Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 06
🌸🌸🌸
Begitu sampai disebuah kamar, Annin langsung dilemparkan dengan kasar keatas ranjang. Membuat Annin mengernyit sakit, lalu dengan gerakan cepat Annin menurunkan dresnya yang tersingkap.
Dibelakang pengawal itu berdiri pria buncit tadi, dengan menyengir ingin segera melahap Annin.
"Om, saya mohon lepaskan saya, om!" Mohon Annin ketakutan saat pria buncit itu mendekatinya.
"Jangan...! Saya mohon lepaskan saya om, tolooong ...tolooong ..." Teriak Annin semakin menjadi saat pria buncit itu menarik salah satu kakinya dengan kasar.
Memang sempat terpikirkan oleh Annin untuk menjual dirinya demi Aurel. Tapi, tidak dengan pria yang kini semakin kasar meraih dresnya, yang mungkin saja ingin segera ia sobek.
Belum lagi dengan kepergian tante Kiran, yang tega menjual dan meninggalkannya seorang diri di tempat terkutuk itu.
Sudah dipastikan uang hasil penjualan, tidak akan sampai ketangan Annin. Annin Benar-benar kecewa, tante Kiran yang dulunya begitu baik, ternyata hanya kulit laurnya saja. tapi, didalam hatinya menyimpan begitu banyak kebencian dan keirian.
Tidak putus asa, Annin terus meronta dan tidak berhenti berteriak minta tolong.
Braaaakk ...(suara pintu yang didobrak paksa seseorang).
Pria buncit itu tersungkur kesamping, saat ditendang oleh orang yang sama, yang tadinya mendobrak pintu kamar itu. ia tak sadarkan diri ketika kepalanya membentur sudut meja.
Seutas senyum, Annin torehkan di bibirnya. Saat ia melihat seorang pria dengan garis-garis wajah yang tega. Seorang pria yang lagi-lagi menyelamatkanya dalam kondisi yang sama, tapi ditempat yang berbeda.
Pria yang menjadi malaikat penolong Annin saat ini, tak lain dan tak bukan adalah sekretaris Chao. sekretaris Chao tak sengaja melihat Annin diseret paksa oleh 2 orang pengawal, entah kenapa ia dibuat tak tenang dan merasa bersalah saat membiarkan Annin dalam masalah, Untuk itulah ia terpaksa menolong Annin untuk yang kedua kalinya.
Annin benar-benar menjadi perempuan pertama yang membuat sekretaris Chao ingin selalu melindunginya. Ada perasaan aneh saat ia melihat Annin tersiksa. Sebuah perasaan yang pastinya bukan cinta. tapi perasaan yang sama seperti perasaan saat ia ingin melindungi ibunya dan juga keluarga Mou.
"Tuan," ucap Annin seraya turun dari ranjang.
Sekretaris Chao langsung pergi, tanpa menghiraukan Annin yang terus berteriak memanggilnya, dengan berlarian mengejarnya sampai keparkiran.
"Masuk!" titah sekretaris Chao singkat.
Annin segera masuk kedalam mobil, dan untuk kedua kalinya sekretaris Chao melepaskan jasnya, dan melemparkannya kepada Annin.
"Terima kasih tuan," ucap Annin tulus.
***
"Terima kasih banyak, tuan." Setelah mengucapkan terima kasih, dengan cepat Annin keluar dari mobil sekretaris Chao, sekarang Annin sudah paham dengan karakter sekretaris Chao yang bukan hanya tak suka banyak bicara, tapi juga tidak suka mendengar orang yang banyak bicara.
2 hari kemudian. Tapi, Annin belum juga mendapatkan uang untuk biaya operasi Aurel. Padahal esok pagi ia harus segera membayar tagihanya.
Sekarang Annin hanya punya satu pilihan lagi yaitu, meminjam uang kepada renternir.
Annin pun tetpaksa mengambil pilihan tersebut. Walaupun ia tau, dirinya tak akan sangup membayar cicilan yang pastinya tidaklah sedikit. Belum lagi bunganya yang sangat besar. Tapi, Annin tidak ingin memikirkan hal itu, yang paling penting sekarang adalah keselamatan nyawa Aurel.
Masalah cicilan, Annin yakin akan ada jalan keluarnya nanti. sebenarnya Annin ingin meminjam uang kepada bank, tapi apalah daya, ia tidak punya harta untuk ia jadikan jaminan.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩