NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bohong yang terselubung

Najwa terbangun dengan suara pintu yang ditutup pelan. Dia ngintip dari jendela kamarnya, ngeliat ayahnya lagi jalan keluar rumah sambil bawa tas plastik kresek.

Jam di dinding nunjukin pukul lima pagi. Masih gelap di luar, cuma ada suara ayam tetangga yang udah mulai kokok.

"Kemana dia sepagi ini?" Najwa bergumam sambil ngucek mata.

Dia keluar kamar dan ngeliat ayahnya udah gak ada. Di meja makan ada secarik kertas sama uang lima ribu perak.

"Najwa, gue pergi kerja. Ini buat ongkos sekolah. Jangan khawatir, semua udah gue urus. Bapak."

Najwa baca kertas itu sambil bingung. Kerja apa yang dimulai sepagi ini? Dan kenapa cuma nulis segitu doang?

Dia ambil uang lima ribu itu sambil mikir. Kemarin malem ayahnya belum kasih jawaban soal tawaran Bos Heri. Sekarang dia tiba-tiba udah pergi kerja.

"Moga-moga dia nolak tawaran itu." Najwa bergumam sambil mandi.

Air dingin bikin tubuhnya merinding. Sabun batang yang tinggal sedikit dia hemat-hemat pakenya. Setelah mandi, dia pakai seragam yang udah dia cuci kemarin sore.

Najwa sarapan dengan nasi sisa kemarin sama teh tawar tanpa gula. Perutnya masih keroncongan, tapi dia udah terbiasa makan seadanya.

Jalan ke sekolah pagi ini beda dari biasanya. Najwa merasa lebih tenang meski masih ada bayangan penculikan kemarin. Setidaknya dia udah bebas dan bisa sekolah lagi.

Angkot yang dia naik rame banget. Penuh sama anak sekolah, pekerja kantoran, sama ibu-ibu yang mau ke pasar. Najwa berdiri sambil pegangan di tiang besi yang udah karatan.

"Eh, itu anak yang diculik kemarin kan?" Bisik salah satu ibu-ibu ke temannya.

Najwa pura-pura gak denger, tapi telinganya tetep nyimak.

"Iya, kata tetangga gue, anaknya Hasan yang pemabuk itu. Kasihan banget."

"Emang kenapa dia diculik?"

"Kata orang sih, buat dijual ke luar negeri. Serem ya zaman sekarang."

Najwa nunduk sambil pegang tas sekolahnya kenceng. Ternyata berita penculikannya udah tersebar di kampung. Pasti hari ini di sekolah bakal banyak yang nanya-nanya.

Sampai di sekolah, Najwa jalan pelan ke kelasnya. Beberapa anak yang udah datang pada ngeliatin dia dengan tatapan aneh. Ada yang bisik-bisik, ada yang cuma ngelirik terus ngalih pandangan.

"Najwa!" Suara Bu Sari dari depan kelas. "Kemarilah sebentar."

Najwa jalan ke meja guru sambil ngerasa gugup. Bu Sari ngeliatin dia dengan mata yang khawatir.

"Kamu tidak apa-apa? Kemarin tidak masuk, hari ini sudah bisa sekolah?"

"Baik-baik aja, Bu. Kemarin sakit." Najwa bohong. Dia gak mau cerita soal penculikan ke guru.

"Sakit apa? Kamu kelihatan pucat."

"Asma kumat, Bu. Udah mendingan sekarang."

Bu Sari ngangguk sambil catat di buku absen. "Baiklah. Duduk di tempatmu. Nanti kalau ada apa-apa, bilang ke Ibu ya."

Najwa duduk di bangku belakangnya sambil keluarin buku. Anak-anak lain mulai berdatangan. Rian sama Dinda juga udah datang, tapi mereka cuma ngelirik Najwa sekilas.

"Eh, Najwa. Lu kemana aja kemarin?" Anak cewek yang duduk di depannya nanya sambil noleh ke belakang.

"Sakit." Najwa jawab singkat.

"Sakit apa? Katanya lu diculik?"

Najwa kaget. "Siapa yang bilang?"

"Temen gue yang tinggal deket rumah lu. Dia bilang kemarin ada mobil polisi di rumah lu."

Najwa gak tau harus jawab apa. Dia cuma senyum tipis sambil buka buku catatan.

Pelajaran dimulai dengan matematika. Pak Heru masuk sambil bawa buku tebal dan kalkulator. Dia langsung nulis rumus di papan tulis tanpa ngucapin salam.

"Hari ini kita bahas sistem persamaan linear. Siapa yang masih ingat cara eliminasi?"

Beberapa anak ngacung. Najwa juga ngacung meski masih kepikiran ayahnya yang pergi pagi-pagi.

"Najwa, coba kerjakan soal nomor satu."

Najwa maju ke depan sambil ambil spidol. Dia baca soal yang ada di papan tulis terus mulai ngitung di kertas.

"2x + 3y \= 12, dan 4x - y \= 5. Cari nilai x dan y."

Najwa mulai nulis langkah-langkah eliminasi dengan rapi. Tangannya bergerak cepat nulis angka dan rumus. Matematika emang satu-satunya hal yang bisa bikin dia lupa masalah sebentar.

"Jadi x \= 3 dan y \= 2." Najwa nulis jawaban akhir di papan.

"Benar. Silakan duduk." Pak Heru ngangguk sambil lanjut jelasin materi.

Istirahat pertama, Najwa tetep duduk di tempatnya. Dia buka bekal yang cuma roti tawar tanpa apa-apa. Anak-anak lain pada jajan di kantin, tapi Najwa cuma punya uang ongkos pulang.

"Najwa."

Suara Rian bikin Najwa ngangkat kepala. Cowok itu berdiri di samping bangkunya sambil pegang botol air mineral.

"Apa?" Najwa jawab datar.

"Lu beneran diculik kemarin?"

"Kenapa lu nanya?"

"Ya penasaran aja. Jarang-jarang ada yang diculik di daerah sini."

Najwa ngeliatin Rian dengan curiga. "Memang kenapa kalau gue diculik?"

"Gak papa sih. Cuma kasihan aja." Rian duduk di bangku kosong di sebelah Najwa. "Gimana rasanya?"

"Rasanya gimana?"

"Ya, diculik gitu. Serem gak?"

Najwa mikir sebentar. Kenapa Rian tiba-tiba peduli sama dia? Biasanya cowok itu cuma suka ngejek.

"Serem lah. Lu kira enak?" Najwa jawab sambil gigit roti tawarnya.

"Terus lu kabur gimana? Kata orang lu diselamatkan polisi."

"Iya, polisi nolongin."

"Beruntung banget ya. Coba kalau gak ada polisi, lu udah dibawa ke mana tau."

Ada yang aneh dari cara Rian nanya. Kayak dia tau sesuatu yang Najwa gak tau. Tapi Najwa gak mau mikir macem-macem.

"Udah ah, gue mau belajar." Najwa buka buku sambil ngacuhain Rian.

"Oke. Gue cuma mau bilang, hati-hati aja. Siapa tau mereka masih nyari lu."

Rian pergi sambil ninggalin Najwa yang bingung. Kenapa cowok itu malah ngingetin dia buat hati-hati?

Pelajaran selanjutnya Bahasa Indonesia. Bu Sari ngajarin tentang teks berita. Najwa fokus dengerin sambil nyatet, tapi pikirannya tetep kemana-mana.

"Teks berita harus memuat 5W + 1H. What, who, when, where, why, dan how." Bu Sari jelasin sambil nulis di papan.

Najwa kepikiran berita penculikannya. Apa udah masuk koran lokal? Apa polisi udah publish ke media?

"Najwa, coba buatkan contoh teks berita tentang kejadian di sekolah."

"Kejadian apa, Bu?"

"Terserah. Yang penting ada unsur 5W + 1H."

Najwa mikir sebentar terus mulai nulis:

"Kemarin, seorang siswa SMA 1 Tangerang berhasil diselamatkan polisi dari sindikat perdagangan manusia. Siswa bernama Najwa (16) diculik saat pulang kerja dan hampir dijual ke Malaysia. Polisi menangkap dua pelaku, tapi dalang utama masih buron."

"Bagus. Itu contoh berita yang lengkap." Bu Sari baca tulisan Najwa sambil ngangguk.

Beberapa anak ngeliatin Najwa dengan mata melotot. Mereka baru sadar kalau teks berita yang Najwa tulis itu tentang dirinya sendiri.

Jam istirahat kedua, Najwa ke toilet buat cuci muka. Di depan kaca, dia ngeliatin wajahnya yang masih pucat. Jerawat di pipinya makin banyak karena stress kemarin.

"Najwa."

Suara Dinda dari belakang bikin Najwa noleh. Cewek cantik itu berdiri sambil lipstik.

"Lu beneran diculik?"

"Iya. Kenapa?"

"Gak papa. Gue cuma penasaran aja." Dinda mulai poles lipstik sambil ngeliatin cermin. "Katanya lu hampir dijual ke Malaysia?"

"Siapa yang cerita?"

"Ah, udah tersebar kemana-mana. Lu kan terkenal sekarang."

Najwa gak suka cara Dinda ngomong. Kayak penculikan itu hal yang bikin dia terkenal.

"Gue gak mau terkenal karena hal kayak gitu."

"Ya tapi kenyataannya begitu kan?" Dinda tutup lipstiknya sambil senyum sinis. "Eh, katanya ayah lu terlibat juga ya?"

Jantung Najwa langsung deg-degan. "Siapa yang bilang?"

"Ya orang-orang. Katanya ayah lu kerja sama sindikat itu."

"Bohong!"

"Masa bohong? Kan logis. Masa iya mereka asal pilih korban? Pasti ada hubungannya sama keluarga lu."

Najwa ngerasa kepala dia pusing. Gimana bisa orang-orang tau soal keterlibatan ayahnya? Padahal dia baru tau kemarin malem.

"Udah ah, gue gak mau denger gossip." Najwa mau keluar toilet.

"Gossip? Ini bukan gossip, Najwa. Ini fakta." Dinda nahan lengan Najwa. "Lu tau gak, ayah lu kemarin malem ketemu sama orang-orang mencurigakan di warung kopi deket pasar?"

Najwa berhenti. "Lu ngomong apa?"

"Temen gue liat ayah lu ngobrol sama cowok-cowok yang kayaknya preman. Mereka kasih amplop ke ayah lu."

"Bohong lu!"

"Gue gak bohong. Mau gue tanyain ke temen gue langsung?"

Najwa keluar toilet sambil jalan cepat. Hatinya campur aduk antara marah, takut, sama kecewa. Apa bener ayahnya ketemu sama orang-orang itu kemarin?

Sisa pelajaran hari itu Najwa gak bisa konsentrasi. Pikirannya penuh sama omongan Dinda. Apa ayahnya bohong pas bilang mau cari kerja biasa?

Pulang sekolah, Najwa naik angkot sambil gelisah. Dia pengen cepet-cepet sampai rumah dan nanya langsung ke ayahnya.

Tapi pas sampai rumah, ayahnya belum pulang. Cuma ada kertas lagi di meja.

"Najwa, gue pulang malem. Jangan tunggu. Ada nasi di dapur. Bapak."

Najwa baca kertas itu sambil curiga. Kerja apa yang sampe malem? Dan kenapa ayahnya jadi sering ninggalin kertas gini?

Dia makan nasi dengan lauk tahu goreng sambil mikirin omongan Dinda. Kalau bener ayahnya ketemu sama orang-orang mencurigakan, berarti...

"Gak mungkin. Pasti Dinda cuma mau bikin gue parno." Najwa bergumam sambil makan.

Tapi keraguan itu tetep ada. Apalagi mengingat tawaran Bos Heri kemarin. Apa ayahnya udah ngasih jawaban? Dan jawaban apa yang dia kasih?

Najwa belajar sambil nunggu ayahnya pulang. Jam sembilan, jam sepuluh, jam sebelas. Ayahnya belum balik juga.

"Dimana dia sih?" Najwa gelisah sambil bolak-balik liat jam.

Akhirnya dia tidur sambil ninggalin lampu teras nyala. Berharap pas bangun besok pagi, ayahnya udah di rumah dan bisa jelasin semuanya.

Tapi deep down, Najwa ngerasa ada yang gak beres. Ada sesuatu yang ayahnya sembunyiin dari dia.

Dan sesuatu itu mungkin lebih buruk dari yang dia bayangkan.

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!