NovelToon NovelToon
Marry Or Kill: My Husband

Marry Or Kill: My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Balas dendam pengganti
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.

Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 FIORA DIPERMALUKAN

"Ah,aku jadi malu mau memakai pakaian mewah ini"kata Reindra malu malu.

"Sudahlah pakai saja kamu pasti tampan"

"Yasudah aku pakai dulu" Reindra segera berjalan menuju ke ruang ganti.

Reindra segera berganti pakaian,sedangan Sera menunggu sambil duduk dan memainkan handphonenya. Reindra sudah selesai memakai pakaian yang dipilih oleh Sera,ia lalu melangkahkan kakinya keluar.

"Sera" panggil Reindra lembut.

Sera segera mendongakkan kepalanya lalu menatap ke arah Reindra yang telihat sangat gagah dengan pakaian yang ia pilih,rambut yang berantakan apalagi Reindra melepas kacamatanya bola mata yang indah terlihat membuat jantung Sera berdebar tidak karuan.

"Astaga kenapa aku tidak pernah tau bahwa ada pria setampan ini di kelas"Sera melongo.

"Sera,jelek ya?"kata Reindra membuyarkan lamunannya.

"Ehh,ga kamu keren banget Reindra" Sera segera mengacungkan dua jempolnya.

Sera segera berdiri karena melihat kerah kemeja Reindra yang agak miring lalu ia membenarkan kerah kemeja Reindra.

"Nah sekarang uda lebih bagus"Setelah membenarkan kerah, Sera mendongakkan kepalanya.

Kedua mata mereka saling beradu tatap membuat debaran debaran di dalam hati mereka mulai bergejolak

"Ya tuhan aku bisa gila kalau sedekat ini"batin Sera lalu sedikit mundur.

Sebelum Sera benar benar mundur, tangan Reindra tiba-tiba menahan pergelangan tangan Sera.

"Sera" suara itu pelan hampir berbisik.

"Terimakasih ya,udah mau peduli sama aku"

"Santai saja Rei,anggap aja ini awal pertemanan kita" kata Sera agak menahan rasa saltingnya.

Reindra menatapnya dalam-dalam, tatapan yang membuat Sera sulit bernapas.

 "Lain kali akan aku balas kebaikanmu, Seraphine"

Reindra mendekat, jarak mereka kini hanya tinggal beberapa sentimeter. Sera bisa merasakan hangat napasnya, aroma maskulin samar yang menusuk inderanya.

"Ya Tuhan"batin Sera, jemarinya tanpa sadar mencengkeram ujung roknya.

"Kalau gini terus, aku bisa benar-benar pingsan karena menahan napas"

Detik itu waktu seolah melambat. Mata mereka bertemu, tak ada satu pun yang ingin mengalihkan pandangan. Degup jantung Sera berdetak dengan kencang, seakan seluruh mall bisa mendengarnya.

Hingga akhirnya...

"Mbak,ini bill buat pembeliannya ya" suara pegawai toko memecah ketegangan.

Sera langsung tersentak, buru-buru mundur selangkah. Wajahnya merah padam, ia menahan rasa saalah tingkahnya dengan tersenyum kaku

"O-oh, iya mbak sebentar. Saya kesana"

Reindra tersenyum tipis, senyum yang justru makin mengacaukan hati Sera.

"Aku senang bisa berada di dekatmu Seraphine Maheswara" batin Reindra.

Sera segera berjalan cepat ke arah kasir,hatinya sudah bergejolak tak karuan.

"Aku bisa gila kalau ini terus-terusan terjadi"

Setelah melakukan pembayaran,Sera segera menarik tangan Reindra keluar dari toko pakaian itu. Sera sengaja tidak mau bertatapan dengan Reindra lagi karena ia takut hatinya bergejolak lagi.

Sementara di belahan bumi lain Fiora dan Darian berjalan jalan santai sambil tertawa tawa menuju ke toko pakaian.

"Mumpung Sera ga disini kita bisa berduaan"Fiora menggandeng tangan Darian.

"Iya aku sudah muak sekali dengan dia"Darian mengelus pucuk kepala milik Fiora.

"Yasudah ayo kita pergi berbelanja pakai uang Sera"ajak Fiora ke salah satu toko pakaian.

Darian hanya mengangguk,mereka berdua bergandengan tangan memasuki toko itu.

"Wah bagus bagus dan mahal mahal sekali disini"Fiora kagum melihat isi toko pakaian bermerek itu.

"Darian lihat,apa aku cantik memakai pakaian ini?"tanya Fiora.

"Kamu selalu cantik Fio"Darian tersenyum.

Fiora tersipu, pura-pura malu padahal wajahnya jelas menunjukkan rasa puas. Ia menempelkan gaun berwarna merah marun ke tubuhnya, lalu berputar di depan cermin besar.

"Aku yakin Sera nggak akan pernah bisa terlihat secantik aku kalau pakai ini" katanya sinis, bibirnya melengkung penuh kemenangan.

Darian terkekeh sambil memasukkan kedua tangannya ke saku.

"Kamu benar,sera itu terlalu polos dan bodoh bahkan dia nggak tahu cara berdandan, apalagi bergaya. Jujur saja, aku bahkan muak tiap kali harus pura-pura memujinya"

Fiora langsung mendekat, menempelkan tubuhnya pada Darian.

"Baguslah, berarti rencana kita berjalan lancar. Biarkan saja dia tetap sibuk dengan imajinasinya jadi ‘teman baik’ dan ‘pacar sempurna’ buatmu"

"Tepat sekali" jawab Darian dingin, lalu meraih tas branded dari rak.

 "Kita ambil barang-barang ini. Lagipula semua tagihannya juga akan dilempar ke kartu kredit Sera. Dia terlalu bodoh untuk sadar"

Fiora tertawa renyah, menempelkan kepalanya ke bahu Darian.

 "Ah, aku suka sekali kalau kamu begini. Kita punya segalanya, uang, kebebasan, dan—”

 Fiora menatap Darian dengan penuh gairah,

"Cinta"

Darian mengangguk pelan, meski matanya menyipit penuh keserakahan.

"Ya, cinta"

Mereka berdua lalu menuju kasir, tanpa beban menggesek kartu kredit yang sebenarnya milik Sera.

"Ini mbak saya membeli itu itu itu"Kata Fiora menunjuk nunjuk barang barang disana.

"Segera bungkuskan untuk saya dan kekasih saya ini"

"Baik mbak"kata Pelayan itu tetapi sebelum pelayan itu pergi Fiora memanggilnya.

"Dont call me mbak,panggil gue nona"

"Ah baiklah nona"kata pelayan itu lalu pergi ke arah rekannya untuk meminta bantuan.

"Sombong sekali dia,padahal dia bukan anak orang kaya" pelayan itu berbisik bisik ke rekannya sambil menyiapkan pesanan Fiora.

"Ya padahal di bukan putri keluarga Maheswara dan yang laki laki dia bukan putra keluara Wirajaya"

"Sudahlah kita turutin saja permintaan mereka,tinggal kita lihat apakah mereka mampu membayar atau tidak"

Pelayan itu akhirnya selesai menyiapkan permintaan Fiora.

"Ini sudah saya selesaikan semuanya nona" kata salah satu pelayan.

"Baik"jawab Fiora datar.

"Saya akan bayar menggunakan kartu ini" Fiora menyodorkan kartu black card kepada pelayan itu.

"Baik nona,tunggu sebentar" pelayan itu berjalan ke arah kasir.

Lalu menggesekkan kartu itu ke mesin pembayaran ia sudah melakukan sepuluh kali tetapi mesin itu menolak.

"Gimana bisa ga"kata salah satu rekannya.

"Tidak bisa,kartunya sudah diblokir"

"Sudah kubilang bahwa dia itu cuman sombong dan bukan anak orang kaya asli"

"Sudahlah,akan ku kabari mereka" pelayan itu berjalan ke arah Fiora dan Darian yang sedang duduk menunggu sambil bercanda riang seperti seorang kekasih yang sedang di mabuk asmara.

Pelayan itu menunduk dengan sopan, tapi nada suaranya terdengar tegas.

"Mohon maaf, nona kartu Anda sudah tidak bisa digunakan"

Senyum Fiora langsung kaku. Ia buru–buru merebut kartunya kembali.

"A–apa maksudmu? Coba ulangi lagi. Kartu itu selalu bisa dipakai"

"Sudah kami coba lebih dari sepuluh kali, dan hasilnya tetap sama. Kartunya sudah diblokir"

Darian ikut berdiri, wajahnya memerah.

"Hei, jangan asal bicara Kau tahu siapa dia? Ini Fiora Anindya. Anak pengusaha besar! Mana mungkin kartunya ditolak"

Pelayan lain yang sedari tadi berbisik–bisik dengan rekan mereka akhirnya maju ke depan, menatap mereka dengan senyum tipis penuh sindiran.

"Maaf, Tuan, tapi di toko ini kami terbiasa melayani klien asli dari kalangan atas. Tidak sekali dua kali kami melihat orang yang berpura-pura kaya demi gengsi. Jadi kalau memang tidak mampu, silakan tinggalkan barang-barang itu"

Orang-orang yang berada di sekitar toko mulai melirik. Beberapa mahasiswa yang kebetulan kenal Fiora menutup mulut mereka, berusaha menahan tawa.

"Astaga bukannya dia selalu pamer ke kampus kalau punya segalanya?" bisik salah satu pengunjung.

"Katanya sih Darian juga suka foya-foya pakai uang Sera. Jangan-jangan semua dari Sera ya?" sahut yang lain.

Fiora merasakan darahnya naik ke kepala, wajahnya panas menahan malu.

"Jangan bicara sembarangan!!!! Aku bisa bayar tunai kalau mau" katanya dengan nada tinggi, namun suara bergetar.

Darian, yang mulai panik karena tatapan orang-orang, menggenggam lengan Fiora dan berbisik.

"Fio, jangan bikin ribut di sini kalau ketahuan beneran kita bisa habis"

Fiora menggertakkan gigi, lalu menatap pelayan itu tajam.

"Aku akan pastikan kau menyesali sikapmu hari ini!"

Namun pelayan itu hanya tersenyum dingin.

"Tentu, nona. Kalau anda benar-benar bisa membayar"

Fiora dan Darian akhirnya meninggalkan toko dengan wajah tertunduk, sementara suara tawa kecil dan bisik-bisik menyebar di belakang mereka.

1
Intan Marliah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!