NovelToon NovelToon
DUNIA ABU-ABU

DUNIA ABU-ABU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi
Popularitas:352.4k
Nilai: 5
Nama Author: Manik Hasnan

Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?

Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.

Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.

Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.

Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.


Selamat Membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.6 Ruli Om Zen

Carry meluncur dari kawasan rumah liar Sei Binti menuju kawasan rumah liar Pemda II Batu Aji.

Pada umumnya angkutan umum di Kota Batam hanya dua jenis yaitu Taksi dan Carry. Taksi juga terbagi dua jenis yaitu Taksi plat hitam dan plat kuning. Taksi plat hitam disebut juga taksi gelap karena kepemilikannya adalah perorangan sedangkan Taksi plat kuning adalah Taksi resmi dari Organda. Sementara carry adalah angkutan umum resmi hanya bedanya dengan Taksi adalah punya jurusan, sementara Taksi mencakup seluruh Kota Batam.

Begitulah sekilas mengenai angkutan di Kota Batam pada saat itu.

Kira-kira 45 menit sampailah Carry di kawasan perumahan Batu Aji yang nantinya lebih dikenal sebagai daerah RS. Mungkin RS adalah singkatan dari Rumah Sederhana.

"Bang, kami turun di sini aja bang." ucap Doni ke supirnya.

Di depan ada dua simpang, ke sebelah kanan adalah Perumahan HPM sementara ke sebelah kiri adalah Perumahan Pemda II. Setelah turun, Doni berjalan ke simpang yang sebelah kiri. Rudi mengikuti dari belakang sambil melihat kiri dan kanan.

Sepanjang jalan adalah rumah type sederhana dan ada sebagian sudah direnovasi sehingga kelihatan seperti rumah komersil. Dalam hati Rudi berfikir, "pantas disebut kawasan RS karena aslinya perumahan di sini adalah Rumah Sederhana."

Sekitar seratus meter berjalan kaki, ketika melihat barisan perumahan di sebelah kiri. Rudi mengernyitkan alisnya, "eh, ini." Di depan halaman berdiri pamflet bertuliskan Sekretariat Alumni Politeknik Negeri Medan. "Ternyata dunia begitu sempit. Besok-besok aku akan menyempatkan diri ke sini." gumamnya.

Dikatakan bahwa Rudi adalah alumni dari Politeknik Negeri Medan. Waktu di kampus Dia sering mendengar kalau di Batam ada perkumpulan alumni. Dan ternyata inilah tempatnya.

Mereka melanjutkan perjalanannya dan akhirnya lelihatan lah kebun yang didominasi pohon Nangka.

"Kita telah memasuki kawasan Ruli Om Zen" ucap Doni.

Sekitar seratus meter memasuki kebun Nangka tersebut mulai terlihat dua rumah liar. "Apakah itu rumah Om Zen?" tanya Rudi.

"Ya dulunya, tapi sekarang sudah ditinggali saudara. Yang pertama kelihatan didiami tiga orang cewe, masih saudara Om Zen. Sedangkan satu rumah yang lebih jauh didiami Sardi. Abang ingat kan?" jawab Doni.

Sambil berfikir Rudi menjawab, "Aku ingat Dia, rumahnya di depan rumah Kakek Misdi di kampung kan?"

"Benar bang." jawab Doni singkat.

Mereka berjalan semakin ke dalam. Dan akhirnya terlihat satu gubuk, dan di depannya ada seorang pria paruh baya sedang duduk minum kopi. Rambut di kepalanya sudah hampir memutih semua. Dengan tatapan tajam memandang ke arah Doni dan Rudi.

"Assalamu 'alaikum." ucap Doni dan Rudi berbarengan.

"Wa 'alaikum salam." jawab Om Zen.

Rudi dan Doni menghampiri Om Zen dan menjabat serta mencium tangan Om Zen.

"Ini siapa Doni?" selidik Om Zen.

"Ini Abangku Om, namanya Rudi" jawab Doni.

"Pantas mirip Abdul." ucap Om Zen.

Perlu diketahui Om Zen orangnya keras tapi baik dan pandai bergaul.

"Oh ya, ada perlu apa Kamu kemari Rudi?" tanya Om Zen datar.

Lalu Rudi pun bercerita panjang lebar mengenai tujuannya ke Batam dan juga menemui Om Zen.

"Hmm.. Ternyata seperti itu ya?" gumam Om Zen.

"Oh ya, Doni. Buatkan kopi untuk Abangmu. Di sini tak ada pelayan." seloroh Om Zen.

Dengan mimik serius Om Zen mulai bercerita. "Jadi begini Rud."

Bersambung...

###

Hai Readers...

Terimakasih masih setia mengikuti ceritaku. Maaf episode kali ini agak dipaksakan berhubung Penulis sangat sibuk hari ini.

Ke depannya, mudah-mudahan lebih lancar.

Take a spirit..

💪💪💪

🙏🙏🙏

###

1
ʀɦʊ¢ɦǟռ
harusnya di kijang biar Deket sama rumah ku 😂😂😂
🎀ᵀᵗᵇ'ˢ 80'™: kok Aku, bukannya Rudi?🙄
total 3 replies
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
ternyata aku bacanya masih akun yang lama to🤦
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
Kok aku ndak ada komen nya 🤔 berarti aku kalau baca ndak komen ya 🤭🤣🤣🤣
Sebutir Debu
terimakasih abang mssih selalu gift ke ayra ☺
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kpn bisa ngumpul lg? seru2an lg? 😭😭
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kangen ka ani😭
SWING
Keren
CebReT SeMeDi
bahagia itu ketika org terkasih selalu perduli dan perhatian
CebReT SeMeDi
semangat cari lagi supaya dpt yg lebih baik
CebReT SeMeDi
Disaat kita terpuruk yg tetap berada disamping kita itulah yg bener² saudara
CebReT SeMeDi
hadewwww jangan lari ke hal begituan donk Rudi
CebReT SeMeDi
jodoh pasti ada jalannya sabar ya
CebReT SeMeDi
makan enak nih🤭
CebReT SeMeDi
inget lagu Slank jadinya
CebReT SeMeDi
Batam banyak kenangan hmm
CebReT SeMeDi
kerja keras kerja ikhlas 💪
CebReT SeMeDi
ulang lagi sambil nunggu up
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
next
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
like'
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!