NovelToon NovelToon
KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: liyana

wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.

"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.

wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.

"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.

" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.

"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

Athera pulang ke apartemen Bima jam 9 malam, ia menyalakan lampu, dan betapa kagetnya ia Bima sedang bersandar di sofa menatapnya.

"ya ampun pak, ngapain sih, bikin kaget aja," kata Athera memegang dadanya, ia berjalan menuju kamarnya, tapi suara Bima menghentikannya.

"kenapa baru pulang?" tanya Bima tegas.

Athera menyunggingkan senyum, "lain kali kalau mau keluar tidak perlu izin, lagi pula mau kamu pulang atau tidak saya tidak peduli,"kata Athera meniru suara Bima tadi saat ia izin pergi.

Bima lupa dengan ucapannya tadi," saya hanya tidak ingin,om mu khawatir, tadi dia menanyakan mu,"alibinya, Athera nyaris tertawa mendengar kebohongan Bima.

Athera menekan lidahnya ke dalam pipi, "oh ya,ucapnya seraya berjalan ke arah sofa, dan duduk di pangkuan Bima, dengan tatapan menggoda. tangannya menyentuh bahu Bima dan mengelusnya pelan, "tapi, tadi saya habis bersama om, dan tante, sejak tadi, bukannya saya mengatakan, kalau saya, akan bertemu dengan tante, jam berapa om menelpon bapak, upss, maaf, mas," ucapnya seraya berbisik di telinga Bima, wajah Bima seketika memerah.

Bima menelan ludahnya, ia mati kutu sekarang, "hmm tidak lama ini," ucapnya masuk akal, "om menanyakannya barusan, dia bertanya kamu sudah pulang atau belum," lanjutnya berbohong, dan mendorong Athera ke samping nya.

ia berdiri, memperbaiki bajunya, "sebaiknya kamu cepat tidur, besok kamu harus kuliah," ucapnya melangkah, tapi di cegah oleh Athera.

"apa kita tidur bersama?"tanya Athera.

" tidak,"balas Bima datar, dan pergi ke kamarnya tak lupa mengunci pintu.

"saya benar-benar akan gila, bila terus bersamanya," gumamnya.

sedangkan Athera kembali berwajah datar setelah Bima pergi, ia mengambil tissu dan mengelap tangannya, seperti habis menyentuh sesuatu yang menjijikan.

malam terasa singkat bagi pengantin baru ini, tapi Athera masih nyaman berada di kasurnya, sedangkan Bima sudah bersiap ke kampus.

dirinya mengetuk pintu kamar Athera, "Athera, apa kamu tidak kuliah hari ini!"serunya, tak ada jawaban dari dalam.

hingga Bima akhirnya memutar knop pintu, ia terkejut tak di kunci sama sekali, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah, Athera yang tidur dengan cantik disinari cahaya matahari, beberapa kali Athera mengerjapkan matanya.

ia terbangun, dan hal pertama yang ia lihat adalah Bima, yang menatapnya dengan kagum,wajah Athera menjadi datar sebentar, dan akhirnya ia turun dari kasur dengan pakaian minim, membuat Bima membelakanginya, "kenapa dia memakai baju seperti ini," gumam Bima, dan ia kembali terkejut.

saat sebuah tangan bersih nan mulus itu, melingkar di perutnya, dagu Athera tertumpu di bahu lebar Bima. "pagi Mas," katanya dengan serak.

Bima melepaskan tangan Athera dari perutnya dengan pelan, ia menatap wajah Athera dengan datar, ia berusaha agar tak menatap hal lain selain wajah Athera, yang tersenyum padanya.

"apa kamu tidak kuliah?"

"emang Mas mau berangkat bareng sama saya?" Bima mengangguk, "ngak malu, punya istri pembuat onar?" tanya lagi.

Bima diam, "iya juga ya, saya pasti akan selalu kena masalah dan malu juga, kalau mereka tahu kamu istri saya, kalau begitu kamu rahasiakan pernikahan kita, jangan sampai ada yang tahu awas kamu," ancam Bima, yang di balas dengan cengiran, "apa nyengir-nyengir kamu?" tanya Bima, perasaannya seketika tidak enak.

Athera menggoyangkan badannya dengan tangannya bertaut di belakang, dengan satu kaki menggosok lantai, kepalanya juga miring menghadap ke arah bawah, "saya udah kasih tahu Sandra," ucapnya pelan menatap Bima yang tak percaya.

"kenapa bisa," katanya dengan bibir tertahan.

"ya... karena_" Athera diam sebentar, dia tidak mungkin mengatakan kalau dirinya taruhan dengan Sandra, "karena dia pancing saya mas, yah, dia mancing saya, akhirnya keceplosan deh heheh," Athera nyengir tanpa rasa bersalah.

Bima menarik nafas, "kalau begitu, kamu suruh dia diam, jangan sampai pernikahan kita ada yang tahu, apalagi oleh pihak kampus," ujar nya dengan tegas, Athera mengernyitkan dahi.

"memangnya kenapa?" tanyanya membuat Bima menoleh.

"lakukan saja, atau saya ceraikan kamu hari ini juga,"ancam Bima dan pergi begitu saja.

"coba aja, gue sebarin nih foto sama video," gumamnya, tapi Bima sama sekali tak mendengarnya, karena ia sudah keluar dari apartemen.

Athera menghela nafas, dan berjalan menuju kamar Bima, mencari sesuatu yang ingin ia ketahui sejak lama, ia mengecek lemari dan apapun yang disana, sampai ia menemukan secarik kertas berisi surat.

"ngapain kamu?" tanya Bima tiba-tiba di depan pintu, dengan cepat Athera menyembunyikan surat itu. ia berbalik seraya tersenyum, ia mengambil dasi hitam.

"ini, saya rasa ini jauh lebih cocok untuk Mas," ucapnya dengan senyuman menggoda.

"tidak, warna pastel jauh lebih cocok untukku,"katanya dengan cepat, " apa yang kamu lakukan disini?"lanjutnya, menatap Athera dengan memicingkan matanya.

Athera melihat seluruh ruangan, dan ia menjatuhkan bokongnya di kasur, dan memeluk guling, dan menciumnya, membuat Bjma merasa heran, "hmm kemarin kita tidak tidur bersama, membuat saya merindukan aroma bapak, maksudku Mas," ucapnya tersenyum.

"kalau tidak nyaman, ngak usah manggil Mas, saya bukan Mas-Mas di pangkalan kamu panggil begitu," ketus Bima.

"tapi, kalau panggilnya bapak, kelihatan tua, jadi..." Athera berdiri dan berada di depan Bima, "kalau panggilnya sayang gimana?"tanyanya dengan mata berbinar, Bima langsung membuang muka.

"lebih baik panggil Mas saja," ujarnya mengambil kunci mobil di meja dan pergi dari sana, menyembunyikan wajahnya yang merah.

setelah keluar dari apartemen, Bima memegang dadanya, jantungnya berdebar-debar dengan kencang,"ada apa denganku,"gumamnya lanjut pergi ke kampus.

sedangkan Athera, ia mengelus dadanya, "hampir saja," ia menegok ke arah pintu, "lebih baik gue baca ini di kamar, agar dia tak lagi memergoki gue, "gumannya berjalan ke arah kamarnya, tak lupa menguncinya.

Ia membuka surat itu, Athera meremas kertas itu, " aaa sialan cuman surat buat dosen kampus, hah goblok banget dah," ia bersiap-siap pergi ke kampus.

UNIVERSITAS CENDANA

Bima turun dari mobilnya,dengan wajah datar dan acuh ia masuk ke dalam, dirinya tidak begitu dikenal oleh maha siswa dan siswi di kampus ini, karena ia hanya mengajar di dua kelas saja.

tapi sebagian dari mereka tentu mengenalnya,bahkan wajahnya yang tegas nan dingin itu menjadi ciri khasnya.

seorang mahasiswa berambut pink panjang dengan make up ala-ala Korea, berjalan ke arah Bima dengan cepat, dan pura-pura akan jatuh.

dengan gerakan slowmo wanita itu tersenyum seraya memejamkan matanya, Bima yang melihat wanita itu akan jatuh ke arahnya menghindar,"awwww sshh," ia mengelus bokongnya, "pak, kok ngak nangkep saya sih," ucapnya seraya mengerucutkan bibirnya.

"kalau saya nangkep kamu, baju bisa lecek," kata Bima datar, wanita itu benar-benar tak percaya mendengar kata-kata Bima yang menyakitkan.

dan kebetulan Athera juga baru datang dan melihat drama di depannya, ia mengigit bibir bawanya dengan dua giginya di samping, ia berjalan ke arah Bima dengan santai dan pura-pura terjatuh.

"aaah," wanita berambut ping itu melongo, melihat Bima menangkap pinggul Athera, Athera tentunya tersenyum, Bima sendiri merasa aneh, kenapa ia menangkap Athera yang akan jatuh.

"kata bapak ngak mau nangkap saya, takut bajunya lecek, tapi kok malah nangkep Athera yang sengaja jatuh!" keluhnya, keduanya menatap wanita berambut pink itu dengan posisi yang masih sama.

mohon dukungannya reades, dengan like, vote, dan bintang limanya, supaya buku saya banyak yang baca🙏🤗

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!