Rencana Sang Tuan Muda

Sore ini berbeda dari hari sebelumnya. Keluarga Cindi sudah siap siap berangkat ke villa milik keluarganya. Dia juga tidak lupa mengajak Tania sahabatnya. Berbeda dengan Ferdi, ia akan datang menyusul ke villa karna ada kerjaan mendesak.

Tiba lah mereka di villa milik keluarga Ferdi. Halamannya cukup luas dilengkapi dengan kolam renang. Rumah yang bergaya klasik berpadu dengan cat warna putih menambah kemewahan villa ini.

Tania yang sedari tadi masih terpesona dengan keindahan villa itu di buat kaget oleh cindi.

"Hey Tania, Bisa bantu aku nggak" setengah teriak.

"baik cindi"

"Keluarga kalian cukup kaya ya cin. Rumah kalian aja udah besar banget. Villa ini juga gak kalah bagusnya, emang kerjaan papa kamu apa sih?"

"Papa punya perusahaan di bidang alat medis, ada juga rumah sakit, aku juga gak tau banget sih" sambil tertawa.

"Hidupmu enak ya cin. Kamu masih punya orangtua dan juga kak Ferdi"

"Apa apaan sih Tania. Semua orang kan memang gt"

jawabnya datar.

"Tidak semua cin, Aku aja nggak punya orang tua dari kecil. Kak anton yang udah besarin aku dari kecil"

"Kamu bisa anggap Tante sebagai mama kamu juga Tania sayang" ntah darimana datangnya, mama cindi ternyata mendengar pembicaraan mereka "Kamu jangan sedih ya, semua orang sudah punya jalannya masing2, mungkin kamu juga akan menemukan kebahagiaanmu nanti" sambil tersenyum manis

"ia tante" membalas senyuman.

"Jadi Tania sudah tidak punya orang tua lagi, Kasihan banget kamu nak" Gumannya dalam hati.

Mereka sibuk mempersiapkan acara nanti malam. Begitu juga dengan Tania sudah sibuk dengan bunga bunga membatu para pelayan dan bagian dekorasi. Walau Mama cindi sudah melarang, tapi ia tetap kekeh ingin membantu, karna ia sendiri bingung berbuat apa. Tanpa dia sadari papa Tania sudah memperhatikan Tania.

"Anak ini sopan dan kelihatannya tulus. Mungkin anak ku sudah menyukai orang yang tepat. Tidak butuh waktu lama menyukai anak seperti Tania. " Gumannnya dalam hati.

Malam sudah tiba, tidak banyak tamu undangan, hanya beberapa keluarga dan rekan bisnis yang di undang. Semua karna keinginan Ferdi tidak terlalu suka dibuat terlalu megah. Baginya keluarga adalah yang paling utama.

Semua orang memberi selamat untuk Ferdi. Begitu juga dengan para sahabatnya Raka dan Tommy yang turut hadir untuk merayakan ulang tahun sahabatnya. Berbeda dengan Tania yang sedari tadi hanya tiduran di kamar tamu. Karna sepertinya perutnya tidak bisa di ajak kerja sama. Sepertinya salah makan tadi siang. Hingga perayaan ulang Tahun selesai. Keluarga dan sahabatnya berpamitan pulang. Berbeda dengan keluarganya memilih untuk menginap di villa.

"Cin, kamu udah cek keadaan Tania belum?"

"Udah kak, dia udah ketiduran selesai minum obat tadi"

"Baik lah, kaka cek dia ke atas dulu ya" masih dengan wajah cemas.

tok tok tok

"Tania udah tidur?" suara terdengar dari balik pintu.

"Belum kak"

"Kaka boleh masuk sebentar?"

"oh masuk aja kak, pintunya nggak di kunci kok"

"Gimana kondisi mu? udah baikan?"

"Udah kak, Tadi udah sempat ketiduran"

"Jadi aku ganggu kamu ya?"

"Bukan bukan, barusan aku dari kamar mandi kok, Jadi kaka gak ganggu sama sekali" "Maaf ya kak, aku gak bisa gabung ke bawah tadi"

"It's ok Tania. Kamu udah mau datang aku udah senang banget kok, beneran. Mama tadi juga udah cerita katanya kamu bantu mendekor tadi. Terimakasih ya Tania" Tersenyum lebar.

Cuma melihat wajah kamu aja aku udah senang banget kok Tania.

"kak bisa minta tolong?"

"bisa. ada apa?"

"Anterin aku pulang kak"

"Kamu nginap disini aja Tania, toh kamu belum terlalu fit kan"

Jangan pulang please, masih pengen kamu ada disini.

"Aku udah baikan kok kak, Tadi kaka aku nelpon itu sebabnya aku harus pulang"

"yaudah kamu siap siap ya, kaka tunggu di bawah"

Setelah berpamitan dengan keluarga Ferdi. Ia pun pergi bersama ferdi.

Di dalam mobil.

"Tania"

"ia kak?"

"kamu udah fikirkan belum apa yang aku bilang kemaren"

"Udah kak"

"jadi?!!" sambil melambatkan laju kendaraan.

"Aku rasa ini terlalu terburu buru kak, Aku nggak mau kaka terlalu lama menungguku"

Maaf kak, sepertinya aku masih ingin lebih fokus kuliah, Belum lagi masalah kak anton yang aku sendiri nggak tau cara ngebantu nya gimana.

"aku akan tunggu kamu Tania"

"Jangan kak, ini akan perlu waktu cukup lama"

"Apa sedikitpun tidak ada harapan untuk ku, apa sedikitpun kamu tidak memiliki rasa untuk ku?!"

"Aku juga bingung kak. Setiap kali aku mengingat kak Ferdi ada rasa bahagia. Tapi aku takut kak"

Tiba tiba Ferdi menghentikan mobilnya.

"Kamu takut kenapa? apa kamu pikir aku tidak serius?"

"Aku takut kak, Bagaimana bisa kaka punya rasa sebesar itu padahal kita baru kenal. Terlebih lagi sepertinya perbedaan status kita terlalu jauh."

Ferdi menyentuh tangan Tania. Menggenggamnya erat di bawanya kedalam pelukannya.

"Kamu bisa bilang ini mustahil, tapi ini benar adanya, aku menyukai kamu saat pertama kali kita bertemu, bahkan sedikit pun pikiranku tidak bisa melupakanmu. Jangan tanya kenapa tania, aku tidak mengerti kenapa hatiku secepat ini bekerja"

"Tapi kak .."

"Selama ini aku sengaja tidak menemui mu, bukan karna aku tidak memikirkan kamu, tapi karna aku ingin memastikan hatiku. Apa ini hanya sekedar kagum atau seperti apa. Tapi semakin aku berusaha melupakan justru bayangan wajahmu semakin jelas di pikiranku. Entah kenapa kakiku selalu membawaku ke arahmu. Aku ingin melihatmu walau hanya dari kejauhan"

"Jadi selama ini kak ferdi??" sambil menutup mulutnya.

Ada apa ini. kenapa jadi seperti ini? apa dia memata matai ku? atau memang dia memang tulus kepadaku?

"ia Tania. Jika kamu ingin mengatakan aku bodoh, silahkan. Tapi berikan aku waktu, akan aku buktikan ke kamu seberapa besarnya sayangku Tania. " sambil membelai rambut Tania yang panjang "Aku akan menjaga kamu dengan sepenuh hatiku"

"Tapi kak, aku"

"sssttt udah, aku akan menunggu sampai kamu benar benar siap, Aku juga tidak akan memaksamu. Hanya saja satu permintaanku berikan sedikit harapan untuk ku, itu aja"

Aku mencintai kamu gadis kecil. Maaf karna ini terlalu terburu-buru akhirnya membuatmu bingung. Tapi percaya lah aku akan menjagamu dengan sepenuh hatiku. Ferdi

Ada apa ini, Kenapa rasanya sangat nyaman. Kenapa rasanya aku seperti seseorang datang untuk melindungi ku, sama seperti kak Anton. Tania.