Hari pernikahan yang seharusnya mempersatukan mereka dalam ikatan suci pernikahan berubah menjadi hari duka bagi Kerenza Alana, dimana sang kekasih hatinya di bunuh oleh kelompok mafia yang tidak dikenalnya.
Karena hal itu ia memutuskan pergi dari negaranya membentuk kekuatan dan kekuasaan di negara lain.
Setelah tiga tahun, dirinya kembali lagi untuk membalaskan dendamnya, namun siapa sangka jika ternyata bersamaan dengan itu lelaki tampan datang mengambil alih pekerjaannya.
akankah tujuan mereka sama.? yuk simak ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon baene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Sedangkan di ibu Kota Spanyol, tepatnya di kota Madrid, seorang pria sedang duduk gelisah menunggu laporan dari anak buahnya tentang kekasih hatinya yang sudah beberapa hari ini tidak ia dengar kabarnya bahkan sekarang menghilang di kota Paris bertepatan saat dirinya sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri sehingga ia kecolongan tentang berita wanitanya.
Apalagi orang suuhannya ikut lenyap dan tidak memiliki kabar, bahkan terkesan tidak dapat dihubungi bagai hilang ditelan bumi, tidak ada jejak yang tertinggal.
Melamun, memikirkan keberadaan sang kekasih hati, dengan jari telunjuk terus menerus mengetuk meja kerjanya, sesekali ia akan menghela napasnya dengan kasar.
Hingga tak lama kemudian pintu di ketuk dari luar.
"Masuk." ucapnya dengan sedikit berteriakntidak sabar.
"Selamat siang tuan." ucap asisten pribadinya.
"Bagaimana? ada perkembangan? diamana dia sekarang?" cercanya dengan benyak pertanyaan.
"Saya sudah mendapatkan informasinya Tuan muda." ucapnya dengan segera memberi sebuah map yang berisi informasi tentang kekasih hatinya.
Dengan tidak sabarnya ia langsung merebut map itu dan membacanya dengan teliti, semuanya terinci mulai dari perpindahan, waktu perpindahan, kota tujuan, alasannya pindah dan apa yang dilakukan selama beberapa hari ini dan semua laporan itu di lengkapi dengan foto foto.
"Benarkah dia kembali ke LA?"
"Benar tuan muda, dan bahkan dia sudah melenyapkan satu orang yang berselisih di masa lalu dengan anda.
Lelaki itu tidak menjawab lagi, tapi dia asyik dengan pikirannya sendiri dan bergumam dalam hati." kamu benar benar sudah berubah sayang. Kamu bukan lagi wanitaku yang lembut dan manis tapi sekarang kamu sudah menjelma menajadi wanita dingin dan tidak segan membunuh, padahal dulu jangankan untuk membunuh bahkan memegang benda tajam saja kau gemetaran."
"Lalu bagaimana dengan daddy?" tanyanya.
"Sejauh ini tuan Robert tidak lagi mencari keberadaan anda, mungkin ia berfikir tuan memang sudah tiada" Jawab sang asisten.
Lelaki itu kembali diam, dan berlarur dalam pikirannha yang entah apa itu, namun lamunan itu terusik seketika saat asistenya kembali membuka suara.
"Satu lagi informasi yang saya dapat tuan muda" ucap asisten.
"Katakan!" titahnya
"Informasi yang saya dapat kalau nona muda akan memburu Keiji orang nomor dua dalam dunia ilegal.
Sangat terkejut mendengar berita itu, bagaimana mungkin wanitanya mengintai orang yang sangat ditakuti di dunia kegelapan itu. Meski sebenarnya ia tidak takut sama sekali bahkan memang dia sendiri pun juga mau menjadikan Keiji buruannya.
"Awasi dia, kirim beberapa pasukan khusus untuk mengawasinya dari kejauhan dan jangan samai lengah sedikitpun."
"Baik tuan."
"Percepat pembangunan anak cabang kita LA, aku harus segera kesana bersama dengannya dan mengawasinya dari dekat."
"Baik tuan, segera saya laksanakan dan saya pastikan minggu depan semua akan beres."
"Bagus, dan terus perhatikan pergerakan Keiji karna kita tidak tau apa yang akan di lakukan." ucapnya lagi.
"Baik tuan muda, kalau begitu saya pamit untuk mengurus semuanya" pamit asistennya mengundurkan diri.
"Keluarlah!" katanya singkat.
Setelah kepergian asistennya, lagi lagi lelaki itu menghembuskan napasnya kasar, tangannya bergerak mengambil beberapa lembar foto wanitanya dan mengusap foto itu tepat di tempat wajah sang wanita.
"Kamu benar benar berubah setelah aku tinggal beberapa tahun ini ya sayang." ucapnya sambil tersenyum dan tangannya masih terus mengusap keetas itu.
Dan ia pun larut dalam kegiatannya memperhatikan foto itu dan mengabaikan pekerjaanya yang sedang menumpuk karan pembukaan cabang barunya di LA.
***
Keesokan paginya, Kerenza sedang bersiap siap untuk berangkat keperusahaan milik daddy nya Brayan Wate.
Ditengah tengah persiapannya, ketukan pintu terdengar dan terpaksa itu menghentikan aktifitasnya yang juga sudah hambpir selesai.
"Kau sudah selesai Keren?" tanya Catline.
"Ya. Ayo kita berangkat " ajak kerenza
Mereka pergi meninggalkan rumah, dan diruang tamu sudah ada Kaisar dan Matew yang menunggu mereka para wanita itu.
"Ayo berangkat." ajak Krenza.
Mereka semua kompak mengangguk dan menikuti langkah kerenza yang keluar dari rumah, sedangkan di sebuh tempat ada sebuah mata yang sedang memperhatika mereka berempat.
"Hallo tuan."
"Ada apa?"
"Dia sudah berangkat bersama tiga orang temannya, dua orang pria dan satu orang wanita yang baru saja datang dari Paris kemarin."
"Bagus! Terus pantau dia dan jangan biarkan dia mengetahui semuanya, laporkan padaku apa saja yang dia lakukan, jika ada yang mencurigakan darinya dan dari teman temannya segera beri tahu aku.!" titahnya kemudian langsung memutus panggilannya secara sepihak.
Kerenza dan rombonganya sudah sampai di perusahaan yang akan segera di pimpin oleh kerenza.
Mereka berjalan dengan penuh wibawa, raut wajah yang penuh ketegasan dan tidak ada manis dan senyumnya,
Semua karyawan yang melihat itu tidak berani mendekat apali mereka yang mengetahui identitasnya sebagai penerus perusahaan Go Publick itu.
Mereka sampai di ruangan mendiang sang daddy, dan kerenza duduk di kursi kebesaran milik ayahnya dulu.
Menghpaskan tubuhnya disana dan di ikutinoelha anggotanya duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu.
Kerenza Mendial nomor seseorang di telepon kantor yang ada di atas meja, dan tak lama seorang wanita canti mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan Krenza.
"Selamat pagi nona muda Alana, ada yang bisa say lakukan untukmu nona" tanya sang sekretaris dengan membukuk hormat.
"Kau sekretaris lama disini" Tanya Kerenza dengan tatapan mata yang siap menghunuskan jantung lawannya.
Sekretaris yaag bernama Cristabel itu menelan ludahnya kasar saat beradu pandang dengan bos baru itu.
"Iy iya nona muda. saya sekretaris tuan besar sebelumnya" Ucap cristabel dengan susah payah.
"Mulai sekarang pekerjaanmu akan di ambil alih oleh Mattew, semua yang berhubungan denganku hanya akan disampaikan Mattew padaku, tidak diperkenankan orang lain." tegas Kerenza.
"Apa nona mau memecat saya?" tanya Cristabel yang sudah melemas menyangka dirinya akan di tendang dari perusahaan ini.
"Tidak! kau akan tetap bekerja seperti biasa, tapi perihal untuk bertemu dan berhubungan denganku hanya Mattew yang bisa melakukannya." Kata Kerenza.
Wajah Cristabel kembali cerah mendengar dirinya ternyata tidak dipecat hanya saja untuk berhubungan dengan atasan dia tidak akan melakukan itu karna sudah ada orang lain yang akan melakukan itu.
"Baik nona, saya mengerti ,dan trimakasih untuk kemurahan hati anda yang masih membiarkan saya bekerja disini." ucapnya sungguh sungguh.
"Keluarlah." titah Kerenza
"Baik nona muda, saya permisi" Pamit Cristable membukuk sebelum pergi.
"Kenapa kau hanya menjadikan Mattew sebagai sekretarismu sih Keren." Kesal Kisar yang akhirnya buka suara setelah Cristabel pergi.
"Kenapa?" tanya Kerenza dengan dahi berkerut.
"Kamu kan tau dia hacker yang hebat, kenapa tidak bagian keamana saja!" protes Kaisar .
"Kau pikir aku bodoh Kaisar" tanya Kerenza dengan wajah datarnya" jika saya tempatkan dia disana maka akan sulit untuk ku berkomunikasi dengannya, sedangkan kau tau aku butuh dia untuk mencari informasi tentang buruan kita" tutur Kerenza panjang lebar.
"Oh ya, sekarang saya mengerti." ucap Kaisar mengangguk anggukan kepalanya
Sedangkan dua orang yang lainnya hanya diam menyimak sesekali Mattew mengalihkan perhatiannya pada tablet ditanganynnya.
"Catline, hubungi Hiebert untuk datang kemari, karna kita akan segera membahas misi kita.
"Baik Keren" Jawab Catline dan langsung melaksanakan perintah Kerenza.
TBC.