Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 Bertemu Calon Mertua
Seminggu setelah menerima lamaran Fatur, Amel didampingi Fatur untuk bertemu calon mertuanya. Fatur telah menyiapkan segalanya. la tidak ingin Amel kembali pada pakaian sederhana, jadi ia memberinya gaun elegan yang baru dan perhiasan sederhana namun berkelas, memastikan Amel tampil prima di hadapan orang tua Fatur.
Rumah keluarga Fatur bukanlah sekadar rumah, melainkan sebuah mansion megah di kawasan elit ibu kota. Amel merasa kecil hati dan canggung saat melangkah di atas lantai marmer yang berkilauan. Ini adalah dunia yang jauh lebih mewah dari yang pernah ia bayangkan, bahkan dari dinner singkatnya dengan Fatur dulu.
Mama Fatur, seorang wanita anggun bernama Karina, menyambut Amel dengan hangat. Karina memeluk Amel erat, sebuah sambutan yang tulus dan jauh dari kesan dingin yang Amel takuti.
"Ya ampun, kamu cantik sekali, Nak Amel ” puji Karina, memegang kedua tangan Amel.
"Fatur tidak berlebihan saat bercerita. Aku senang sekali akhirnya kamu datang."
Papa Fatur, yang bernama Danu, seorang pengusaha sukses yang ramah, berdiri di belakang istrinya. la tersenyum, tetapi tatapannya sedikit lebih lama
Saat Amel duduk di sofa mewah, Mama Karina terus memuji kecantikanya. Ia terpukau dengan kulit Amel yang bersih dan wajah yang bersinar alami, kontras dengan latar belakangnya sebagai pembalap.
"Fatur selalu bilang kamu Lady Rose yang liar, tapi ternyata kamu juga anggun sekali, Sayang, " ujar Karina, kemudian pandangannya turun menatap lekuk tubuh Amel yang terlihat jelas di balik gaun.
Karina, sebagai wanita, kagum dengan bentuk tubuh ideal calon menantunya.
Namun, Papa Danu jauh lebih sulit mengendalikan diri. Pandangannya tidak sesopan istrinya
Gaun yang dipakai Amel-pilihan Fatur memang elegan, tetapi menonjolkan bentuk tubuh Amel dengan sangat baik. Lekuk tubuh Amel yang atletis dan ramping, serta bagian buah dada Amel yang memesona, membuat Papa Danu tak kalah salting (salah tingkah) dan sulit menjaga pandangannya. Meskipun Papa Danu berusaha tersenyum dan berbicara tentang bisnis, matanya secara tidak sengaja selalu kembali ke Amel.
Kekaguman Papa Danu terlihat begitu jelas, bahkan cenderung melewati batas antara kekaguman seorang mertua dan ketertarikan seorang pria.
Fatur, yang selalu posesif terhadap Amel, memperhatikan dinamika ini. la melihat tatapan ayahnya yang sedikit terlalu lama, sedikit terlalu intens, dan ia tahu betul alasannya.
Saat Mama Karina sibuk menawarkan teh, Fatur berbisik tajam kepada papanya, suaranya pelan tetapi penuh ancaman.
"Jaga pandangan, Papa. Itu milikku."
Papa Danu tersentak, wajahnya sedikit memerah karena ketahuan. la menyadari kesalahannya, tetapi ia tidak bisa menyangkal apa yang Fatur katakan.
Fatur melanjutkan, matanya menatap tajam ke mata papanya, menegaskan posesifnya pada Amel.
"Aku tahu dia sangat menggoda iman. Tapi dia calon istriku. Jangan sampai Papa membuatku harus bertindak tidak sopan".
Papa Danu berdeham, tersenyum paksa.
"Tentu saja, Nak. Papa hanya kagum. Kamu memlih yang terbaik."
Meskipun percakapan ini disembunyikan dari Amel dan Mama Karina, insiden kecil itu menegaskan betapa berharganya Amel di mata Fatur, dan betapa posesifnya Fatur-sebuah posesif yang kini berakar dari gairah, bukan sekadar persaingan.
...----------------...
Setelah sesi perkenalan, Mama Karina dan Papa Danu sepenuhnya menerima Amel. Bagi mereka, Amel adalah menantu yang sempurna:cantik, kuat, dan datang dari latar belakang sederhana sehingga akan menghargai kekayaan Fatur.
Mereka segera membahas rencana pernikahan. Karina bersemangat, ingin menjadikan pernikahan putra tunggalnya sebagai perhelatan terbesar di kota.
"Kita tidak perlu menunggu lama lagi, Sayang, " ujar Mama Karina, sambil menggenggam tangan Amel.
"Mama sudah lelah melihat Fatur sendirian. Kita adakan pernikahan ini secepatnya. Bagaimana kalau satu bulan lagi?Kita akan menggunakan ballroom terbaik di sini. Semua akan disiapkan dengan mewah, dari desainer terbaik hingga katering internasional."
Amel, yang terbiasa dengan kesederhanaan, merasa terkejut dengan kecepatan waktu pernikahannya dan kemewahan rencana tersebut. Namun, ia tidak menolak. la
sudah memutuskan.
"Terserah Mama dan Mas Fatur saja, " jawab Amel pelan.
Fatur tersenyum, mengusap punggung Amel dengan lembut. la senang dengan menikah cepat, ia akan mengamankan Amel sepenuhnya, menjauhkannya dari masa lalu dan potensi kembalinya Agus.
Papa Danu, meskipun masih sedikit malu dengan insiden kecil tadi menyetujui rencana istrinya.
"Ya, kita adakan secepatnya. Amel pantas mendapatkan pernikahan yang paling indah. Kita atur satu bulan dari
sekarang"
Setelah membahas rencana pernikahannya. Amel meninggalkan rumah keluarga Fatur sore itu dengan perasaan campur aduk. Ia telah diterima sepenuhnya oleh keluarga mewah Fatur. Ia akan menikah dalam sebulan. Ia akan mendapatkan stabilitas dan kemewahan. Namun, bayangan Agus masih samar samar, dan sentuhan
posesif Fatur terasa seperti ikatan yang semakin mengencang