Hidup Syakila hancur ketika orangtua angkatnya memaksa dia untuk mengakui anak haram yang dilahirkan oleh kakak angkatnya sebagai anaknya. Syakila juga dipaksa mengakui bahwa dia hamil di luar nikah dengan seorang pria liar karena mabuk. Detik itu juga, Syakila menjadi sasaran bully-an semua penduduk kota. Pendidikan dan pekerjaan bahkan harus hilang karena dianggap mencoreng nama baik instansi pendidikan maupun restoran tempatnya bekerja. Saat semua orang memandang jijik pada Syakila, tiba-tiba, Dewa datang sebagai penyelamat. Dia bersikeras menikahi Syakila hanya demi membalas dendam pada Nania, kakak angkat Syakila yang merupakan mantan pacarnya. Sejak menikah, Syakila tak pernah diperlakukan dengan baik. Hingga suatu hari, Syakila akhirnya menyadari jika pernikahan mereka hanya pernikahan palsu. Syakila hanya alat bagi Dewa untuk membuat Nania kembali. Ketika cinta Dewa dan Nania bersatu lagi, Syakila memutuskan untuk pergi dengan cara yang tak pernah Dewa sangka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
"Kak Dewa?" lirih Syakila tak percaya.
"Ternyata, kamu masih mengenalku, ya?" ucap Dewa sambil menyimpan pistolnya kembali.
"Apa yang Kak Dewa lakukan di sini?" tanya Syakila dengan nada penuh rasa curiga.
Sedikit takut masih menguasai. Walau bagaimanapun, pria itu baru saja mempertontonkan adegan yang cukup sadis di hadapan Syakila.
"Apa lagi? Tentu saja menculik pengantin wanita," jawab Dewa.
Tanpa aba-aba, Dewa langsung menggendong Syakila pergi. Gadis itu sudah berusaha memberontak namun kalah kuat oleh tenaga pria berusia 28 tahun itu.
"Apa yang Kak Dewa inginkan sebenarnya?" tanya Syakila.
Mereka sudah sampai di kediaman keluarga angkat Syakila. Dan, pria itu menurunkan Syakila secara paksa di ruang tamu.
"Menikahlah denganku!"
Syakila tercengang. Hal gila macam apa lagi ini? Kenapa hidupnya terlalu banyak plot twist yang tidak masuk akal?
"Kak Dewa, gila?" tanya Syakila.
Dewa mengangkat sebelah alisnya. "Justru, aku belum pernah merasa sewaras ini," jawabnya tersenyum.
Baiklah! Kalau begitu, mungkin Syakila yang gila. Mana mungkin, mantan pacar Nania tiba-tiba muncul didepannya dan mengatakan akan menikahi dirinya?
Semuanya terasa mengada-ada.
"Kak Dewa itu mantan pacarnya Kak Nania. Mana mungkin, aku menikah dengan Kak Dewa. Lagipula, untuk apa Kak Dewa mau menikah denganku? Apa sengaja untuk membuat Kak Nania jadi cemburu?"
Sepersekian detik, ekspresi Dewa tampak sedikit berubah. Namun, tak ada yang menyadari hal itu termasuk Syakila.
Pria itu terlalu terlatih dalam mengatur ekspresi wajahnya.
"Aku dan Nania sudah berakhir dua tahun yang lalu. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengannya," jawab Dewa berdalih.
"Kak Dewa pikir, aku akan percaya?"
Dewa terdiam sejenak. Matanya menatap Syakila seolah tak percaya. Banyak gadis yang mengantri untuk menikahinya. Namun, Syakila malah terkesan menolak.
"Kamu seharusnya percaya. Sejak aku menyelamatkan kamu beberapa bulan yang lalu, aku tak bisa berhenti memikirkan tentang kamu, Syakila. Belakangan, aku sadar. Aku... sudah jatuh cinta padamu."
Ya, beberapa bulan yang lalu, Syakila memang pernah hampir tertabrak mobil. Beruntung, Dewa tiba-tiba datang dan menyelamatkannya tanpa pikir panjang. Akibatnya, justru malah Dewa yang terluka. Pria itu mengalami patah tulang dibagian kaki kirinya dan juga cedera di bagian kepala.
Namun, saat itu, sikap Dewa terlihat begitu dingin. Tatapannya bahkan terkesan marah. Seolah-olah, pria itu sudah menyesal karena menyelamatkan Syakila.
"Kak Dewa, apa Kak Dewa tidak lihat berita? Aku... perempuan yang sudah melahirkan seorang anak haram."
"Aku sudah melihatnya. Dan, aku tidak peduli."
"Tapi, maaf! Aku tetap menolak lamaran Kak Dewa."
Dewa sepertinya sudah habis kesabaran. Dengan satu gerakan tangan, beberapa anak buahnya tiba-tiba masuk dan mengepung ruangan itu.
Terlihat, kedua orang tua angkatnya diseret dan dipaksa berlutut. Sementara, bayi Nania serta pengasuhnya juga ikut dipaksa untuk keluar dari dalam kamar.
Bayi itu menangis histeris karena kaget. Sang pengasuh tak bisa menenangkannya karena terlalu takut.
"Kak Dewa mau apa?" tanya Syakila tak habis pikir.
"Kalau kamu menolak menikah denganku, maka mereka semua akan mati."
Tentu saja, Syakila kaget mendengarnya. Pun, dengan kedua orang tua angkatnya.
"Syakila, cepat setujui permintaan Tuan Dewa. Ayah dan Ibu masih ingin hidup, Syakila," ucap Dito dengan tubuh gemetaran.
"Tidak bisa begitu. Aku..."
"Kamu tidak punya pilihan lain, Syakila!" potong Dewa cepat. Dia mengambil bayi kecil yang diberi nama Andrew dari gendongan sang pengasuh.
"Setuju, atau anak ini akan jadi korban pertama ku," ancam Dewa.
"Tidak," pekik Nessa histeris. "Jangan lakukan apapun terhadap cucuku. Aku mohon!" pintanya memelas.
"Syakila, setuju saja dengan permintaan Tuan Dewa! Jangan biarkan cucu kami kenapa-kenapa," kata sang Ayah angkat.
Dewa tersenyum puas mendengar ucapan kedua orangtua angkat Syakila. Ternyata, mereka sangat menyayangi bayi kecil itu.
"Syakila... percayalah! Aku pasti akan mencintai kamu dengan sepenuh hati. Orang-orang diluar sana juga tidak akan pernah berani untuk menghujat kamu lagi. Dan, anak ini... akan terdaftar sebagai anak sulung Dewangga Clarke. Bagaimana?"
Syakila menatap bayi kecil dalam gendongan Dewa dengan sedikit iba. Walau bagaimanapun, bayi itu tidak berdosa sama sekali. Dia berhak untuk hidup.
"Syakila pasti setuju untuk menikah dengan Anda. Kami jamin," ucap Dito dengan begitu yakin.
"Ayah..." protes Syakila lewat tatapan matanya.
"Ayah mohon, Syakila! Lakukan semuanya untuk Andrew!"
Mau tak mau, Syakila akhirnya setuju. Semuanya dia lakukan demi Andrew.
*****
Sebulan sebelum pernikahan, Dewa benar-benar memanjakan Syakila dan juga Andrew.
Pria itu memperlakukan Syakila dengan sangat lembut dan hangat. Dia membuat Syakila sejenak percaya bahwa cintanya memang benar-benar tulus terhadap Syakila.
Dewa juga membantu perusahaan orangtua angkat Syakila untuk pulih kembali. Pria itu, mengeluarkan cukup banyak uang demi membantu Dito dan Nessa.
"Acara pernikahan mu sebentar lagi. Ambil ini," kata Dito sambil memberikan sebuah kotak perhiasan berbentuk persegi panjang pada Syakila.
Syakila membuka kotak itu. Isinya adalah sebuah gelang berlian yang sangat cantik. Terlihat cukup serasi dengan kalung safir yang melingkar di lehernya.
"Ini... untukku?" tanya Syakila tak percaya. Maklum saja, ini pertama kalinya Dito memberinya sebuah hadiah.
Ekhem! Dito berdehem. Pria paruh baya itu terlihat sedikit canggung.
"Anggap saja itu bentuk terima kasihku karena sudah memberikan menantu seluar-biasa Dewa," jawab Dito.
Syakila tampak tersenyum kecil. Andai Dito tahu bahwa Dewa sebenarnya adalah mantan kekasih Nania, bagaimana reaksi pria paruh baya itu?
"Cepat kenakan gelang itu! Lima menit lagi, kita akan berangkat ke gedung pernikahan."
Adegan yang sama seperti satu bulan lalu kembali terulang. Bedanya, kali ini Syakila tidak memberontak. Dia melakukannya dengan patuh.
Segala bentuk perhatian Dewa selama sebulan terakhir membuat dia perlahan mulai mempercayai pria itu. Mungkin, Dewa memang benar-benar mencintainya.
Ditengah perjalanan, mobil yang ditumpangi Syakila tiba-tiba kecelakaan. Dan, begitu dia terbangun, orang-orang mengatakan jika dia sudah koma selama seminggu.
"Selama itu?" lirih Syakila tak percaya.
"Ya, selama itu," angguk Dewa sambil menggenggam tangan Syakila. "Aku pikir, aku sudah kehilangan kamu, Syakila. Tapi, syukurlah! Kamu berhasil bertahan dan akhirnya kembali bangun."
Dewa menangis tersedu-sedu sambil memeluk pinggang Syakila. Hal itu membuat Syakila sekali lagi merasa luluh.
"Lalu, bagaimana dengan rencana pernikahan kita?" tanya Syakila pada pria itu.
Dewa pun mendongak menatap Syakila. "Kita sudah sah menjadi suami-istri, Syakila. Saat kamu koma, pendeta sudah menikahkan kita. Selain itu, aku juga sudah mendapatkan surat nikah kita. Lihatlah!"
Dewa tiba-tiba mengeluarkan dua surat nikah dari dalam saku jasnya. Tangan Syakila yang bergetar lekas menerima surat nikah tersebut.
"Apa ini benar?" tanya Syakila.
"Ya," angguk Dewa. "Aku tidak ingin kehilangan kamu. Itu sebabnya, aku buru-buru menikahi kamu meski dalam keadaan koma. Dan, andai kamu meninggal, maka aku juga akan ikut mati bersamamu. Percayalah, Syakila. Aku sangat mencintaimu."
Tes.
Air mata Syakila menetes tanpa diminta. Kali ini, dia benar-benar jatuh dalam pelukan Dewa.
lah
semoga syakila bahagia dan bisa membalas dendam terhadap keluarga dito yang sangat jahat
menanti kehidupan baru syakila yg bahagia...