NovelToon NovelToon
Tunangan Pria Obsesif

Tunangan Pria Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Romansa Fantasi / Transmigrasi / Dark Romance
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: dewisl85

Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Tiba-tiba pintu mobil disamping Reina terbuka, dia baru saja kalau sudah tiba di hotel tempat pesta perayaan perusahaan Nico. Dia menatap pria yang sedang menunggu uluran tangannya. Seingatnya dalam cerita itu tidak ada adegan ini. Pria itu memilih membantu Rose tapi sekarang pria itu mengulur tangannya padanya. Bukankah terlalu banyak yang melenceng dari alur cerita. Padahal dia hanya menikmati hidup keduannya saja.

"Mau sampai kapan kamu berdiam diri di dalam mobil ?" tanya Nico pada wanita dihadapannya yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya. Sayangnya bukan uluran tangan yang diterimannya. Wanita itu memilih mengeser tubuhnya dan melangkah meninggalkannya.

 Langkah lebarnya dengan mudah mengejarnya, Tangannya dilingkarkan pada pinggang ramping yang entah sejak kapan membuatnya nyaman. Wanita itu menatap tajam padannya dan mencoba melepaskan tangannya pada pingganya. Tapi itu tidak akan mudah karena tenaga Nico lebih besar. Senyuman tipis muncul di wajahnya saat melihat wajah menggemaskan Reina.

"Lepaskan."

"Tidak akan pernah sayang." bisik pria itu dengan diakhir kecupan pipi yang membuat rona merah muncul di kedua pipinya. Reina langsung memegang pipi yang dikecup oleh pria itu. Bukan wajah bahagia seperti biasaya. Malah tatapan tajam yang mengarah kepadannya.

"NICO."

"Ya Sayang."

"Apa kamu gila ? aku tahu kamu ingin membuat wanita cemburu, tapi aku tidak suka dengan sikapmu seperti ini." ucap Reina yang malah dibalas senyuman lebarnya.

"Kamu harus membiasakannya mulai sekarang."

"TIdak akan pernah."

"Kelinci nakalku kamu memang sangat menggoda." ucap Nico yang membuat Reina menatap tajam pada pria didepannya.

Tanpa wanita itu sadari, seluruh orang disekitarnya terpaku dengan sikap yang dilakukan tuan muda Nico. Seorang CEO yang terkenal dengan sikap dinginnya. Sekarang menunjukkan tindakan manis pada tunangannya. Berbeda dengan Shaka yang malah tersenyum bahagia melihat interaksi keduannya. Dia sadar perubahan adiknya membuat sahabatnya tertarik tapi berbeda pada wanita yang digandengnya.

"Shaka, Reina seperti belum sembuh sepenuhnya. Sepertinya kita harus mengecek ke dokter." jelas Rose.

"Tidak perlu, aku malah senang dengan sikap adikku. Dia seperti adikku yang dulu." ucap Shaka yang lebih tertarik melihat tingkah adiknya dibandingkan kekasihnya. Entah kenapa dia merasa lebih tenang melihat keadaan keduannya. Dia tahu sahabatnya sudah menaruh minat pada sahabatnya.

Reina melangkah lebih dulu meninggalkan Nico yang malah tertawa tipis. Dia terhibur dengan sikap tunangan barunya.Sepertinya rencana wanita itu berhasil membuatnya tertarik. Nico merasa Reina lebih menarik bila dibanding Rose.

"Kelinci-ku yang manis."

Nico dengan mudah mengejar langkah Reina. Apalagi langkah wanita itu terbilang pendek. Tanpa peduli amukan yang akan diterima, dia tetap melingkarkan tangan di pinggang wanita itu. Tapi ia tidak mendapatkan penolakan sama sekali saat ini. Wanita itu mengedarkan setiap sudut ballroom. Suara nafas kasar terdengar oleh Nico. Pria itu menatap wajah Reina yang terlihat kurang nyaman dengan keadaan di sekitarnya. Padahal dulu wanita itu sangat suka namanya pesta.

Tapi tiba-tiba matannya itu bersinar, dan Nico mengikuti arah mata itu. Ternyata dia menatap jajaran kudapan pesta. Rasa gemas menghinggapinya saat melihat tingkah wanita itu.

"Aku akan menghampiri para kolega."

"Sanah pergi, tidak perlu mengajakku aku lebih tertarik dengan kue-kue indah itu." ucap wanita yang sudah berjalan meninggalkannya lebih dulu. Senyum tipis terbit kembali yang berhasil membuat tangan kanannya meringis. Satu hari ini entah sudah berapa kali atasannya tersenyum. Sepertinya dia harus mengabadikan perubahan itu semua.

"Vino, awasi kelinci kecil itu, aku tidak ingin dia membuat masalah di pesta ini." ucap Nico sebelum melangkah menuju kolagennya.

"Bilang saja anda khawatir nona digaet oleh pria lain. Dasar pembohong ulung." ucap Vino yang melangkah mendekati nonanya.

Sedangkan Rose terus memperhatikan setiap pergerakan Reina. Dia tidak suka dengan sikap wanita itu saat ini. Rasannya dia merasa semua ini tidak semestinya seperti ini. Rasa kesal itu tergambar jelas diwajahnya.

"Berhenti menatapnya." ucap Shaka yang sudah jengah bersandiwaran selama ini.

"Shaka."

"Aku tahu kamu tertarik dengan Nico, tapi aku tidak bisa mebiarkan kamu mengambil pria adikku." ucap pria itu sebelum meninggalkan Rose. Dia sudah muak menjalin hubungan itu. Sejujurnya dia tidak memiliki perasaan pada wanita itu. Selama ini dia selalu berpura-pura agar sahabatnya tidak mengejar wanita dan adiknya bisa bahagia. Setelah perbincangan saat pulang dari rumah sakit, dia menyadari kalau adikknya tidak seperti dulu. Dia bukan wanita yang buta akan cinta jadi tidak ada alasannya untuk bertahan dengan wanita ular itu.

Kedua mata Reina terpukau dengan setiap makanan yang terhidangkan di pesta ini. Rasannya dia tidak sabar untuk merasakan semuanya. Tanpa sadar setiap gerak-geriknnya diperhatikan oleh seseorang dari jauh. Dia merasa kesal karena harus menemani para rekan bisnisnya.

"Kamu tidak takut gendut." ucap seorang wanita yang entah sejak kapan berada disampingnya. Dia menatap aneh dengan kerakusan seorang Reina. Padahal dulu wanita itu sangat mengontrol asupan makanan. Lihatlah piring yang dirinya pegang sudah penuh dengan berbagai kudapan. Bukankah dia sangat rakus.

"Ah tidak, kalau gendut aku tinggal olahraga saja." ucapnya santai yang masih menyicipi cheese cake. Rasannya semua ini sangat enak.

"Kamu tidak takut Nico ilfeel dengan tingkah mu ini."

"Aku tidak peduli."

"Reina kenapa denganmu ?"

"Tidak perlu berpura-pura Rose. Aku tahu kamu tertarik dengan Nico. Bukankah saat aku kecelakaan kamu pergi ke luar negeri bersama pria itu." ucap Reina dengan santai. Dia tahu pria itu menemani wanita saat pekerjaan dinas. Sungguh dua orang menyebalkan itu. Apa keduannya tidak sadar menyakiti pasangannya. Sialnnya kedua orang yang tersakiti adalah dirinya dan kakaknya.

"Apa maksudmu?"

"Tidak perlu pura-pura bodoh Rose, kakak-ku hanya menjadi alasan kamu bisa dekat dengan Nico. Jadi tidak perlu ada yang disembunyikan. Apalagi pertunanganku akan dibatalkan dengan pria itu." ucap Reina yang membuat orang-orang yang disekitarnya terkejut bukan main. Perkataan yang keluar begitu saja tanpa ada beban.

"Reina Utami Laksana." panggil seseorang pria yang menatap tajam padannya.

Tapi tak ada lagi rasa takut yang menghinggapinya. Bukankah hari ini adalah kesempatan yang tepat untuk membatalkan semua pertunangannya. Dia bergerak menuju Nico dan mengelus dada pria itu yang begitu tegang.

"Kenapa? bukankah semua ini yang kamu inginkan sejak lama. Tidak ada yang salah dengan aku katakan." ucap Reina yang menatap wajah pria dihadapannya. Tapi dia malah menemukan luka yang tergambar di wajah pria itu. Kenapa Nico harus menunjukkan ekspresi terluka.

"Kamu salah Reina, aku dan Nico tidak ada hubungan apapun. Aku ...."

"aku hanya tertarik pada Nico bukan. Sudahlah  aku lelah dengan hubungan ini. Berhenti melukai keluarga Laksana lagi. Hari ini aku akan mengumumkan kalau pertunangan..." perkataanya terputus saat sebuah bibir mendarat di bibirnya. Hal itu berhasil membukam perkataan Reina. Kedua matanya menatap mata biru itu tajam dan berusaha lepas tapi tidak bisa. Tenaga pria itu lebih kuat darinya. Ciuman itu semakin dalam hingga perlahan udara mengikis. Tangan kecil itu memukul dada pria saat udara mulai berkurang. Akhirnya pria itu melepaskan.

"Kamu Gila."

"Ya aku Gila dan kamu lupa hal itu REINA Utami Laksana."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!