NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Mery... " teriak Arya yang baru saja membuka pintu rumah.

"Ya... apa kamu sudah pulang? Aku ada di dapur," teriak Mery. Arya pun segera membuka sepatu dan kaos kaki, serta menghampiri Mery yang ada di dapur.

Namun Arya benar-benar terkejut dengan keadaan dapurnya saat ini. "Apa yang kamu lakukan Mery?" tanya Arya dengan penuh penekanan. 

Saat ini Arya melihat seluruh meja dapur yang penuh, ada panci, penggorengan, bakaran, dan juga peralatan dapur lain yang berserakan, serta dalam keadaan kotor. Arya juga melihat beberapa roti yang gosong, juga ada beberapa sayur yang berserakan di wastafel.

"Oh, aku sedang belajar memasak, tadi aku ingin membuatkan kamu sandwich, agar bisa dimakan saat kamu pulang kerja, tapi sampai sekarang belum jadi," ucap Mery dengan tersenyum lebar dan sama sekali tidak merasa bersalah. Sementara Arya hanya terpaku menatapnya dengan tidak percaya.

"Kamu tidak sedang berusaha membakar dapurku kan?" tanya Arya.

"Tentu saja tidak, aku ini sedang belajar membuat menu baru, agar suamiku tidak bosan dengan masakan yang itu-itu terus." Arya menelan salivanya.

"Mery, jika kamu tidak bisa memasak, kamu tidak perlu susah payah, kita bisa pesan saja di luar. Aku tidak kekurangan uang jika hanya untuk kita makan di luar berdua." Arya pun akhirnya mengutarakan apa yang ada di benaknya selama ini. 

"Jangan makan di luar terus Arya, itu semua makanan yang tidak sehat. Kita harus membuat makanan sendiri, agar tubuh kita lebih sehat dan cukup nutrisi," ucap Mery.

"Kalau masakan kamu semua gosong dan berantakan seperti ini, yang ada malah bakteri akan masuk semua ke tubuhku," monolog Arya dalam hati.

"Oke, kalau begitu kamu belajarlah memasak dengan sungguh-sungguh. Apa kamu ingin mengikuti kelas memasak saja? Biar ilmu yang kamu dapatkan itu lebih tepat. Daripada kamu harus belajar otodidak dengan melihat di internet seperti ini," ucap Arya yang melihat ponsel Mery menyala di dapur, Arya juga mencoba memberikan Mery solusi.

"Boleh juga, tapi aku tidak akan ada waktu saat sudah bekerja kembali nanti." Arya menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Dia segera melangkah ke arah rak piring dan mengambil beberapa piring dari sana.

"Untuk apa piring itu?" tanya Mery. Arya tidak menjawab, dia segera berjalan ke meja makan dan mengeluarkan semua barang-barang yang tadi dibelinya dari dalam kantong kresek. Mery pun segera mengekor di belakang Arya.

"Apa kamu tadi beli makanan?" tanya Mery. Arya terdiam, dia tidak tahu cara menjelaskan semua ini pada Mery.

"Begini saja Mery. Bagaimana kalau saat sarapan, kamu goreng saja nugget atau sosis atau apapun makanan cepat saji, yang ada di kulkas. Nanti, kita juga akan menyetok makanan cepat saji itu dengan porsi yang banyak, tapi saat pulang kerja, aku akan membeli makanan dan kita makan malam bersama, agar kamu juga tidak lelah." 

"Bukankah mengurus rumah dan mengurus pekerjaan secara bersamaan akan membuatmu sangat lelah? Bagaimana nanti kalau wajahmu keriput karena kelelahan?" tanya Arya. Mery segera memegang kedua pipinya.

"Benarkah? Apakah kelelahan bisa membuat wajahku keriput?" tanya Mery dengan polos.

"Tentu saja, daripada kamu menghabiskan tenagamu untuk belajar memasak, sepertinya akan lebih baik, jika kamu habiskan tenagamu untuk perawatan, agar kamu bisa lebih cantik, agar kamu bisa mempertahankan kulit mudamu, dan juga kulitmu tidak cepat keriput," jelas Arya.

"Okelah kalau begitu, aku setuju. Saat makan malam, kamu harus membeli makanan dan menyiapkan semuanya, nanti aku yang akan cuci piring. Bagaimana? Adil kan?" tanya Mery dengan polos.

"Oke, kita sepakat ya, jadi kamu tidak perlu capek-capek menghabiskan tenaga kamu di dapur." Arya seketika tersenyum lega.

"Sekarang, aku akan menyiapkan semuanya, dan kita segera makan malam bersama," ucap Arya dengan tersenyum.

"Hmb, cepatlah, aku sudah lapar," ucap Mery yang segera duduk. Arya pun segera mengeluarkan seluruh makanan yang tadi dibelinya, dia membeli 2 porsi nasi, udang asam manis, tumis kangkung, ayam goreng dan juga sambal. Mereka berdua pun segera makan dengan lahap bak sepasang suami istri sungguhan.

"Enak juga ya ternyata kalau tinggal makan," ucap Mery dengan mulut penuhnya.

"Enak kan, makanlah yang banyak, jangan sampai kamu menjadi kurus setelah menjadi istriku," ucap Arya yang tersenyum melihat tingkah Mery, menurutnya Mery sangat lucu sekali.

***

"Mau ke mana kamu?" tanya Mery setelah mereka selesai makan dan Arya beranjak dari kursinya.

"Aku mau ke atas, mau mandi dan istirahat," jawab Arya.

"Bersihkan dapur dulu, tadi kan aku sudah belajar memasak, jadi kamu yang membersihkan dapur," ucap Mery yang kemudian beranjak dari kursinya, serta segera naik ke lantai atas tanpa menunggu respon dari Arya. 

Arya pun terbengong melihat Mery yang terus menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.

Arya menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. "Aku sudah bekerja seharian, aku sudah membelikan dia makanan, dan kenapa harus aku juga yang membersihkan dapur? Bukankah dia sendiri yang membuat dapur tersebut berantakan?" keluh Arya, tapi itu tidak ada gunanya. Jadi Arya segera membuang semua bungkus-bungkus makanan tadi ke dalam kantong kresek, lalu membawa piring kotor ke dapur. 

Saat sampai di dapur, Arya pun menarik nafas panjang kembali, karena tidak menyangka saat melihat penampakan dapurnya yang seperti terkena gempa, hanya saja peralatannya masih utuh, tidak ada yang pecah.

Perlahan Arya membuang semua roti yang gosong dan juga sayuran yang ada di wastafel, baru dia mengambil semua peralatan dapur yang kotor dan memasukkannya ke dalam wastafel. Dia pun mengelap seluruh meja dapur dan juga mencuci semua peralatan tadi hingga bersih. "Awas saja kalau dia sampai membuat dapur berantakan lagi, aku tidak akan mau membersihkannya, biarkan dapur seperti itu saja hingga satu minggu, atau bahkan satu bulan, terserahlah. Terserah dia saja," kesal Arya.

***

"Aku tahu kamu pasti lelah," ucap Mery saat mendapati Arya baru saja masuk ke dalam kamar. Saat ini Mery tengah duduk di depan meja rias dan mengenakan cream wajah. Arya hanya melirik sejenak ke arah Mery tanpa menjawab. Dia pun segera melepas kemeja dan juga celananya hingga hanya menyisakan celana boxer yang menempel di tubuhnya, lalu dia masuk ke kamar mandi.

"Kenapa dia selalu telanjang di depanku? Bukankah dia mengatakan, bahwa dia tidak suka padaku, tapi kenapa dia terus menggodaku?" gumam Mery.

Arya mandi dengan waktu yang lebih lama kali ini, karena dia merendam tubuhnya di dalam air hangat terlebih dahulu, agar otot-ototnya bisa meregang. Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia mendapati bahwa Mery sudah tertidur pulas. "Aku yang seharian bekerja, dia yang tampak kelelahan," gumam Arya. 

Arya segera mengusap seluruh tubuhnya yang masih basah, lalu mengganti baju, kemudian dia menghampiri Mery. Arya menatap wajah polos tersebut, ada sedikit rasa kasihan, karena Mery harus terjebak dalam pernikahan yang tidak dia inginkan ini. Arya pun membenarkan posisi tidur Mery, dia mengambil satu bantal, karena saat ini Mery menggunakan dua bantal, sehingga tidurnya tampak tidak nyaman, kemudian dia sedikit mengangkat tubuh Mery, lalu menyelimutinya. Setelah itu, barulah Arya berjalan memutar dan tidur di sebelah Mery.

Arya mencoba memejamkan mata, tapi dia tidak bisa, dia memiringkan tubuhnya ke kiri sehingga memunggungi Mery, tapi tetap saja dia tidak bisa tidur, Arya pun membalik lagi tubuhnya hingga menghadap ke arah Mery. Saat dia melihat wajah polos itu kembali, Arya pun menggunakan satu tangan untuk menumpu kepalanya, hingga kepalanya sedikit terangkat, dia terus menatap wajah Mery dengan puas. Sesekali Arya mengelus pipi Mery dan juga pucuk kepalanya.

"Sebenarnya dia cukup cantik juga, tidak seharusnya dia mendapatkan jodoh seperti aku. Dia cantik, polos, dan juga baik. Semoga setelah bercerai denganku, kamu bisa menemukan lelaki idamanmu yang bisa benar-benar tulus mencintaimu," ucap Arya sembari mengelus pipi Mery.

Namun, tiba-tiba saja Mery memiringkan tubuhnya dan memeluk tubuh Arya, dengan menggunakan tangan dan kakinya, mungkin saat ini Mery  menganggap Arya sebagai guling. Arya pun terkejut dengan tingkah Mery tersebut, tapi dia tidak berani bergerak.

Arya menelan salivanya beberapa kali, karena wajahnya saat ini tepat di depan dada Mery, tapi tidak ada keinginan Arya untuk melepaskan pelukan Mery tersebut. Dia menghirup aroma yang khas dan sangat wangi dari tubuh Mery, sehingga membuatnya nyaman dalam posisi seperti itu. Arya ingin menikmati posisi tersebut untuk beberapa saat, tapi dia tidak menyangka, bahwa dia akan tertidur dalam posisi seperti itu hingga pagi.

***

"Apalagi sebenarnya yang ingin dia lakukan sekarang?" kesal Hany saat mendapati ada kurir yang mengirimkan buket bunga sangat besar ke rumahnya. Hany tahu bahwa buket tersebut pasti dari Arya, meskipun dia tidak membaca surat yang tertera di dalam buket tersebut.

"Aku sudah mengikhlaskannya menikah dengan orang lain, aku tidak ingin merusak kebahagiaan perempuan yang tidak tahu apa-apa itu, tapi kenapa Arya masih terus saja mengejarku? Bukankah dia juga sudah tahu sendiri, bahwa saat itu ayahnya sangat menentangku," gumam Hany sembari menatap buket bunga yang dia letakkan di atas sofa.

Beberapa cuplikan adegan muncul di benak Hany, saat mereka berdua masih berpacaran. Hany teringat bahwa dia sangat sering mengabaikan Arya, padahal Arya adalah orang yang sangat baik, dia juga sempat menyesal saat tidak mau menerima lamaran dari Arya, tapi nasi sudah menjadi bubur. Arya saat ini sudah menjadi milik orang lain dan Hany tidak mau menjadi pelakor, dia cukup tahu diri, meskipun dia mencintai Arya, tapi dia tidak punya posisi apa-apa saat ini.

"Bagaimana caranya aku memberitahu Arya, agar dia berhenti melakukan semua ini, jika dibiarkan, aku tahu dia pasti akan mengirimiku sesuatu yang lain lagi, tapi jika aku datang ke kantor atau ke rumahnya, dia malah nanti akan ke GR-an, karena aku tahu itu yang dia inginkan." Hany sedikit mondar-mandir di ruang tamu setelah memikirkan masa lalunya dengan Arya, tapi tiba-tiba saja dia teringat bahwa Arya saat ini sudah menjadi satu rumah dengan wanita pilihan ayahnya itu.

"Dia pasti saat ini sudah tidur di atas ranjang bersama wanita itu kan? Dia pasti sudah melakukannya, tidak mungkin tidak. Mana mungkin seekor kucing diberikan ikan asin akan diam saja, meskipun kucing itu sudah kenyang sekalipun, dia akan tetap memakan ikan asin tersebut," kesal Hany yang membayangkan Arya telah melakukan hubungan suami istri dengan istrinya tersebut.

Pyaarr.

Hany mengambil gelas yang ada di atas meja dan melemparkannya dengan kesal. "Dasar lelaki brengsek! Bisa-bisanya dia menikmati tubuh istrinya dan juga masih tetap mengejarku. Apa dia pikir kita ini wanita bodoh yang mau dimadu!" Hany berteriak dengan kesal, hingga teriakannya menggema di seluruh rumahnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!