CEO PLAYBOY JATUH CINTA

Hari pertama bekerja pun di mulai.

Tania kini menggeluti aktivitas baru nya sebagai sekretaris pribadi Joenathan. Sebenar nya Tania sangat suka dengan pekerjaan nya saat ini. Namun saat mengingat Joe yang menjadi boss nya. Membuatnya kesal serasa ingin pergi dari sana.

"Kring . . kring . . kring . .

Telpon berbunyi.

"Hallo, selamat siang." Sapa Tania lembut saat menjawab panggilan tersebut.

"Tania, siapkan laporan untuk proyek pembangunan yang di kota x sekarang. Setelah itu langsung antarkan ke ruangan ku." Ucap Joe dibalik telepon.

"Baik tuan." Sahut Tania seraya menutup panggilan tersebut. Lalu ia bergegas menyiapkan berkas-berkas yang di minta Presdir kepadanya. Meskipun baru namun Tania sangat cekatan dalam menjalankan tugas nya. Sehingga tidak sampai tiga puluh menit, Tania sudah menyelesaikan tugas nya.

"Hufft!! Akhir nya selesai juga." Ucap nya seraya duduk dengan menyenderkan kepala dikursinya.

"Hmm, sebenarnya aku malas sekali jika harus masuk ke ruangan itu." Keluh Tania.

Namun ia tak punya pilihan lain. Sehingga kini

ia mulai merapikan semua berkas-berkas nya dan kemudian melangkah kan kaki nya menuju kearah ruangan Presdir yang tak terlalu jauh dari ruang kerjanya.

"Hmm, masuk tidak ya?

Gumam nya ragu.

Namun ia mengesampingkan itu semua dan memberanikan diri untuk segera masuk kedalam ruangan Presdir.

"Tok . . tok . . tok . .

Tak lupa ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Mengingat sopan santun nya sebagai karyawan perusahaan.

"Masuk.." Ucap Joe dari dalam.

Dengan menggigit bibir bawahnya. Tania kemudian membuka pintu dan melangkah masuk kedalam. Dengan perasaan gugup ia berjalan perlahan sedikit menunduk tanpa berani menatap kearah Joe yang saat ini tersenyum licik kearah nya.

Sesampai nya didepan meja kerja Joe. Ia kemudian menyerahkan dokumen itu kepada Joe

"Tuan, ini dokumen yang anda inginkan sudah siap. Anda bisa memeriksa nya terlebih dahulu." Ucap Tania sopan.

Ia kemudian mundur beberapa langkah setelah menyerahkan Dokumen yang diminta Joe. Sedangkan Joe yang menerima dokumen tersebut kini langsung memeriksa nya dengan teliti.

Ditempat nya, Tania menatap ke arah Joe yang saat ini sedang serius melihat hasil kerja nya.

"Wah . . ternyata ia terlihat sangat tampan ya jika sedang serius seperti ini.

Gumam Tania.

Ia kini mulai mengagumi Joe jika sedang bekerja seperti ini.

"Oke, kerja mu ternyata cukup bagus, dan kau memang pantas mendapatkan posisi sebagai sekertaris ku." Ucap Joe seraya menyusun kembali Dokumenbyang sudah ia periksa.

"Terima kasih Tuan." Ujar Tania seraya menundukkan kepala nya sopan.

"Hmm." Jawab Joe singkat.

"Kalau begitu saya undur diri Tuan. Karena masih banyak hal yang harus saya kerjakan." Ucap Tania.

Joe kemudian menatap tajam ke arah Tania. Dahi nya mengkerut saat melihat Tania yang saat ini berdiri agak jauh dari nya.

"Kenapa kau berdiri cukup jauh?" Tanya Joe.

"Saya hanya menjaga jarak Tuan. Agar anda tidak merasa terganggu dengan kehadiran saya." Sahut Tania.

Joe kemudian bangkit dari duduk nya, kaki nya melangkah perlahan menuju ke arah Tania yang saat berada di depan nya.

"Kenapa dia melangkah kearah ku sekarang? Apa jangan-jangan dia ingin . . Aaaaaa . . . Tania, berfikir lah secara logis. Mana mungkin kan dia melakukan nya di tempat kerja seperti ini.

Gumam Tania.

Sehingga secara reflek ia melakukan protes.

"Tuan, berhenti disana! Jangan mendekat kearah saya." Ucap Tania gugup.

Namun Joe sama sekali tak mengindahkan setiap perkataan Tania. Kini ia terus melangkah mendekati gadis itu yang saat ini perlahan mundur kebelakang sehingga tanpa terasa tubuh nya telah bersandar di dinding ruangan.

"Deg . .

Jantung Tania berdebar kencang. Sehingga kini ia semakin gugup saat Joe mulai mendekatkan wajah nya.

"Apa kau tau gadis kecil? aku tidak ingin kau menjaga jarak dengan ku." Bisik nya lembut.

"Deg . . .

Jantung Tania semakin berdegup kencang. Mana kala hembusan nafas Joe di telinga Tania membuat nya mulai gemetar. Bulu kuduk nya juga merinding sedangkan keringat mulai tampak di dahi Tania.

"Pufft!! Kau terlihat begitu takut rupanya sampai-sampai mengeluarkan keringat seperti itu. Haha." Ucap Joe yang tertawa puas karena merasa sudah berhasil membuat Tania takut.

"Haha, wajahmu sungguh menggemaskan jika seperti ini. Haha

Gumam Joe.

Ia masih tergelak saat melihat Tania. Sehingga kini Tania memalingkan muka. Ia seketika sadar jika saat ini Joe sedang mempermainkan nya.

"Sial! Ternyata dia sengaja mempermainkan ku seperti ini. Dia kira ini lucu apa!

Gumam Joe.

Kini ia terlihat sangat puas karena sudah berhasil mempermainkan emosi Tania. Lalu ia membalikkan badan nya dan berjalan menuju kearah meja kerjanya.

"Sudah, sana balik ke ruangan mu dan kerjakan kembali semua pekerjaan mu." Ucap Joe tegas sembari memasang kembali wajah dingin nya.

Dengan perasaan kesal. Tania pun membalikkan badan nya dan kembali keruangan nya.

"Dasar cowok berengsek! Bisa-bisa nya dia mempermainkan ku seperti ini. Awas saja kau, aku pasti akan membalas mu.

Gumam Tania.

Ia kemudian kembali melanjutkan pekerjaan nya. Hingga tanpa terasa saat ini jarum jam sudah menunjukkan waktunya makan istirahat untuk makan siang.

Ia kemudian keluar dari ruangan nya. Dengan perlahan namun pasti Tania kini melangkah menyusuri koridor untuk segera keluar dari sana.

Berhubung ruangan kerja nya berada di lantai 12. Kini ia harus menggunakan lift agar bisa sampai ke kantin restoran yang ada di lantai lima kantor tersebut.

Sesampainya di lantai lima.

Tania kemudian berjalan perlahan menyusuri setiap bagian kantor hingga saat ini tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang yang mewawancarai nya pertama kali yaitu Miska.

"Maaf." Ucap Tania kepada Miska seraya menundukkan kepalanya.

"Enggak apa-apa kok. Santai saja." Ucap Miska.

"Oh iya, kamu yang tadi pagi aku wawancara bersama Pak Ifan kan?" Tanya Miska begitu melihat kearah Tania.

"Iya Mbak, hehe" Sahut Tania.

"Ini sekarang mau kemana?" Tanya Miska lagi.

"Mau makan siang Mbak, tapi masih bingung arah kantin nya dimana. Soalnya saya hanya tau kantin ada di lantai lima." Ujar Tania mengatakan ketidaktahuan nya.

"Oh, kalau gitu kamu ikut denganku saja. Kebetulan aku juga ingin makan siang jadi kita bisa makan bersama." Ucap Miska ramah.

"Boleh Mbak, ayuk. sebelumnya terima kasih." Ucap Tania sungkan.

"Ya, sama-sama." Sahut Miska.

Merekapun akhirnya pergi ke kantin untuk menghabiskan makan siang nya bersama.

Didalam kantin. Tania tak hentinya menatap keseluruh penjuru kantin yang saat ini membuat sangat takjub dengan kemegahan serta keluasan kantin tersebut.

"Wah . . Mba, kantin nya luas juga ya." Ucap Tania.

"Ya, disini juga yang memasak masakan nya adalah koki profesional yang di datangkan khusus oleh Presdir kita." Sahut Miska.

"Wah.. kalau begitu makanan disini harga nya pasti mahal-mahal ya." Ucap Tania yang kini mulai lesu mengingat jumlah yang harus di bayar nya jika saat ini ia makan disana.

Sesangkan Miska hanya tersenyum, ia seperti nya tau apa yang ada di benak Tania saat ini.

"Kamu tenang aja. Makanan disini gratis kok nggak perlu bayar. Karena sudah di tanggung semua oleh Presdir kita." Ucap Miska dengan senyum sumringah.

"Benarkah?" Tania seolah masih tak percaya.

"Ya benar la. Jika kamu masih tidak percaya. Lihat ya aku akan memanggil salah satu pelayan yang bekerja disini." Ucap Miska dengan penuh kepercayaan diri.

Ia pun kemudian memanggil salah satu pelayan yang ada disana dan mulai memesan makanan yang mereka inginkan.

Kini mereka sedang menunggu sang pelayan membawakan makan siang mereka. Namun tiba-tiba seorang pria datang mendekat dan sekarang dengan enteng nya sudah duduk di hadapan mereka.

"Hai miska " Sapa pria tersebut dengan ramah.

BERSAMBUNG