Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uji coba katanya.
Laras hanya ingin memberikan musim hangat dalam hidupnya. Mengusir musim dingin yang terlalu lama menemaninya.
Cukup sudah ia menanam ketulusan selama ini. Tapi yang tumbuh bukan kebahagiaan, melainkan duri. Hasbi berkhianat. Perempuan lain datang dengan dua anak yang merupakan darah dagingnya, hati Laras remuk. Saat rumah tangga berubah jadi reruntuhan, dia tak ingin menggenggam luka.
Sebetulnya Laras merupakan orang yang luar biasa baik, Hasbi beruntung mendapatkannya, sayang, Hasbi dibutakan oleh nafsu dunia.
Laras menatap Nur, paruh baya itu menatapnya lembut.
"Aku mau pergi, Bu." Laras menjawab pertanyaan Nur sebelumnya. Tenang, sama sekali tidak ada emosi di sana.
Laras tak ingin menunjukkan kesakitan nya. Pantang baginya mengemis cinta pada pria yang jelas-jelas tak mencintainya, entah sejak kapan perasaan itu mati? Laras bukan perempuan lumpuh akal, yang akan menangis dan mengemis di kaki Hasbi. Hanya untuk segenggam cinta, atau meminta untuk Hasbi meninggalkan Hera. Itu tak akan pernah terjadi, karena Laras tak sudi merendahkan harga dirinya dengan seorang wanita, tapi dia juga tidak akan membiarkan kebahagiaan menemui orang-orang munafik seperti mereka.
Munafik jika Laras berkata dirinya baik-baik saja, tidak ada seorang wanita yang akan baik-baik saja setelah dikhianati. Dan dipermalukan di depan keluarga si suami, di cekoki pil KB, tapi dijadikan pengasuh anak simpanan suaminya.
Tapi Laras tak bodoh. Hidup akan terus berjalan, matahari akan kembali terbit, cukup menguatkan hati, dan mulai kembali menata masa depan.
"Aku tak butuh ijinmu untuk pergi dari sini, Hasbi." mengabaikan permohonan Naila dan Nur, Laras berhasil merebut kopernya dari tangan Hasbi.
"Kau benar-benar memancing kemarahan ku, Laras. Kamu pikir mudah berkeliaran di luar sana seorang diri, ha!? Tanpaku, kau bukan siapa-siapa!"
Laras mengangkat dagunya tinggi, tak gentar dengan ucapan Hasbi. "Aku bahkan bisa melakukan semuanya tanpa mu, tapi kamu! Kamu tidak bisa tanpa aku. Oke, aku akan menerima luka yang sudah kau berikan. Tapi jangan lupa. Kamu juga akan aku injak dua kali lipat dari yang aku dapatkan." Kedua matanya terlihat memerah, dia seakan menantang Hasbi.
Melihat Laras hanya diam menatapnya, Hasbi sedikit merasa menang. Hasbi berkacak pinggang akan kembali memojokkan Laras, tapi Laras lebih dulu menyeret kopernya keluar dari kamar, saat Hasbi akan mengejarnya suara Nur membuatnya tertahan.
"Kamu... kenapa tega sekali pada Laras? Apakah kamu lupa. Demi kamu, dia banyak berkorban, Hasbi,...apakah kamu tidak ingat bagaimana Laras membantu keuangan keluarga kita. Membantumu bisa seperti sekarang, mengorbankan waktunya. Impiannya, Nak! Bahkan binatang saja tidak akan melupakan kebaikan manusia lain padanya. Kau, seorang manusia, tapi malah lupa dengan kebaikan istrimu sendiri." kesal Nur dengan putranya.
Mendengar perkataan ibunya, Hasbi kembali tersulut emosi, di lempar asal vas bunga di dinding hingga hancur berkeping-keping.
"Oh, Jadi aku lebih rendah dari binatang? Hanya karena aku memiliki anak dari Hera? Hanya karena dia belikan uang pada keluarga kita. Oke, aku akan ganti semua uang dia. Berapapun dia mau, lagi pula selama ini dia yang kecintaan sama aku, bukan salahku tak mencintainya, karena bagiku dia begitu monoton dan membosankan," balas Hasbi dengan nada marah.
"HASBI," teriak Nur menggelegar. Nur menghembuskan nafas kasar mendengar jawaban Hasbi, hati Nur nyeri. Putranya berubah begitu jauh, sifat rendah hati Hasbi entah ke mana, apakah karena kini menjadi seorang manajer. Memiliki banyak uang, membuat putranya berubah.
"Kejar Laras! Jangan sampai kau menyesali hari ini Hasbi!"
Alih-alih mendengarkan perintah Nur, Hasbi malah tersenyum remeh. "Untuk kali ini aku beri dia kebebasan, aku mau lihat, sampai mana dia akan mampu hidup tanpa aku disisinya, percayalah, Bu. Tak sampai 24 jam dia sendiri yang akan melangkahkan lakinya kembali ke rumah ini," balas Hasbi pongah.
######
Jeng, jeng, jeng....
Waduh, kok Hasbi nggak peka dengan perubahan sikap Laras?
Jangan sampai penyesalan menunggu di belakang...
Teman-teman jamgan lupa jejak cintanya ya...