NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Pada saat Riko mendongak ke atas, dirinya terkejut bukan main saat melihat ada ayam berwarna hitam mati dengan posisi tergantung di atas.

Riko yang amat sangat ketakutan langsung terburu-buru untuk keluar dari kamar mandi, namun apa daya ia justru jatuh terpeselet di depan pintu dan kepalanya terbentur tembok lalu seketika pingsan di tempat.

"Bugh!" Suara Riko yang jatuh terdengar seisi rumah.

Bu Sri, Pak Sugiono, Nana dan Sari yang tadinya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing kemudian langsung menuju ke kamar mandi.

Betapa terkejutnya mereka karena mendapati Riko yang jatuh tergeletak pingsan di depan kamar mandi.

"Kamu kenapa Riko?" Bu Sri mengguncang tubuh Riko agar bangun namun tak kunjung bangun.

Sementara Nana dan Sari yang melihat kondisi kakaknya pingsan langsung menangis di dekatnya.

"Ayo bawa Riko ke rumah sakit!" Perintah Pak Sugiono.

Pak Sugiono, Bu Sri, Nana dan Sari lantas bersamaan menggotong tubuh Riko lalu dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

Mobil berwarna hitam yang dikendarai Pak Sugiono lantas melaju kencang menuju ke arah Rumah Sakit terdekat yang ada di kota itu.

Di dalam mobil raut muka Nana, Sari dan Bu Sri tampak begitu cemas melihat keadaan Riko yang tak kunjung jua sadarkan diri. Akibat benturan yang cukup keras di tembok membuatnya langsung jatuh pingsan, meskipun tidak ada darah yang menetes.

***

Sekitar 30 menit, mobil yang dibawa oleh Pak Sugiono pun sampai di depan rumah sakit. Pak Sugiono lantas meminta pegawai rumah sakit untuk membawa pasien dengan menggunakan troli karena dia tak sadarkan diri.

"Mbak, ada pasien di luar yang pingsan dia anak saya, bisa tolong kami agar perawat bisa membawanya menggunakan troli," ucap Pak Sugiono dengan raut muka panik.

"Baik Pak, nanti kami akan menyuruh perawat untuk membawa anak bapak ke ruang UGD," jawab pegawai rumah sakit itu.

Tak butuh waktu yang lama, dua perawat yang menggunakan pakaian serba putih lengkap membawa troli ke depan dan segera memboyong Riko untuk dibawa masuk ke dalam rumah sakit.

Namun saat sampai di ruang IGD, dua perawat yang membawanya tadi meminta agar anggota keluarga untuk menunggu di luar karena dokter akan memeriksa kondisi pasien secara intensif.

"Mohon untuk anggota keluarga Riko tunggu di luar lebih dahulu. Dokter akan segera menangani pasien secepatnya," kata salah satu perawat.

Dengan muka tertunduk lesu, Pak Sugiono dan Bu Sri duduk di kursi ruang tunggu tepat di depan IGD.

"Riko akan baik-baik saja kan Pak?" Tanya Bu Sri berlinang air mata.

"InsyaAllah Bu, Riko akan baik-baik saja. Mari kita berdoa kepada Allah agar anak kita bisa segera sadar dan sembuh seperti sediakala," Pak Sugiono mencoba untuk menenangkan istrinya.

Di sisi lain Nana yang biasanya kadang kurang akur dengan adiknya Sri kini dia menjadi sosok kakak perempuan yang lebih dewasa dan perhatian kepada sang adik. Nana memeluk Sari dengan erat dan mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya.

"Kak Riko nggak apa-apa kan Kak Nana?" Tanya Sari sambil menangis sesenggukan.

"Pasti Kak Riko baik-baik saja, kan nanti bakalan diobati sama Pak Dokter," ucap Nana mencoba tegar di hadapan sang adik.

Kurang lebih 1 jam lamanya, keluarga Pak Sugiono berada di luar menunggu kabar apakah Riko baik-baik saja. Sementara itu, Dokter dan dua orang perawat masih memeriksa keadaan Riko di ruang IGD.

Beberapa menit kemudian, seorang perawat keluar dari ruang IGD dan menemui keluarga Pak Sugiono.

"Dengan keluarga Pak Sugiono? Kami ingin menyampaikan bahwa kondisi pasien dengan nama Riko kini sudah sadar dan dia bisa dipindah ke ruang rawat inap biasa untuk pemulihan. Nanti kalian bisa menjenguknya," kata Perawat itu menjelaskan.

"Alhamdulillah lega sekali saya mendengarnya Mas. Saya khawatir sekali dengan kondisi anak saya karena langsung pingsan setelah jatuh," kata Pak Sugiono kepada sang Perawat.

"Benar Pak, Nak Riko tadi mengalami memar di bagian kepala, namun bersyukur tidak terlalu parah sehingga dia cepat sadar," Perawat itu menambahkan.

***

Kini, Riko sudah diboyong ke ruang rawat pasien dan ia tampak terbaring lemah di ranjang dengan infus yang menempel di pergelangan tangannya serta bantuan nafas oksigen.

Di samping Riko, ada Bu Sri, Pak Sugiono, Nana dan Sari yang menunggui. Tak selang berapa lama mata Riko yang terpejam perlahan terbuka dan mulutnya mulai berbicara perlahan.

"Kamu sudah bangun Nak?" Ucap Bu Sri sambil menggenggam tangan Riko dengan erat.

"Iya bu," ucap Riko lirih.

Nana dan Sari yang melihat kakak laki-laki satunya sadar pun langsung memeluknya erat karena rasa bahagia yang sudah tak terbendung lagi.

"Eh, Mas Riko jangan dipeluk barengan gitu Nak, kasihan dia baru saja sadar. Kalau mau peluk gantian ya," Bu Sri mencoba memperingatkan kedua putrinya.

"Baik bu," jawab Nana dan Sari kompak.

"Tumben kalian kompak, biasanya kalau di rumah suka berantem terus," ledek Pak Sugiono mencoba mencairkan suasana.

"Hehehehe," Nana dan Sari hanya tertawa kecil.

Meskipun usia mereka masih muda karena belum 17 tahun, setidaknya Nana dan Sari paham bahwa di rumah sakit tidak boleh ribut karena bisa mengganggu pasien.

Riko yang masih terbaring lemah, pun ikut tersenyum kecil dan matanya berbinar-binar melihat tingkah kedua adik perempuan yang sangat ia sayangi. Kendati saat di rumah mereka bertiga pasti tetap saja kadang kala saling bertengkar. Momen buruk yang dialami oleh Riko seolah membuat keakraban dan chemistry yang semakin kuat terjalin antara kakak dan adik, begitu pula kasih sayang dari orangtua kepada anaknya yang selalu mengalir.

Tak terasa malam hari pun datang, keluarga Pak Sugiono masih harus menunggu Riko di rumah sakit sampai ia diperbolehkan pulang oleh Dokter.

Sementara itu, kondisi rumah yang ditinggal oleh Pak Sugiono terlihat gelap gulita, apalagi saat mereka langsung pergi ke rumah sakit karena terburu-buru dan tidak sempat menyalakan lampu.

Terang saja, rumah itu pasti akan terlihat angker dan menyeramkan di malam hari, mungkin saja arwah gentayangan itu sedang ada di rumah mengambil alih perannya kembali sebagai sang pemilik rumah terdahulu.

Sesekali suara berisik terdengar di rumah itu entah benda jatuh atau jendela yang tiba-tiba terbuka sendiri padahal tidak tertiup angin.

Aura mencekam dari kejauhan memang terlihat kentara jika menatap rumah kosong yang berpenghuni oleh makhluk tak kasat mata.

Bahkan aroma kembang kantil yang harum semerbak seolah mengiringi gelapnya malam di rumah kosong itu yang dipenuhi hantu gentayangan.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!