NovelToon NovelToon
LIFE PROBLEM

LIFE PROBLEM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying di Tempat Kerja / Cinta pada Pandangan Pertama / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:801
Nilai: 5
Nama Author: alwayscoklat_

Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah

Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya

bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara

MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya


"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.

"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"

Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"

"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

about Fina

Fina meraup wajah nya dengan kasar, mencuci muka nya berkali kali dan menatap pantulan kaca yang menampilkan diri nya yang begitu berantakan di depan sana. Fina tersenyum miris, miris terhadap diri nya sendiri.

Yaps...Fina baru saja selesai mandi, membersihkan diri nya dari sisa sisa makanan yang di campur air yang di tuangkan oleh Sasa tadi kepada nya.

Sungguh jika dia bisa membalas, Fina akan membalas ketiga perempuan itu dengan sangat kejam.

Namun sayang nya Fina hanya bisa berdiri, memandang diri nya sendiri. Dan menertawakan diri nya sendiri atas ketidakberdayaan diri nya sendiri.

"Begitu banyak kau menguji ku tuhan," gumam nya. Kedua tangan nya bertumpu pada pinggiran westafel.

Sebuah helaan nafas pun kembali keluar dari mulut Fina. Rasa nya begitu melelahkan harus kembali belajar setelah kejadian di kantin tadi yang dia alami.

Beberapa menit berdiam diri, akhirnya Fina memilih untuk tidak masuk kelas. Dia muak dengan semua drama di sekolah ini, yang kaya semena-mena, yang punya jabatan selalu akan punya hak istimewa nya.

Fina mengambil barang nya, lalu keluar dari kamar mandi dengan pakaian olahraga nya. Cuma pakaian ini yang tersisa di loker penyimpanan nya. baju kemarin saja belum sempat Fina bersihkan, sekarang baju nya yang lain juga kotor begitu saja.

Fina berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Tampak nya karena mandi dan membersihkan diri, dia menghabiskan waktu istirahat hanya karena itu. sehingga ketika dia keluar, koridor sekolah sudah sepi meninggalkan sisa sisa sampah kecil, dengan semilir angin lembut dan juga keheningan di sana.

Fina tau bahwa semua orang sudah kembali masuk ke dalam kelas nya masing masing dan mengikuti proses belajar mengajar. Tapi kali ini Fina memilih untuk tidak masuk kelas, terlalu stress dengan semua hal yang baru saja terjadi.

"Aku...harus kemana yah??"

Fina berhenti berjalan ketika menyadari bahwa dia tidak punya tujuan jelas kemana akan pergi diri nya ini.

Fina kembali menghela nafas nya, Lalu kaki nya melangkah menuju ke taman belakang sekolah yang tak lah begitu besar.

Dia duduk sendirian di salah satu bangku di sana..berdiam diri dan membiarkan sinar matahari mengenai kulitnya.

"Aku cape tuhan..." keluh nya. menyenderkan tubuh nya ke belakang dan mendongak ke arah langit sambil memejamkan mata nya.

"kalo aku bisa pilih, aku juga tidak ingin di lahirkan seperti ini tuhan, kau mau aku sekuat apa lagii??" ujar nya frustasi. Membiarkan dibawa oleh semilir angin begitu saja.

"Aku lelah...harus dengan apa aku ungkapkan nya tuhan?? Kau begitu menguji ku, setidaknya beri aku satu hal yang bisa meringankan beban ku, atau...aku mati saja??" ucap nya lagi.

Fina membuka kedua mata nya sambil mengangkat tangan kiri ke atas, menatap lengan itu dengan nafas berat nya.

Bekas luka yang masih terpampang jelas di sana. Bekas goresan yang tampak masih baru dengan memar yang masih ada.

Mungkin sebagian orang yang melihat luka itu akan men-judge nya dengan kalimat "Alay" ataupun "caper". Fina tak peduli, self harm adalah hal yang bisa membuat nya sedikit lebih tenang ketika masalah menimpa nya.

Luka barcode yang dia sebabkan sendiri itu adalah bukti bahwa dirinya bertahan sedemikian rupa setiap hari nya. Di saat dia ingin mati, masih dia ingat bahwa bunuh diri adalah hal berdosa yang tak pernah bisa tuhan ampuni.

Fina tersenyum, "setidaknya ini adalah hal yang bisa aku lakukan untuk mengurangi luka yang ada di hati ku." gumam nya dengan pelan. Kembali menjatuhkan tangan kiri nya dan kembali memejamkan mata nya.

Langit begitu indah siang ini, selayaknya langit tengah begitu senang melihat dunia yang isi nya hanya huru hara. Tapi di kehidupan yang hanya sekali ini, setidaknya Fina sudah mencoba banyak cara untuk menikmati dunia.

Meskipun dunia lebih banyak tak berpihak kepada nya, tapi yasudah lah...mau fina apakan lagi. Berteriak tak adil pada langit pun, tidak akan mengubah fakta apa apa.

tapi sesekali Fina terpikir, kenapa dia? Kenapa harus dia?? Mengingat semua yang sudah terjadi.

Pembullyan di sekolah sejak lama, seorang pun tak pernah peduli, termasuk guru. Di sakiti oleh Keluarga yang menyebabkan begitu banyak luka dan juga beban mental. Bukan hanya mengikis mental, tapi juga melukai fisik di sertai makian makian yang tak pantas dia dapatkan dari kedua orang tua nya. diri nya yang di banding-bandingkan dengan Dicky sang adik yang menyebabkan perbedaan perlakuan anrara dia sang adik.

Apalagi??

Ah yaa, hati yang selalu jadi mainan beberapa orang laki-laki yang datang kepada nya.

Dan semua itu, berujung membuat Fina tak bisa percaya siapa-siapa di dunia ini. Di banyak nya orang yang ada, Fina tetap sendirian di dunia ini.

Begitu menyedihkan bukan??

Tapi tak apa, Fina sudah terbiasa tak bergantung pada orang orang selama ini.

"hahahaha" tawa Fina terdengar begitu menyedihkan di telinga nya sendiri.

...■■■■...

Arkan mengintip kelas XI IPS 5 di tengah pembelajaran yang sedang berlangsung, mata nya tertuju pada satu bangku yang tampak kosong. Menyisakan sebuah tas coklat yang Arkan tau pasti siapa pemilik nya itu.

"kemana dia??" Arkan bergumam pada diri nya sendiri.

Mempertanyakan kemana pergi nya Fina yang membuat nya hilang dari jam pelajaran seperti ini. Padahal Arkan rela rela izin dari kelas nya hanya untuk memastikan apakah Fina baik baik saja.

Namun yang dia temui malah Fina tidak ada di kelas nya. Arkan pun menghela nafas nya, lalu beranjak menyusuri koridor untuk kembali ke kelas nya lagi.

Tok tok tok

Arkan mengetuk pintu kelas nya beberapa kali dan masuk dengan wajah lesu nya.

Rey yang melihat nya langsung paham kenapa teman nya ini memasang wajah lesu.

"Gak ketemu yah?!" tebak nya sambil berbisik. Arkan pun membalas dengan anggukan kecil lalu menyembunyikan wajah nya di antara kedua tangan di atas meja.

"Lo gak coba hubungi dia?"

"gak punga nomor nya kocak"

"dih" Rey terheran dengan teman nya di sebelah nya ini. "Suka tapi gak ada nyimpen nomor nya, cupu lo"

"Diem deh, gue gebuk lo ntar Rey" Ancam Arkan, sungguh mood nya begitu buruk setelah mengetahui fakta bahwa dia tak menemui Fina dan juga tidak memili nomor gadis itu.

"Ntar deh gua tanyain beberapa orang, atau temen sekelasnya. Mana tau punya nomor nya." ucap Rey.

Memaklumi Arkan karna dia tau, teman nya ini bukan lah playboy yang tau bagaimana cara mendekati cewek.

"hemm"

"Udah jangan prengut gitu muka lu, jelek sumpah" ucap rey lagi sambil terkekeh.

"bajingan lo!"

"ARKAN! REYVAL! BERHENTI BERBICARA!"

1
Nick and Judy
Baper banget sama ceritanya.
Linda Ruiz Owo
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Dark Dynamix
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!