KARMA
Sebelum membaca karya ini alangkah baiknya jika membaca karya pertamaku yang berjudul Aku Bukan Pelakor, agar bisa mengikuti jalan ceritanya.
Karya KARMA ini menceritakan tentang pembalasan pengkhianatan yang di lakukan julio kepada istri dan anak-anaknya.
Julio bukan hanya mengkhianati istrinya namun ia membohongi ana dengan mengaku lajang untuk mendapatkan hati dan tubuh ana, selain itu ia juga di duga menggelapkan dana perusahaan tempatnya bekerja serta perusahaan milik istrinya.
Lalu apa sajakah KARMA yang akan di terima oleh julio?
Semuanya akan di ceritakan di Novel ini.
Terima kasih, selamat membaca😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Dalam perjalanan menuju bandara julio mencari tiket pesawat secara online, dengan rute penerbangan Singapore - Jogjakarta, hari itu Julio sangat beruntung karena ia mendapatkan jam penerbangan yang tidak lama.
Satibanya di bandara adisujipto Jogjakarta, Julio melanjutkan perjalannya menuju ke rumah sakit tempat istrinya melahirkan anakn ke duanya. Tiba di rumah sakit julio berpapasan dengan Cakra, Cakra memberitahunya jika retno sudah di pindahkan di ruang rawat inap, ia juga memberitahukan nomor ruangan tempat retno di rawat.
"Terima kasih dok, saya permisi dulu." Julio bergegas menuju ruang perawatan istrinya, sementara Cakra memilih untuk pulang setelah ia selesai bertugas.
Tanpa rasa ragu, julio masuk ke dalam ruangninap istrinya. Ia melihat nampak beberapa orang keluarga dari istrinya dan juga lyra yang sedang menjenguk istrinya.
"Dari mana saja kamu julio?" Tanya ibu mertuanya (ibu dari retno).
"Maaf bu, ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," jawab Julio sambil menyalami ibu mertuanya.
"Kerja tak tahu waktu sampai tak ingat istrimu melahirkan" ucapnya dengan nada sinis, wanita itu sangat kesal melihat putrinya berjuang sendirian melahirkan cucunya tanpa di temani oleh Julio.
"Maaf, saya benar-benar sibuk. Permisi" tak ingin mendengar omelan ibu mertuanya, julio mendekat ke arah istrinya, untuk melihat kondisi istrinya.
Lyra hanya mengerutkan keningnya mendengar pernyataan julio pasalnya ia sudah berkali-kali menanyakan keberadaan suami sahabatnya itu kepada kakaknya. Namun kakaknya mengatakan jika julio sudah resign beberapa hari yang lalu dan sudah pergi meninggalkan jakarta.
"Mari kita beli ice cream" Ucap lyra kepada rangga, lyra merasa kasihan dan perlu menghibur rangga karena sejak tadi julio tidak sama sekali menyapa putra sulungnya.
Rangga tersenyum menganggukan kepalanya, ia sangat senang dengan ajakan lyra membeli ice cream.
"Kamu mau ice cream rasa apa rangga?" tanya lyra
"Coklat aunty lyra"
Lyra mengambil dua ice cream rasa coklat, kemudian membayarnya. Ia mengajak rangga duduk di depan minimarket yang berada di sebelah rumah sakit untuk menikmati ice creamnya bersama rangga.
"Aunty, apakah abi menyayangiku?" Tanya rangga
Pertanyaan rangga tersebut membuat lyra terkejut dan bingung harus menjawab apa.
'Apakah rangga merasa jika bapaknya tidak menyanyanginya?' gumam lyra dalam hati.
"Semua orang tua pasti sangat menyayangi anaknya, termasuk kedua orang tua rangga. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya." Lyra berusaha menjawab pertanyaan rangga sebaik mungkin, ia tidak ingin rangga yang usianya masih sangat kecil punya pikiran yang negatif terhadap orang tuanya.
Terlebih ia juga tidak mengetahui kondisi rumah tangga sahabatnya itu secara detail.
"Rangga, kita kembali ke rumah sakit yu. Aunty takut abi dan umi rangga mencari rangga" Ajak lyra.
Rangga pun memegang tangan lyra yang hendak menggandengnya untuk berjalan kembali ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit lyra melihat tatapan tajam dari mata julio ke arah rangga.
"Dari mana saja kamu, dasar anak nakal." Ucap julio dengan nada tinggi.
"Aku yang mengajaknya keluar untuk membeli ice cream" jawab lyra, oa tak ingin Rangga di marahi hanya karena dirinya mengajaknya keluar sebentar membeli ice cream.
"Jangan ikut campur lagi dalam urusan keluargaku" Ucap julio sambil menarik putranya masuk, kemudian ia menutup pintu kamar rawat inap retno.
"Mengapa ada orang tua segalak itu" Gerutu lyra dalam hati, lyra pun pergi meninggalkan rumah sakit. Ia hanya berpamitan melalui pesan singkat kepada retno.
^^^Lyra:^^^
^^^Retno, aku pulang dulu ya. Maaf tidak sempat ke kamarmu karena tadi ibuku meneleponku, beliau memintaku untuk segera pulang. Sekali lagi selamat ya atas kelahiran anak ke duanya semoga menjadi anak yang pintar serta berbakti.^^^
Retno:
Ia, hati-hati lyr, terima kasih banyak atas bantuannya. kapan-kapan jika ada waktu senggang dan tidak sibuk main ke rumah ya.
sungguh menguras air mata, tapi sangat puas n byk pelajaran yg bisa diambil dlm cerita ini
sungguh sangat terharu dgn novel ini