap dirinya? Oh, membayangkan Jeff menggila saja sudah sangat menyeramkan.

“Jangan terlalu dekat, dia belum tentu laki laki yang baik.” Setelah mengucapkan kalimat itu, bapak mendorong bahu Risa pelan agar menyingkir dari pagar. Risa menatap nanar bapak yang pergi begitu saja.

“Apa barusan bapak takut gue kenapa kenapa?” Gumam Risa yang menyadari kalimat bapak yang seakan mengkhawatirkan dirinya. Ia pun melangkah maju masuk ke dalam rumahnya.

Di kamar, Risa segera merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Ia menatap kedua punggung tangannya. Melihat perban yang di terbungkus dengan rapi. Risa teringat akan ucapannya tadi bersama bapak. Dia mengatakan Jeff adalah temannya?

Bohong jika Risa tak menganggap kehadiran Jeff. Awalnya Risa memang merasa terganggu akan kehadiran Jeff. Baginya Jeff adalah orang aneh yang datang tiba-tiba. Entahlah, Risa hanya lebih nyaman bersama adiknya daripada Jeff sendiri.

“Apa Jeff orang yang baik? Apa dia bisa jadi teman yang baik?” Daripada pusing memikirkan apa yang belum pasti, Risa memilih untuk memejamkan matanya. Ia berharap bisa bertemu ibunya walau hanya lewat mimpi.

*****

“Kau masih sering kasar kepadanya?” Tanya seorang pria yang kini sudah berumur pada seseorang yang usianya tak jauh dari dirinya.

“Hm,” jawab orang itu seraya terus meneguk habis minumannya.

“Kau tak kasihan pada putrimu, Wijaya?” Ya, orang yang sedari tadi berbicara pada pria itu adalah bapak. Pria itu adalah salah satu karib baiknya sekaligus pemilik bar tempat biasa bapak mabuk.

“Entahlah, Lex.” Alex—teman bapak menatap iba pada bapak. Alex tahu bapak masih sayang kepada Risa. Rasa sayang itu tak pernah luntur hingga saat ini. Alex tahu temannya ini seakan hilang arah. Ia seperti orang yang kehilangan jati dirinya.

“Jangan terlalu kasar padanya, sudah banyak luka yang kau berikan pada princes kecilmu itu.” Ucap Alex seraya menepuk pelan bahu temannya.

Bapak masih terus diam. Matanya pedih menahan air mata yang siap jatuh. Apakah ia masih pantas disebut bapak? Sudah berapa banyak luka yang ia torehkan pada putrinya? Dari kejauhan Alex menatap bapak dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Mereka telah merubah mu sejauh ini, Wijaya.”

*****

Risa mengernyit heran mendapati Jeff yang sudah berdiri di depan rumahnya. Ia berjalan menghampiri orang aneh itu.

“Hari ini boleh nebeng nggak?” Risa membuka pagar rumahnya dan mengeluarkan sepedanya. Ia bingung harus berbuat apa. Jika menolaknya, Risa tak enak pada Jeff. Bagaimanapun juga Jeff sudah banyak menolongnya.

“Hm.” Keduanya menoleh ke sumber suara. Terlihat bapak yang sudah berdiri tak jauh dari sana menatap tajam Jeff.

“Halo, om.” Jeff mengulurkan tangannya guna mencium tangan bapak. Namun, bapak mengabaikan itu dan memilih masuk tanpa menghiraukan keduanya.

“Ayo.”

“Biar gue aja yang bonceng.” Risa pun tak menolak. Jujur saja ia masih memikirkan sikap bapak. Sejak kapan bapak terlihat peduli akan orang yang dekat dengannya? Entahlah, sikap bapak sungguh aneh.

“Naik sepeda gini seru juga ya, apalagi bareng lo.” Risa tak menanggapi ocehan Jeff yang tak begitu penting baginya. Ia masih bersikap acuh pada Jeff. Kejadian waktu smp masih sangat membekas dalam benak Risa.

Jeff pantang menyerah, apapun rintangannya ia akan berusaha melunakkan hati Risa. Ia akan berusaha membuat Risa tersenyum bahkan tertawa tanpa beban.

“Gue pasti bisa bikin lo ketawa tanpa beban.” Batin Jeff dengan penuh tekad.

*****

HAPPY READING👀✨

Semoga teman teman sukaaa yaa samaa eps inii, xixixi. Terima kasih sudah mau berkenan membaca dan memberi like, komen and vote💐

1
Esti Purwanti Sajidin
vite dine ayuk thor up yg buanyak
Dadi Bismarck
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
hyeon': terima kasih sudah berkenan membacaa, akuu pastiin secepatnya bakal update>⁠.⁠<
total 1 replies
fianci🍎
Wuih, nggak sabar lanjutin!
hyeon': aaaaa, terima kasih atas dukungannya. semogaa sukaaa yaa🥺💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!