NovelToon NovelToon
Selir Alam Gaib

Selir Alam Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.

Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.

Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP:6

Sesampainya di kamar, Liora yang kelelahan berdiri cukup lama langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk yang baru dikenalnya. Lututnya masih bergetar, nyeri menusuk sampai ke tulang. Perutnya pun sejak tadi tak henti berbunyi, membuatnya heran bagaimana semua orang di istana bisa begitu kuat berdiri berjam-jam menyembah Raja Azrakel, sementara dirinya hampir roboh hanya dalam hitungan menit.

“Aku lapar...” gumamnya lirih, menekan perut yang terus merintih.

“Putri lapar?” tanya Vaelis lembut sambil mendekat.

Liora hanya mengangguk. Isyarat cepat dari Vaelis membuat seorang pelayan bergegas keluar, tak lama kembali dengan nampan berisi berbagai hidangan. Aroma rempah dan daging panggang langsung membuat mata Liora berbinar.

“Setelah makan, sebaiknya Putri beristirahat. Tubuhmu perlu tenang menjelang malam nanti,” ucap Dreya dengan suara dalam yang menenangkan.

“Putri?” Liora mengulang kata itu dengan mulut penuh kunyahan.

“Iya, Selir An Yu,” jawab Dreya dan Vaelis bersamaan.

“Sejak kapan aku jadi putri... eh, maksudku selir?” Liora ternganga, tidak percaya.

“Sejak Yang Mulia Raja mengumumkan gelar itu pagi tadi,” kata Vaelis tenang.

Liora menggumam sambil terus menyuap makanan dengan tangannya. “Gila... aku yang biasa dimarahi di rumah, sering dianggap tidak penting... sekarang malah dipanggil Selir. Tempat ini benar-benar ajaib.”

Namun rasa penasarannya masih mengganjal. “Eh, tapi, Vaelis... Dreya. Tadi yang diumumkan ajudan istana itu apa sih? Aku tidak mengerti sama sekali.”

Keduanya saling pandang, jelas terkejut karena ternyata Liora sama sekali tidak menangkap maksud upacara agung tadi.

“Selir An Yu adalah gelar resmi untukmu. Setiap selir Raja punya gelarnya sendiri,” Dreya menjelaskan pelan.

“Selir?” Liora hampir tersedak. “Tunggu... Raja punya berapa selir?”

“Enam, termasuk Anda, Selir An Yu,” sahut Dreya.

“Delapan?!” Liora memekik. “Gila! Playboy juga tuh Raja... dan aku malah yang keEnam.”

Vaelis menunduk menahan tawa, sementara Dreya tetap tenang. “Malam ini Selir akan melakukan pemberkatan bersama Yang Mulia. Itu adalah tradisi bagi setiap selir baru.”

Liora terdiam. Jika gelar saja membuatnya hampir pingsan, entah apa yang akan ia alami dalam pemberkatan itu. Karena itu, ia menurut saja pada saran Vaelis: beristirahat.

Malamnya, Liora telah berganti pakaian. Gaun hitam keperakan yang diberikan pelayan tampak indah, namun jauh lebih terbuka dari busana pagi tadi. Kulit bahunya terekspos, garis pinggangnya menonjol jelas.

“Vaelis... Dreya... kenapa bajunya begini?!” Liora gelisah menatap pantulan dirinya di cermin.

“Itulah pakaian yang pantas untuk putri An Yu,” jawab Dreya singkat.

“Putri terlihat sangat memesona. Cantik... dan berbahaya,” tambah Vaelis sambil tersenyum samar.

Liora menelan ludah, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa pakaian itu mungkin hanya agar tidak kepanasan saat upacara nanti.

Rombongan kecil mengantar Liora menuju ruang pemberkatan di bagian utara istana Azzarkh. Setiap orang yang dilewati, pengawal, dayang, pelayan, langsung menunduk dalam hormat. Punggung Liora menegang, tidak terbiasa diperlakukan seperti sosok suci.

Setibanya di depan pintu besar berukir lambang naga, pengawal membuka pintu dengan sikap penuh hormat. Vaelis dan Dreya mengantar Liora masuk, sementara pelayan menunggu di luar.

“Silakan duduk, Putri An Yu,” ucap Vaelis sambil mempersilakan Liora ke atas Zabuton, bantal tebal mirip yang pernah dilihatnya di film Jepang.

Liora duduk, mencoba merasa nyaman. Bahkan sempat iseng menggerakkan tubuhnya di atas Zabuton, hampir seperti anak kecil yang menemukan mainan baru.

Tak lama kemudian, langkah berat terdengar. Aura dingin merambat masuk bersama sosok tinggi besar bertopeng hitam. Semua orang di luar langsung berlutut, menunduk tanpa berani mengangkat wajah.

“Selir An Yu telah menunggu,” suara Vaelis menggema, penuh hormat.

Pintu menutup rapat.

Kini hanya ada Liora... dan Azrakel.

Suara langkahnya mendekat, tenang, namun setiap hentakan seakan menggetarkan dada Liora. Ia berhenti memainkan Zabuton, menunduk ketakutan.

“Ternyata kau suka sekali bermain dengan bantal itu,” suara berat Azrakel terdengar, dingin namun menggoda.

Liora menunduk makin dalam. Imajinasi gilanya mulai bermain: mungkin wajah di balik topeng itu rusak parah, dipenuhi ulat atau belatung.

“Kenapa kau menggeleng begitu?” tanya Azrakel tajam.

“Tidak... tidak apa-apa.”

“Apakah kau kira aku bisa membaca pikiranmu?”

Liora tersentak. “Kamu... bisa?”

“Tidak.”

“Kalau isi hati?”

“Juga tidak.”

Liora menghela napas lega, meski masih gemetar. “Jadi... kapan pemberkatannya dimulai? Aku ingin cepat selesai, biar bisa balik ke kamarku dan tidur.”

Tawa rendah terdengar dari balik topeng. “Jika pemberkatan dilakukan, malam ini kau tidak akan tidur di kamarmu.”

Liora menatapnya dengan bingung. “Maksudmu? Apa acaranya sepanjang malam?”

“Ya. Jika kau sanggup.” Azrakel kini melangkah lebih dekat.

Liora panik mundur, namun langkah kakinya terhenti saat punggungnya menabrak ranjang besar berhias tirai hitam.

“Pemberkatan dilakukan... di sini,” bisik Azrakel, menoleh ke arah ranjang itu.

Mata Liora membulat. “APA?!”

Azrakel menyeringai. “Di Azzarkh, pemberkatan berarti kau dan aku menyatu di ranjang ini. Ikatan selir disahkan... melalui tubuh.”

******

Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya, terima kasih...

1
Cucu Doank
liora dah mulai berubah , 😄
Cucu Doank
bagus, akhirnya keadilan di tegakkn..
Kustri
☕teman u/menulis thor
Kustri
☕💪💪💪
Lyza Yessy
bs gak ya sang raja jd bucin😁
Lyza Yessy
semangat up ya kak author 💪💪💪😊😊
Irsyad layla
tolong diperiksa lagi typonga ya thor
Lyza Yessy
aku tunggu up nya thor, semangat up nya ya thor💪💪😊
Kustri
☕semangat UP yaa
Kustri
👍👉👉👉
Kustri
hehee... kirain pengen balik ke dunia nyata, ealah malah betah

krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
Kustri
kira" yg diperjuangkan apa yaa🤔

apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪
Kustri
apa liora dijadikan tumbal🤔😩
Lyza Yessy
d tunggu up nya thor
Maria Mariati
hellehhhh 🤣🤣🤣
Ririn Wati
great
Ben Aben
goodddddddd......
Syifa Nabila
suka semua novel karya author
Nanda
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
M.S Inisial
menarik Thor, genre baru y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!