Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perbekalan
Apa yang dibutuhkan oleh Waru untuk melakukan pencurian uang di bank?
Selain sebuah tim pencuri Waru harus membekali dirinya dengan akal dan perlengkapan.
Waru dan Jati mendatangi kenalan mereka yang tinggal di kota yang berbeda. Seorang penjual sekaligus pembuat petasan.
Waru dan Jati memesan petasan dengan daya ledak yang sangat tinggi. Meskipun hari ini masih jauh dari bulan puasa apalagi lebaran.
Waru harus membayar lebih tidak hanya untuk petasan yang seperti bom itu. Tapi juga untuk uang tutup mulut.
"Ingat kalau sampai kami ketahuan kamu juga akan terlibat",
"Tenang saja aku di pihak yang sama dengan kalian berdua",
Waru dan Jati membeli tiga stel pakaian serba hitam yang akan mereka kenakan hanya satu kali di malam yang sakral. Bersama topeng penutup seluruh kepala yang hanya menyisakan dua lubang untuk bola mata saja.
Sepasang kacamata hitam dan sarung tangan yang juga berwarna hitam. Sebuah pistol air dengan jangkauan tembak yang jauh. Yang nantinya akan diisi dengan lem cair yang pekat.
Waru dan Jati membeli benda-benda itu di tempat acak yang tidak mungkin akan meninggalkan kecurigaan.
Selanjutnya mereka berdua pergi ke tempat jual beli mobil bekas. Mereka mau membeli sebuah mobil yang bandel. Tidak perlu keren tapi yang penting lajunya kenceng.
Mereka membeli mobil sejuta umat.
Mobil hijau itu langsung mereka bawa ke tempat salon otomotif dan aksesoris. Yang tadinya berwarna disulap menjadi hanya hitam.
Sesudah mendapatkan tunggangan yang akan dijadikan sebagai kendaraan operasional merasa saat beraksi. Waru dan Jati tinggal mencari seorang pengemudi.
Tidak mungkin rasanya jika tidak melibatkan seorang pencuri. Waru mendatangi Pinus.
Pinus adalah seorang pemuda dengan kleptomania. Gangguan mental yang membuat penderitanya sulit menahan dorongan untuk mencuri. Bahkan jika barang yang dicurinya itu tidak dibutuhkan atau tidak berharga sama sekali.
Dalam kasus Pinus yang sering dicuri olehnya adalah celana dalam perempuan. Tapi Pinus bukanlah seorang parafilia atau yang menggunakan celana dalam perempuan yang dicurinya untuk fantasi seksual.
Waru pergi ke tempat Pinus bekerja. Sehari-hari Pinus bekerja di tempat isi ulang air galon.
Saat sepi Waru berbicara serius kepada Pinus. Menawarkan pekerjaan untuk bergabung menjadi komplotan pencuri.
Diiming-imingi bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang banyak dengan peran yang tidak terlalu berisiko. Pinus setuju untuk bergabung bersama Waru dan yang lain.
Jika benar Waru bisa mengambil banyak uang dari bank tanpa perlu menabung terlebih dahulu. Maka Pinus bisa berhenti bekerja.
"Kamu bisa membeli celana dalam perempuan yang baru sebanyak yang kamu mau",
"Tapi aku suka yang sudah dipakai",
*
Semuanya sudah siap untuk berangkat. Lihatlah tim yang dibentuk oleh Waru. Mereka berempat adalah para pencuri yang biasa saja. Tidak ada pencuri yang ternama diantara mereka.
Inilah yang bisa Waru lakukan. Ia tidak bisa memilih para pencuri terbaik. Ia hanya bisa memilih orang-orang yang mau percaya dengannya dan juga visinya. Di lingkungan kalangan para pencuri nama Waru bukanlah siapa-siapa.
Waru sendiri tidak pernah tahu apakah sebelumnya di negeri ini pernah ada upaya pencurian bank di zaman yang sekarang. Dimana tingkat keamanannya sudah meningkat sesuai dengan kecanggihan teknologi.
Sebelum menulis rencananya Waru terlebih dahulu menonton film tentang pencurian bank. Dengan banyak sekali judul.
Tapi kebanyakan peristiwa di film-film itu terjadi di negara-negara yang sudah maju. Waru tidak yakin jika di rumahnya sendiri sistem keamanannya sehebat di negeri orang.
Maka dari itu Waru menjadi lebih bersemangat dan optimis.
Waru bersama timnya sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Semua perlengkapan sudah dibeli. Strategi sudah dijelaskan dan saling memahami. Beberapa kali telah dilakukan simulasi.
Sekarang mereka berempat tinggal berangkat. Pada waktu yang sudah ditetapkan.
Waru, Jati dan Pinus berangkat bersama. Sementara itu Cermai sudah menunggu satu hari lebih dahulu di sana.
Tentu saja Waru tidak memilih bank di dekat lingkungan tempat tinggalnya untuk dicuri.
Tapi Waru memilih bank yang sama. Di tempat yang lebih jauh.