NovelToon NovelToon
Kepincut Pesona Pengasuh Keponakanku

Kepincut Pesona Pengasuh Keponakanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dosen / Cintamanis / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fega Meilyana

Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjodohan

Raka melambaikan tangannya ke arah wajah Hanna yang sedari tadi melamun.

"Ka Hanna, hallooo.. Kaka dengar Raka ga sih?".

"Eh iya, maaf ya tadi kaka lagi kurang fokus aja. Raka, wanita yang di foto ini apakah mama kamu?"

"Iya betul"

Deg!

Seketika jantung Hanna rasanya tidak karuan. Takdir apa ini sehingga dia dapat bertemu kembali dengan wanita yang dulu begitu mempunyai hati yang tulus dan baik dengannya. Yang tidak saling kenal namun mau memberikan support kepada dirinya. Ternyata wanita itu ibu dari Raka. Hannah tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan keluarga dari wanita tersebut.

"Ya Allah, engkau sedang merencanakan apa untukku. Apa dengan aku menjadi pengasuh untuk Raka aku bisa membalas kebaikan hati wanita itu? Iyah, aku janji akan menjaga Raka dengan baik".

"Raka ingin melukis Kak tapi cat air dan segalanya hanya ini, tidak lengkap warnanya". Raka menunduk lemas, ia ingin sekali menjadi pelukis ternyata. "Raka ingin seperti mama menjadi pelukis terkenal"..

"Hm bagaimana kalau kaka belikan tapi di pasar saja yah hehe".

"Wah beneran ka? Horeeeee!! Ayo sekarang kita beli! Tapi kalau nanti papa tau bagaimana?".

"Tenang saja, kita umpetin aja nanti semuanya hehe kalau nanti Raka sudah izin dan dibolehkan baru keluarkan, gimana?"

"Yaudah boleh, ayo ka izin dengan oma dan opa".

Di ruang tengah, sudah ada Pak Hanung, Bu Ratna dan juga Arka. Mereka sedang mendiskusikan soal perusahaan yang akan dilimpahkan kepada Arka, karena anak pertama mereka yang tidak lain adalah papanya Raka tidak mau mengurus atau memimpin perusahaan, karena Aditya lebih nyaman bekerja di bidang medis.

"Bagaimana Arka kapan kamu akan terjun ke perusahaan? Papa sudah tua, eyang pun sama, papa sudah ingin pensiun dan menikmati masa masa tua"

"Arka belum tau pah, Arka masih nyaman menjadi dosen, Arka belum siap kalau harus langsung memimpin perusahaan begitu saja. Itu tanggung jawab yang sangat besar".

"Baiklah, papa berikan kamu waktu".

Raka datang menghampiri opa dan omanya.

"Opa, oma apa aku boleh pergi bersama ma Hanna?"

"Boleh sayang. Oma senang kalau Raka bisa jalan-jalan nak. Tapi naik apa perginya? Pak supir kan sedang mengantar eyang".

"Kan ada om Arka oma"

Bu Ratna pun melirik anaknya Arka, namun Arka mengisyaratkan enggan mengantar keponakannya itu.

"Aduh kenapa Raka malah ngajak omnya sih". Ucap Hanna dalam hati

"Arka cepat kamu siap2 antar mereka jalan jalan".

"Baiklah mah". Ucap Arka dengan tidak semangat.

10 menit waktu untuk Arka bersiap.. Sebenarnya dia malas untuk keluar di hari minggu tapi entah kenapa dia mengiyakan ajakan Raka. Apa mungkin karna ada Hanna? Gadis yang ia temui pertama kali dikampung merah mampu membuat Arka tertarik.

"Cepat masuk duduk di depan, saya bukan supir kamu!!".

"Ya ampun pak maaf, galak banget sih"

"Terserah saya, kamu mengusik hari libur saya! Sekarang cepat katakan kamu mau ngajak Raka kemana?!"

"Kita mau ke toko yang dekat pasar om, ka Hanna mau membelikan banyak cat air dan alat lukis untuk aku".

Arka mengerutkan dahinya, bukankah ka Aditya melarang Raka untuk melukis.

"Raka, bukankah papa melarang kamu untuk melukis? Dan kamu kalau ka Adit tau bisa habis kamu kena marah!"

"Saya hanya mendukung keinginan Raka pak, saya tidak bermaksud yang lain, nanti saya yang akan Berbicara dengan pak Adit. Tidak salahnya kan mendukung bakat anak".

"Terserah"

"Sabar Hanna! Kalau bukan gue inget kerja disini, udah gue baku hantam kali nih cowok!".

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di salah satu mall, Arka tidak mau pergi ke pasar pasti akan panas karna hari ini begitu terik.

"Maaf pak kenapa ke mall? Saya kan bilang tadi ke pasar saja, uang saya akan kurang kalau beli di mall sebesar ini".

"Bawel banget sih, berisik! Saya maunya kesini lebih adem, paham!".

"Gapapa kak, kalau kurang uangnya minta tambah om aja, ya kan om"

"Hmmm".

Setelah Raka memilih apa saja yang dia mau dan dibeli, mereka langsung ke kasir dan benar saja uang Hanna tidak cukup.

"Ya Allah bagaimana ini, uang aku kurang, lagian sih om galak itu malah ke mall, harusnya kalau di toko-toko pasar harga segitu aku masih ada kembali banyak". Batin Hanna.

"Ini mbak saya bayar semuanya"

"Pak Arka kenapa bayarin? Saya tidak mau punya utang sama bapak, kan makanya saya tadi sudah bilang belinya di toko dekat pasar saja".

"Bisa diam gak!".

"Pak, kenapa masih dibayarin sih, sayy....". Hanna mau melanjutkan ucapannya namun terhenti ketika tangan Arka membungkam mulutnya. Dia menarik tangan Hanna untuk keluar setelah membayar semuanya dikasir.

"Siapa juga yang mau bayarin, kamu emang harus bayar utang ke saya nanti setelah kamu gajian!

"T-tapi Pak??".

Belum juga Hanna melanjutkan ucapannya lagi, Arka sudah meninggalkan Hanna sendirian sambil menggandeng tangan Raka.

"Ya Tuhaaaannn!! Menyebalkan sekali dia!". Hanna menghentakkan kakinya.

Bukannya langsung pulang, om dan keponakan itu malah masuk ke salah satu restoran di mall tersebut. Ternyata Raka lapar dan ia ingin makan pizza. Hanna pun langsung menyusul mereka.

"Raka, kita makan dirumah aja yuk, kan oma masak"

"Raka tidak mau kak, aku lagi pengen makan pizza"

"Sudah ayo pesan, kamu mau makan yang mana? Tenang, saya bayarin".

"Bapak yakin? Yang ada gaji saya nanti bisa habis kalau harus mengutang lagi"

"Jangan ge-er dulu kamu! Saya hanya baik karna kemanusiaan aja, saya ga mau nanti kamu pingsan karna kelaparan dan mama akan menyalahkan saya!".

"Baik pak, terimakasih". Hanna tersenyum getir.

"Aduh ini jantung kenapa berdebar melihat dia tersenyum ya walaupun itu senyum paksaan sih". Seru Arka dalam hati.

Pesanan pun datang, kemudian mereka langsung makan. Setelah selesai makan mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Karna hari sudah siang dan perut pun terisi, Raka sudah tidak tahan ngantuknya dan ia tidur pulas sambil dipangku Hanna.

Di mobil, suasana hening tanpa ada suara antara Arka dan Hanna. Mereka menjadi kikuk tapi tanpa dirasa mereka sudah sampai di rumah.

Hanna bingung bagaimana dia keluar, Raka begitu nyenyak tidur, tak tega membangunkannya.

"Sini biar Raka saya gendong"

"B-bbaaaik pak".

***

Di sore hari, langit berwarna jingga keemasan, memantulkan cahaya matahari yang akan segera tenggelam. Matahari mulai turun memancarkan sinar-sinarnya yang hangat. Dibawah langit senja yang kemerahan, seorang gadis dan anak laki-laki tengah duduk di halaman belakang rumah sedang menikmati senja sambil melukis indahnya bunga dan tanaman mini yang ada di belakang rumah.

Mereka bercengkrama begitu akrab, saling tertawa bahagia dan bagi siapapun yang melihatnya akan merasakan bahagianya juga.

Diruang keluarga ada Bu Ratna, Pak Hanung dan juga Arka yang sedang santai menikmati kopi di minggu sore.

"Pah, liat deh mereka Mama seneng banget ngeliat Raka yang sekarang, anak itu semakin ceria dan lebih baik sikapnya"

"Iya mah papa juga bisa melihat bahwa Hanna membawa pengaruh baik untuk Raka".

"Oiya Arka, kakak kamu kapan pulang?"

"Kemungkinan lusa sih ma".

"Hm pah, apa kita jodohkan saja ya Adit dengan Hanna?"

"Uhuk uhuk uhuk" Arka tiba-tiba tersedak saat mendengar ucapan mamanya.

"Aduh Arka kamu ini pelan-pelan dong minumnya"

"Mama kok selalu gitu main jodoh-jodohin ka Adit terus dari dulu, waktu itu sama ka Aisyah sekarang Hanna". Protes Arka.

Jelas Arka protes, karna dulu Arka sempat menyukai kakak Iparnya itu, tapi sayang sudah keduluan kakaknya. Iya karna Aisyah jauh lebih tua Umurnya dibandingkan Arka.

"Apa Hanna mau mah? Nanti dia akan tersinggung, terlebih umur mereka lumayan jauh dan Adit itu duda anak satu mah! Takutnya kalau kita berharap yang ada nanti kita juga yang kecewa mah".

"Iya sih papa benar juga, tapi bolehlah pah biarkan mereka pendekatan dulu nanti ketika Adit pulang. Kita rahasiakan saja dulu".

"Hm kalau mereka benar dijodohkan dan Hanna mau, alamak saingan aku malah kaka sendiri lagi". Ucap Arka dalam hati.

1
Rian Moontero
mampiiirr/Good//Good/
Rista Ismi Utami
Semangat 💪🏻
lontongletoi
🤣🤣🤣 saingn g tuh
lontongletoi
kenangan yng indah dn sulit untuk di lupakan 🫂
lontongletoi
wah wah hati2 ya Hanna jangan sampai ucapan mu jdi bumerang untukmu 🤣🤣🤣🤣
lontongletoi
ga tau aku yang ngeleg atau emng crtnya aga blibet kurang jelas ketika perkenalan keluarganya 🤣🤣 spertinya aku yang lagi loading Thor
Fegajon: maaf ya aku masih newbie, support terus ya 🙏🏻
total 1 replies
lontongletoi
mampir thor 💪
iqbal nasution
oke
lyPoppy
Wah, mantap!
🍧·🍨Kem tình yêu
Dijamin ngakak mulu!
Fegajon: terimakasih 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!