NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Dirga merasa frustrasi, belum sempat ia menjelaskan dan meminta maaf atas kesalahannya, namun ternyata istrinya itu bukan tipikal wanita yang lemah ataupun mudah memaafkan, sesekali ia melihat foto pengantin mereka berdua delapan tahun yang lalu, di situ terlihat jelas Sena pernah menjadi wanita paling bahagia bersamanya.

  Namun kebahagiaan sena hancur dalam waktu sekejap, tanpa dia sadari sudah satu tahun lebih ini, suaminya itu bermain gila bersama karyawannya sendiri.

  "Sena maafkan aku ... kau tidak boleh pergi Sena, apapun kondisiku kau tidak boleh meninggalkan rumah ini," ucapnya terdengar egois.

  Dia ingin Sena nurut dan patuh layaknya istri-istri lain yang mau dimadu, bagi Dirga ini sudah menjadi hal yang biasa dikalangan pebisnis besar seperti dirinya.

  "Aku hanya ingin kau tetap di sini Sena," ucapnya dengan getaran ketakutan yang melanda hatinya.

   Bak seorang yang egois dan manipulatif ia tidak mau kehilangan Sena, tapi ia juga tidak rela meninggalkan Ika demi keutuhan keluarganya.

  ☘️☘️☘️☘️☘️

Sementara itu di malam yang penuh dengan kesunyian ini, Sena duduk di depan pintu kontrakan sambil menatap langit malam tanpa bintang, tatapannya sendu, seolah ia sudah menerima semua takdir ini secara perlahan, meskipun di dalam hati ada sedikit kekecewaan, namun di sisi lain ia sadar hidupnya harus berjalan maju, bukan lagi menengok ke belakang.

  "Ya Allah kuatkan hati hamba, dan ridhoi jalan hamba berikutnya," ucapnya penuh dengan tekad.

   Di saat Sena sedang termenung tiba-tiba saja suara sang anak memanggilnya. "Ma ... ayo bobok," ajak anaknya itu.

  Sena tersenyum. "Anak Mama, sudah ngantuk ya," ujarnya.

  "Aku sudah ngantuk Ma," sahut Ara lalu mulai menarik tangan ibunya dengan pelan.

Sena mengikuti langkah anaknya yang membawa ke dirinya ke dalam kamar, dilihat dari raut wajahnya Ara terlihat begitu lelah, bahkan di tempat baru pun anaknya itu tidak kesulitan beradaptasi dan hal itu membuat Sena benar-benar merasa kasihan terhadap sang anak.

  "Nak, kamu betah tinggal di sini? Rumah ini kecil loh," ucap Sena.

  "Aku lebih nyaman di sini, biarpun kecil yang penting aku gak lihat wajah Papa lagi," sahut anak itu penuh dengan kekecewaan.

  "Nak, kamu tidak boleh bicara seperti itu," tegur Sena.

  "Papa gak suka sama anak perempuan, sekarang aku ngerti, kenapa dari aku TK Papa tidak pernah hadir ke acaraku, tidak seperti teman-teman yang lain, itu karena Papa gak sayang aku," ucapnya terdengar menyedihkan.

 Sena hanya terdiam, memang sejak Ara dilahirkan Dirga tidak benar-benar menerimanya dengan baik, meskipun Ara anak kandungnya, dulu Sena menganggap hanya awal dan butuh proses, dan ternyata memang suaminya itu sangat-sangat terobsesi mempunyai anak laki-laki.

  "Sabar ya Nak, semoga kedepannya hati Papa bisa terbuka, dan melihat ketulusan kamu," ucap Sena sambil mengelus lembut rambut panjang anaknya.

  Malam semakin larut, langit yang tadinya mendung tanpa bintang, kini sudah turun rintik-rintik yang terdengar diatas atap, Sena segera beranjak dari ranjang untuk mengunci pintu dan mematikan lampu rumah kontrakannya ini.

  Di luar hujan semakin deras, menari-nari diatas atap dengan suara yang berirama, di sudut ruang tamu Sena duduk di kursi kayu dengan selimut yang melingkar di tubuhnya, tangannya mulai bermain dengan media sosial, sedari tadi ia melihat sebuah video tentang kerajinan tangan yang membuat harinya tergugah.

  "Sepertinya ini menarik, untuk dijadikan usaha kecil-kecilan dengan modal yang tidak terlalu besar," ucapnya penuh tekad dengan mata yang berbinar.

  Sena langsung beranjak untuk mengambil catatan, kecil, ia menulis dengan rinci, biaya membuat bunga hias, dengan kawat bulu dan juga bunga hias yang terbuat dari manik akrilik, sebuah karya buatan tangan yang benar-benar terlihat begitu menawan.

Perlahan hujan mulai berhenti meninggalkan bau basah dan genangan Air di got yang terdengar di depan rumah kontrakannya, Sena pun sudah merasa lelah, namun persiapan hari esok untuk membuat usaha sudah ia kantongi.

☘️☘️☘️☘️

Satu Minggu kemudian, di dalam rumah besarnya, rumah yang ia dapatkan dengan istri pertamanya, namun baru satu Minggu kepergian istrinya rumah ini sudah nampak berubah, di saat situasi genting seperti ini Ika mulai mengambil posisi, untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, bahkan ia selalu memberi pengaruh buruk untuk mempengaruhi Dirga.

Di ruang keluarga saat ini Dirga duduk termenung, di pagi yang penuh kesunyian ini, tiba-tiba saja Ika membawa amplop putih, lalu ditunjukkan kepada Dirga.

"Mas, dari pengadilan agama," ucap Ika datar.

Dirga terheran dengan tatapan yang penuh kecemasan. "Apa maksudnya?" tanyanya sedikit menaikkan intonasi suaranya.

"Ya gak tahu, pas aku kedepan satpam mengantarkan ini katanya dari kantor pengadilan agama," sahut Ika.

Sejenak tangan Dirga langsung meraih amplop tersebut lalu membukanya perlahan, dan seketika tubuhnya langsung terduduk begitu saja di kursi, Dirga tidak menyangka akan secepat ini istrinya itu melayangkan surat gugatan cerai untuk dirinya.

Dirga langsung meremas surat itu dengan penuh amarah. "Kau terlalu cepat mengambil keputusan Sena, tanpa memberikan aku kesempatan untuk berbicara!" desisnya dengan tatapan yang melotot seperti kilat.

Mendengar Dirga berbicara seperti itu ada kesakitan tersendiri di dalam hati Ika namun sebisa mungkin wanita itu mempengaruhi Dirga dengan sekuat kemampuannya.

"Sabar Mas, berarti dia memang tidak bisa mencintai kamu apa adanya, lihat saja, tanpa memberimu kesempatan sudah main minta cerai begitu saja, kamu laki-laki, jika ditantang jangan mundur," ucap Ika dengan semburat kelicikan di wajahnya.

Dirga melirik ke arah Ika dengan tatapan tajam. "Kau diam Ika!" sentak Dirga.

Ika terdiam mencoba mengikuti alurnya, namun dibalik semua itu ia sedang memasang jebakan agar pria dihadapannya itu benar-benar jatuh kedalam pelukannya.

"Aku tahu apa yang saat ini sedang kau hadapi, kamu masih mencintai Mbak Sena meskipun dia tidak bisa memberikanmu anak laki-laki, tapi mau gimana lagi dia tidak mengerti dengan keinginanmu, kalau aku jadi dia, tidak mengambil jalan egois seperti ini," ucapnya dengan nada pelan.

Pancingan Ika yang dirancang seperti masukan mulai diterima oleh Dirga sehingga dirinya mudah terhasut oleh wanita yang masih bergelar sebagai selingkuhannya itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Di tempat lain, saat ini Sena mulai menjalani usaha barunya, dengan berjualan online, ternyata setelah meninggalkan kemewahan bersama dengan Dirga hidupnya tidak terpuruk, ia hidup di dalam kontrakan kecil ini bersama anaknya dengan penuh kedamaian, bahkan senyum sang anak yang tadinyaaq pudar kini mulai mekar kembali.

Satu Minggu sudah ia membuat kerajinan tangan dengan hasil yang cukup baik, dari tangan kecilnya menghasilkan sebuah karya yang sedap dipandang, bahkan untuk hari ini Sena mencoba untuk membuat tutorial bunga-bunga cantik itu, yang nantinya akan ia unggah di media sosialnya yang baru.

"Wiiih, kayaknya Mama ada bakat untuk jadi konten kreator," ucap anaknya itu yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Iya Nak, doakan saja ya biar ada yang nonton," sahut Sena dengan senyuman hangat.

"Tapi ingat ya Ma, jangan tampakkan wajah Mama," pesan anaknya itu.

"Enggak Sayang, Mama hanya menampakkan tangan Mama saja, dan suara tentunya dengan nama yang berbeda," sahut Sena yang mengerti dengan perasaan anaknya.

"Ok kalau begitu aku berangkat sekolah dulu ya," pamit Ara dengan senyum cerianya.

Ara mulai pergi meninggalkan rumahnya, anak itu bersekolah di dekat rumah kontrakan ibunya, satu Minggu ini ia sudah bisa beradaptasi dengan teman-teman di sekolah SD yang cukup sederhana berbanding balik dengan sekolahnya yang dulu, namun dibalik keceriaannya itu ada luka yang tidak pernah hilang di dalam hatinya.

"Papa, Tante jahat, Ara gak bakalan lupa dengan perlakuanmu itu," ucapnya dalam hati.

Bersambung ....

1
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
Bak Mis
tuh anaknya aja punya otak, kenapa ibu nya oon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!