menceritakan dua saudara kembar, yang berusaha menyelamatkan kalung peninggalan kakek mereka. kemudian mereka terpisah.
salah satu dari mereka nyasar ke zaman kuno. yang Dimana ia menggantikan posisi putri jendral Ricard.
ia menjalani kehidupan nya, sambil ia mencari jalan keluar dari sana, dan kembali ke dunia modern.
apakah melia dapat kembali menemukan jalan keluar ? apakah ia akan di pertemukan kembali dengan saudaranya ?
simak terus ya geng...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian 7
"Ayah tenang saja, Jelita tidak apa ayah. Jelita akan berusaha melupakan pangeran mahkota" ucap Jelita sambil menggenggan dan menatap mata ayahnya.
Jendral Ricardo yang mendengar penuturan putrinya, matanya mulai berkaca-kaca dan kembali memeluk Jelita.. sungguh perasaan seorang ayah sangat besar terhadap putra-putrinya.
"Jangan berkecil hati nak, ayah akan selalu mencintaimu, tidak akan ayah biarkan putri ayah menderita. Ayah yakin Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk mu nak." Ucap Ricardo yang masih memeluk Jelita. Jelita melerai pelukan ayahnya.
" Baiklah ayah, Jelita istirahat dulu. Jelita sayang ayah" ucap Jelita berlalu pergi. Di ikuti oleh kakaknya Reynal.
Mereka berjalan beriringan, Di jalan mereka berpapasan dengan para pelayan dan pengawal. Mereka sangat senang Jelita kembali dengan selamat, tak sedikit pelayan dan pengawal memberi hormat kepada Jelita dan Reynal. Akhirnya sampai di kediaman di Jelita.
"stirahat lah, kamu pasti lelah. Kalau ada apa-apa, panggil kakak saja" ujar Reynal di ikuti anggukan kepala dari Jelita.
" Kakak ada di kediaman, kAlai butuh apa apa datang saja" ucapnya lagi.
" Baik kakak, kalau begitu Jelita masuk dulu kak." Ucap Jelita berlalu meninggalkan Reynal yang masih setia menatap kepergian adiknya. Ketika sudah tidak terlihat lagi, Reynal baru meninggalkan kediaman adiknya.
Sedang kan Di kediaman selir Quira, selir Quira dan anaknya liRa mejadi kalangkabut atas kembali Jelita. Ia kembali dengan selamat tanpa ada luka sedikitpun padanya. Mereka heran kenapa ia tidak terluka. Padahal mereka sudah mendengar dari orang suruhannya bahwa Jelita terluka parah, atau jangan-jangan suruhan itu berbohong.
"Ibu, bagaimana ini. Kenapa ****** kecil itu kembali dengan selamat, bukankah pembunuh bayaran itu mengatakan ia sudah mati..??" Ucap lira geram.
"Kalau begini caranya ibu, aku tidak bisa menduduki posisi nona di keluarga ini" ujarnya lagi.
"tenang lah anakku, jangan panik seperti itu. Masih banyak cara untuk menghancurkannya." Ujar selir Quira dengan tenang, namun hatinya sudah porak-poranda merasakan kemarahan yang begitu besar.
"Tapi ibu..."rengek lira sambil melipat kedua tangannya di atas dadanya.
"Berhentilah merengek seperti itu. Jangan membuat ibu tambah pusing. Kita lihat saja nanti. Untuk sementara kita biarkan saja dia dulu." Jelas selir Quira pada anaknya.
"Kau juga, jangan berhenti membuat pangeran mahkota menyukaimu. Dan manfaat kan kesempatan itu untuk membuat Jelita semakin tidak berdaya. Karena walaupun kita melihat ia setenang air, namun dalamnya bergejolak." ucapnya mengeluarkan senyum sinisnya.
"Mmmm..... Baiklah, aku faham ibu, kita boleh gagal kali ini, tapi tidak lain kali." Ujar Lira juga.
"Dan ingatlah terus untuk selalu mempengaruhi Jelita, dan sebarkan rumor yang menjatuhkan rasa percaya dirinya lagi" tambah selir Quira.
"Ibu tenang saja, semua bisa diatur," ucap Lira tersenyum sinis ke arah ibunya.
Rumor yang beredar tentang Jelita ialah, Jelita merupakan seorang sampah yang hanya mengandalkan kecantikan. Dah juga bersembunyi dibalik sifat rendah hati, padahal ia adalah seorang perempuan yang binal. Perempuan yang melakukan segala macam cara untuk mencapai tujuan nya. Dan masih banyak lagi rumor yang mengatakan keburukannya.
Kepulangan Jelita juga membuat kediaman selir Diana sama dengan keediaman selir Quira. Mereka juga menjadi tidak tenang.
****
"Seingat ku, Jelita punya ibu. Tapi aku tidak melihatnya, dan ibu si Jelita bernama si Catrine. mmmm....sepertinya aku harus bertemu dengannya. Kulihat dari ingatan Jelita, ibunya juga terkena racun. Huf..... sepertinya aku harus beristirahat dulu. Setelah itu, baru menemui ibu Jelita." Monolognya. Kemudian ia tertidut.
( Ok guys, sekaraNg melia kita panggil Jelita ya. Biar ngak repot )
Ke esok harinya
Beberapa pelayan wanita Memasuki kediaman Jelita. Mereka membersihkan kamar itu, ada juga yang membangunkan Jelita.
"Nona, nona bangunlah ini sudah pagi. Air untuk mandi sudah kami siapkan nona" ujara pelayan xixi. Pelayan xixi adalah pelayan yang dekat dengan Jelita.
"Mmmm....." Gumamnya sambil meregangkan otot-otot nya yang kaku. kemudian langsung tersentak.
"ini sudah jam berapa xixi ?" tanyanya pada xixi
"ini sudah pagi nona, mandilah. air mandinya sudah saya siapkan nona" ujar xixi bingung melihat tingkah nonanya.
Bukannya Biasanya Yg “”PECEL”” Dari Sayur-Sayuran Kan Author..? Lho Nih Kok Dari “Ayam” 😁😁😁