Seorang gadis terpaksa menjual dirinya seharga seratus juta demi membiayai kakak kandungnya yang terbaring koma di rumah sakit.
Menjadi rebutan para lelaki hidung belang, Lily si gadis cantik seharga seratus juta itu tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh ke tangan William, bos mafia yang digilai banyak wanita.
Dengan hal itu, si gadis seratus juta bisa mendapatkan lebih dari apa yang dia minta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAKDIR
Lily sedikit terlonjak saat pria bernama William itu masuk lagi ke dalam kamar, perempuan itu melirik ponsel di tangannya dengan layar yang sudah gelap, dia belum sempat memesan apa-apa.
William mendekat, duduk di sofa berhadapan dengan perempuan itu, "sudah memesan makanan?" tanyanya.
Lily menggeleng, mengangsurkan ponsel pria itu pada pemiliknya, "aku tidak tau sandi ponselmu," ucapnya jujur, karena setelah ponsel pria itu berubah gelap, muncul permintaan masukan kata sandi saat dia menyalakannya.
William tertawa kecil, "Kenapa tidak memanggilku?" tanyanya dengan kembali menyalakan benda di tangannya, dan dirinya memesan lebih dulu. "Kamu mau pesan apa?"
Lily sedikit berpikir, kemudian menyebutkan satu menu makanan yang namanya cukup rumit, dan hal itu membuat William mengerutkan dahi.
"Kenapa?" tanya Lily heran, saat pria di hadapannya malah diam. "Di hotel semewah ini menu makanan seperti itu biasanya menjadi andalan, apakah di sini tidak ada?"
"Ada," jawab William, "seleramu cukup mahal," sindirnya.
Lily yang tersadar akan kebiasaannya yang tidak mencerminkan orang biasa membuat gadis itu sedikit kelabakan, William tentu curiga.
"Kamu, siapa sebenarnya?" William bertanya dengan tatapan yang sulit terbaca.
Di tempatnya, Lily tampak kebingungan, "a, aku hanya pernah mendengar menu makanan itu, dan kupikir mungkin rasanya enak, jadi aku mau coba," ucapnya memberi alasan.
William mengangkat sebelah alisnya, meski tidak percaya dia memutuskan untuk tidak ambil peduli, pria itu kemudian mengangguk, "Kau tidak akan kecewa dengan rasanya," ujar pria itu.
Lily tersenyum canggung, merasa bingung harus bagaimana menanggapi ucapan pria di hadapannya ini, dan perempuan itu memilih untuk diam saja.
Hening tanpa percakapan di kamar itu tidak berlangsung lama tatkala seseorang di luar, yang mereka duga sebagai pengantar makanan kemudian mengetuk pintu.
William beranjak berdiri menghampiri pintu, melirik layar monitor di samping benda itu yang menampakkan wajah pelayan yang bekerja mengantar makanan. Dia pun membukanya.
Selain ucapan terimakasih dari Lily saat menerima satu mangkuk berisi menu makanan yang dia pesan, tidak ada lagi obrolan di saat mereka makan.
Diam-diam gadis itu melirik cara pria di hadapannya makan dengan elegan, begitu menawan hingga hatinya kembali berdesir, dan saat pria itu balik menatapnya, dengan cepat dirinya beralih memperhatikan sendok yang bentuknya biasa saja.
Ya ampun Ly, pria setampan ini, benarkah menyerahkan kehormatan padanya dia tidak akan merasa rugi?
William yang telah selesai makan meletakkan mangkuk di tangannya ke atas nampan kosong yang terletak di atas meja, sekilas pria itu memperhatikan cara makan perempuan di hadapannya, dan hal itu membuatnya yakin bahwa gadis yang mengaku bernama Lily ini bukanlah wanita biasa.
Lily berdehem, mendapati William yang menatapnya seperti itu dia jadi salah tingkah, "aku sudah selesai," ucapnya, dan setelah itu dia melihat pria di hadapannya beranjak berdiri, menelepon seseorang yang mungkin adalah petugas di sana untuk membersihkan bekas makan mereka.
Saat pelayan datang untuk membersihkan peralatan, Lily yang masih duduk di tempatnya tidak sengaja ketumpahan gelas berisi minuman saat pelayan itu mengangkat nampan dan menjatuhkan benda itu.
"Maaf Nona, saya tidak sengaja," ucap si pelayan wanita dengan berusaha mengelap paha Lily dengan kain bersih di tangannya, perempuan belia itu tampak ketakutan.
Lily menyentuh tangan gadis itu dengan lembut, "tidak apa, ini hanya sebuah kecelakaan," ucapnya yang membuat pelayan itu amat berterimakasih, dan meminta maaf sekali lagi.
"Mandi lah," ucap William saat mereka kembali hanya berdua, pria itu melangkah ke arah ranjang dan merebahkan diri di sana.
Perlahan, Lily melangkah ke kamar mandi, kembali menoleh pada William, pria itu tampak memejamkan mata, entah lah sudah tidur atau masih terjaga.
Setelah menutup pintu, Lily menyandarkan tubuhnya pada benda itu, mengusap ujung gaunnya yang basah karena tersiram tadi, dia tidak tau sampai kapan dirinya bisa mempertahankan kehormatannya yang ia jaga selama ini, dan entah kenapa saat pria itu berkali-kali menyuruhnya untuk pergi dia malah memilih untuk tetap di sini.
Seolah takdir membiarkannya untuk terjerat pada pria itu, Lily seperti gadis kecil yang tersesat dalam kegelapan, dan hanya satu penerangan yang malah membuatnya jatuh ke dalam jurang. Dia harus bagaimana.
Setelah membersihkan diri, Lily keluar dan menutup pintu dengan hati-hati, jubah mandi yang sama dengan pria itu nampak kebesaran di tubuhnya, tapi ini lebih baik daripada dirinya tidak mengenakan apa-apa.
Perempuan itu dengan hati-hati duduk di tepi ranjang, menoleh pada William yang sepertinya sudah terlelap di tempatnya, dan dengan amat perlahan perempuan itu ikut berbaring di sebelahnya.
Lily terkejut saat ia menoleh dan kelopak mata William kemudian terbuka, terlihat sayu dan amat menggoda, detak jantungnya mulai berantakan saat tangan pria itu menyentuh ujung tali jubah yang ia kenakan.
William tersenyum saat sebelah tangannya menyusup ke dalam jubah mandi yang sudah ia tarik lepas ujung talinya, dan mendengar Lily melenguh saat perutnya ia sentuh, semakin membuat pria itu bergairah.
Lily memejamkan mata, rasa takut juga khawatir akan apa yang akan terjadi pada dirinya membuat perempuan itu sedikit gemetar, William adalah orang pertama yang membuat busana yang ia kenakan menjadi berantakan.
"Oh My Lily."
**iklan**
Netizen: kurang Hot thoor 😆
Author: Tv gue di rumah kalo lagi gak bener digebrak dulu biar gambarnya bening. Sini-sini gue tampol pala lu biar agak beneran dikit 😒
Netizen: yaelah sama, kipas gue dirumah gak nyala ditakol jadi muter sini thor gw takol biar imajinasi lu lancar. 😄
Author: Idul fitri kembali suci, kirim alamat dong biar gue santet online, stok dosa gue masih kosong 😌
Monmaap lama ini juga aku usahain biar up tiap hari. Tambahin poinnya ya dikit dikit gak papa, besok aku usaha lagi.
Makasih salam haha hihi.