Setelah meninggal karena tenggelam saat menolong anak kecil, Nadra Elianora, gadis modern yang ceria dan blak-blakan, terbangun di dunia kuno dalam tubuh Li Yuanxin seorang gadis malang yang dibuang oleh tunangannya karena sang pria berselingkuh dengan adik tirinya.
Tersesat di hutan, Nadra membangun gubuk, hidup mandiri, dan menggunakan ilmu pengobatan yang ia kuasai. Saat menolong seekor makhluk terluka, ia tak tahu bahwa itu adalah Qiu Long, naga putih ilahi. Dari pertemuan konyol dan penuh adu mulut itu, tumbuh hubungan ajaib yang berujung pada kontrak suci antara manusia dan hewan ilahi.
Tanpa disadari, kekuatan dalam diri Nadra mulai bangkit kekuatan milik Sang Dewi Semesta, makhluk tertinggi yang jiwanya dulu dipecah ke berbagai zaman untuk menjaga keseimbangan dunia.
Kini, dengan kepintaran, kelucuan, dan keberaniannya, tak hanya menuntut balas atas pengkhianatan masa lalu, tapi juga menapaki takdir luar biasa yang menunggu: menyelamatkan dunia dan mengembalikan cahaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Li Yuanxin menyipitkan mata. “Oke, itu terdengar seperti ancaman dan aku benci diancam.”
“Feng Yan,” katanya pelan, “kau jaga udara. Longy, siapkan tameng.”
“Diterima,” jawab kedua pelindungnya bersamaan.
Udara seketika bergetar.
Sang pria melangkah maju dan mengangkat tangan dari tanah muncul lidah api hitam, melingkar membentuk naga kegelapan yang meraung keras. Panasnya begitu kuat hingga rumput di sekitar terbakar tanpa api merah, hanya asap pekat.
Qiu Long langsung melompat turun, tubuhnya membesar menjadi naga putih sepanjang sepuluh meter, sisik-sisiknya berkilau seperti perak cair.
“Beraninya kau menodai langit dengan api kotor!” suaranya menggema.
Naga putih dan naga hitam bertabrakan di udara. Ledakan cahaya dan panas mencabik pepohonan. Suara raungan mereka mengguncang lembah.
Li Yuanxin melompat ke belakang, menghindari gelombang api. “Wah! Efek visualnya gila juga!”
Feng Yan mengepak sayap, menyelimuti Li Yuanxin dengan pelindung api emas. “Jangan mengalihkan perhatianmu!”
Sang wanita penyihir melemparkan tongkatnya ke tanah, menciptakan bayangan hitam yang menjalar seperti kabut, membentuk tangan-tangan arwah yang mencoba meraih kaki Li Yuanxin.
Li Yuanxin menendang tanah, lalu dengan gerakan cepat menusuk jarum emasnya ke bayangan itu.“Cahaya suci, aktif!”
Cahaya keemasan memancar dari jarum, membakar tangan-tangan bayangan itu menjadi abu. Li Yuanxin berputar, menendang udara, lalu mengirimkan gelombang energi bercahaya ke arah penyihir itu.
Perempuan itu terpental beberapa langkah, tapi tersenyum dingin. “Menarik. Jadi kau bisa menggunakan teknik ilahi tanpa mantra?”
“Ya, bonus paket Dewi,” jawab Li Yuanxin santai, “bisa COD juga kalau mau.”
Feng Yan melayang di atas, tubuh kecilnya berubah menjadi Phoenix dewasa sayapnya membentang lebar, bulunya berkilau merah keemasan. Ia menukik tajam, menghantam tanah dengan api suci.
Gelombang panas langsung menelan kabut hitam, membuat udara malam berubah menjadi merah membara.
Tapi naga hitam di langit tak berhenti. Ia menelan Qiu Long dengan pusaran api kegelapan.
Li Yuanxin menatap tajam. “Longy!”
Suara Qiu Long terdengar serak di antara asap. “Aku… tidak apa-apa! Fokus pada dirimu!”
Namun Li Yuanxin sudah tak tahan.
Ia menggenggam jarum emas, dan cahaya keemasan muncul di seluruh tubuhnya, menyalakan lambang Dewi di dadanya.
“Baiklah, kalian mau lihat Dewi gaya modern? Ini dia.”
Ia menepuk tanah, dan dari bawah kakinya muncul lingkaran sihir berwarna perak keemasan, bercahaya seperti matahari mini.
Energi spiritualnya melesat ke udara, menembus langit. Awan malam terbelah, bulan memancarkan cahaya merah.
Penyihir itu menjerit, “Dia membangkitkan energi Langit! Hentikan dia!”
Pria naga hitam meluncur turun, tapi Nadra sudah bergerak lebih cepat.
Ia menembakkan jarum emas ke udara, lima buah sekaligus, membentuk pola bintang.
“Teknik Rahasia Lima Pilar Cahaya!”
Cahaya keemasan turun dari langit, menghantam naga hitam. Suaranya seperti guntur memecah malam. Tanah bergetar, pepohonan roboh. Api hitam yang melingkari naga itu padam seketika, digantikan cahaya putih suci.
Qiu Long memanfaatkan celah itu, berputar cepat dan menghantam tubuh naga hitam dengan ekornya.
Feng Yan di atas meluncurkan semburan api emas, membentuk burung raksasa dari nyala murni.
Gabungan naga putih dan Phoenix api menciptakan pusaran kekuatan yang menggetarkan langit.
Li Yuanxin berdiri di tengah, tangannya terangkat, mengendalikan aliran energi keduanya.
“Bersatu!” serunya.
Cahaya putih dan merah bertemu, berputar menjadi satu pusaran besar. Dari dalamnya, lahir bola cahaya keemasan—energi ilahi yang memancar ke seluruh lembah.
“Serangan gabungan… mode ultimate!” Nadra berseru penuh semangat, seperti gamer yang menekan tombol terakhir.
Ledakan pun terjadi. Suara dentuman terdengar sampai ke pegunungan jauh.
Tanah pecah, udara mendesis, dan kabut malam menghilang total.
Ketika semuanya mereda, hanya debu yang tersisa. Pohon-pohon di sekitar hangus, namun udara terasa bersih, bebas dari energi jahat.
Pria berjubah hitam terkapar di tanah, darah hitam mengalir dari bibirnya.
Penyihir perempuan itu setengah berdiri, tubuhnya gemetar.
Li Yuanxin melangkah pelan, menatap mereka dengan mata bersinar. “Masih mau lanjut? Atau mau aku kirim ke neraka express?”
Pria itu tertawa kecil, suaranya serak tapi menakutkan. “Dewi Semesta… kau pikir kemenangan kecil ini berarti sesuatu? Langit memang memilihmu… tapi kegelapan juga telah bangkit. Kau telah menyalakan nyala perang yang lama padam.”
“Wah, ucapanmu kayak trailer film,” jawab Li Yuanxin dingin. “Sayangnya aku nggak punya popcorn.”
Penyihir itu menarik pria itu dengan sihir hitam, dan dalam sekejap keduanya lenyap, meninggalkan bau gosong dan bayangan aneh di tanah simbol naga hitam terbelah dua.
Sunyi.
Hanya suara napas Li Yuanxin yang masih berat.
Feng Yan turun perlahan, berubah kembali menjadi burung kecil dan hinggap di bahunya.
“Dewi Semesta… kau telah menarik perhatian mereka. Sekte Api Hitam tidak akan diam.”
Qiu Long mengecil lagi, melingkar di pergelangan tangannya. “Aku sudah memperingatkanmu. Dunia ini sedang bergerak.”
Li Yuanxin menarik napas panjang, menatap langit. Bulan tampak merah, seperti darah segar.
“Langit bergerak, bumi berguncang, naga dan phoenix bersatu…”
Ia tertawa kecil. “Kedengarannya keren, tapi jujur aja, aku cuma mau hidup tenang dan buka klinik herbal.”
“Tenang bukan pilihanmu lagi,” kata Feng Yan lembut. “Kau adalah mata rantai antara dunia manusia dan langit. Kini, banyak yang akan mencarimu termasuk mereka yang ingin menguasaimu.”
Li Yuanxin memandang tangannya. Di sana, dua simbol bersinar samar naga perak dan phoenix merah.
Keduanya berdenyut seperti jantung, hidup dan bernafas bersama dirinya.
Ia menunduk, suaranya lirih. “Jadi ini harga punya kekuatan…”
“Tidak semua kekuatan adalah beban,” sahut Qiu Long. “Kadang, ia adalah panggilan.”
Feng Yan mengangguk. “Dan langit telah memanggilmu.”
Li Yuanxin memejamkan mata, mendengar desir angin yang membawa abu dari sisa pertarungan.
Dalam keheningan itu, ia seperti mendengar bisikan lembut suara wanita samar, jauh di dalam hatinya.
“Li Yuanxin… atau Nadra… waktumu telah dimulai.”
Ia membuka mata tiba-tiba, jantungnya berdetak cepat.
“Longy… kau dengar itu?”
Qiu Long menatapnya tajam. “Suara langit?”
“Bukan,” jawab Nadra pelan. “Suara seseorang di dalam kepalaku.”
Feng Yan memandangnya serius. “Itu mungkin jiwa asli Dewi Semesta… bagian dirimu yang tertidur.”
Li Yuanxin menelan ludah. “Oke, berarti aku bukan cuma punya dua hewan ajaib, tapi juga alter ego mistik dalam otakku. Keren sih, tapi agak menyeramkan.”
“Bersiaplah,” ujar Qiu Long datar. “Mulai sekarang, setiap gerakmu akan diawasi. Dunia akan memburumu sebelum kau sempat menguasai kekuatanmu.”
Li Yuanxin menatap ke arah lembah yang hancur, lalu menghela napas panjang. “Ya Tuhan… eh, maksudku, ya Langit. Aku bahkan belum sempat tanam tomat di ruang ilahi.”
Feng Yan terkekeh lembut. “Kau masih sempat menanam. Tapi mungkin kali ini, kau juga harus menanam keberanian.”
Li Yuanxin mengangkat wajahnya, memandangi langit yang kini mulai cerah. Bulan darah perlahan memudar, berganti dengan cahaya lembut fajar pertama.
“Aku nggak tahu misi apa yang ditakdirkan buatku,” katanya perlahan, “tapi kalau langit pengen aku jadi Dewi, maka aku bakal jadi Dewi versi Li Yuanxin yang suka makan, suka bercanda, tapi bakal ngelindungin siapa pun yang perlu pertolongan.”
Qiu Long melingkar di lehernya, seperti kalung perak hidup. “Kalimat itu… setengah bodoh, setengah mulia.”
“Bagus kan?” Li Yuanxin menyeringai. “Kayak aku.”
Mereka bertiga tertawa pelan, dan fajar menyinari hutan. Tapi di kejauhan, di balik gunung yang terbakar, bayangan hitam mulai bergerak pasukan berjubah hitam dengan bendera naga gelap.
Di antara mereka, seorang pria bertopeng menatap langit dengan mata merah menyala.
“Jadi… Dewi Semesta telah bangkit,” ujarnya dengan suara dingin. “Menarik. Aku ingin melihat seberapa lama sinar itu bisa bertahan sebelum padam.”
Langit di atas mereka kembali bergetar.
Dan di hutan kecil tempat Li Yuanxin berdiri, takdir baru mulai berputar perlahan—membawa dunia menuju perang antara cahaya dan kegelapan.
Bersambung
saatnya sekarang tinggal menunggu balasan yang setimpal.
sultan itu bebas melakukan apapun bukan /Facepalm/