NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ke Dalam Tubuh Putri Buangan

Reinkarnasi Ke Dalam Tubuh Putri Buangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nfzx25r

Seorang gadis muda yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam laut lepas. Tetapi, alih-alih meninggal dengan damai, dia malah bereinkarnasi ke dalam tubuh putri buangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nfzx25r, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembalinya Minghua Ke Istana

Setelah 3 hari 3 malam akhirnya Putri Minghua sampai dengan suasana pagi dengan kabut yang masih menggantung tipis saat kereta kuda berhenti di depan pintu gerbang istana huolong.

Suara roda berhenti tergantikan dengan suara hening, Putri Minghua masih duduk tegap di dalam kereta, pandangannya menatap ke depan. Dia mulai meraba kalung yang di berikan oleh Sanghyun, di balik kerah jubah birunya yang indah.

Dia bisa merasakan begitu dingin istana yang akan di hampirinya, bahkan seperti banyak pasang mata yang mengawasinya.

Tirai kereta disibakkan oleh seorang kasim tua, "Yang Mulia, kita telah tiba."

Putri Minghua mengangguk pelan, tak terlihat sedikitpun keraguan di wajahnya yang cantik. Kaki kirinya turun terlebih dahulu, tak di sangka bahwa dia kembali menginjakkan kaki ke dalam istana tempat dia tumbuh dan di buang begitu saja.

Udara pagi sangat menusuk kulitnya yang halus, tapi tidak sedingin tatapan para pelayan dan dayang istana yang berdiri berbaris menundukkan kepalanya tapi bukan untuk memberi hormat, melainkan untuk menyembunyikan senyuman licik mereka yang terlihat seperti ejekan untuk Putri Minghua.

Seorang kasim istana menghampirinya dan memberikan hormat, "Selamat datang kembali, Putri Minghua," suaranya sangat datar bahkan lebih terlihat seperti menyimpan kebencian pada sangat putri.

Putri Minghua sedikit terkekeh mendengarkan ucapan kasim istana, "Putri? bukan 'Putri buangan' lagi rupanya?" gumamnya lirih tapi sedikit terdengar oleh beberapa pelayan di sampingnya. Mendengar gumaman itu, mereka saling pandang dan tidak ada yang berani membalas karena aura sang Putri yang lebih menusuk dari pada sebelumnya.

Dua kasim muda menuntunnya ke dalam istana, melewati koridor panjang dengan ukiran naga dan burung fenghuang, melewati taman-taman yang menyimpan banyak kenangan dirinya dengan sang adik. Namun, semuanya nampak asing sekarang bahkan jika sebelumnya dia menangis, tapi... sekarang dia tidak merasakan sedih sama sekali.

***

Ruangan tempat dia menginap di sediakan di Sayap Timur, tempat tamu bangsawan tapi masih di luar pusat kekuasaan. Ia tau bahwa pasti ada maksud tersembunyi di balik semua ini.

Putri Minghua masuk ke ruangannya untuk mengganti jubah yang ia pakai, di depan cermin tembaga dia melihat pantulan dirinya, kulitnya yang putih bersih bagaikan mutiara, mata birunya yang indah membuat penampilannya begitu cantik dan juga rambut panjang yang di sanggul dengan model sederhana telah menyempurnakan penampilannya.

Dia mulai berbisik pada dirinya sendiri, "Ayo Clara, pasti kamu bisa melewati ini semua."

Tangannya meraih kalung yang di berikan oleh Sanghyun. Ketika di sentuh, permukaannya terasa hangat dan juga terasa sedang menjaganya.

***

Siang itu, Putri Minghua di undang oleh Kaisar menuju ruang singgasana. Dengan cepat Putri Minghua bersiap-siap dengan sendirinya.

Tak lama dia menuju ke ruang singgasana, tempat Kaisar ingin menemuinya. Suasana singgasana yang luas dan dingin, pilar-pilar menjulang dengan ukiran naga berlapis emas. Para pejabat dan selir berdiri di sisi-sisi ruang singgasana dengan wajah-wajah mereka yang seperti topeng, sangat susah di tebak apakah baik atau justru sebaliknya.

Kaisar duduk di atas takhta, matanya menatap lurus ke arah Putri Minghua yang berjalan masuk.

Putri Minghua menunduk memberikan hormat pada sang Kaisar seolah-olah tidak pernah ada pengusiran yang terjadi padanya.

"Putriku," kata Kaisar, suaranya sangat datar dan dingin. "Sudah beberapa bulan sejenak kau meninggalkan istana, mulai hari ini engkau bisa tinggal di istana dengan waktu yang sudah di tentukan."

"Waktu yang di tentukan ya? artinya aku akan di singkirkan lagi kan?" gumamnya pelan.

"Sesuai perintah Ayahanda," jawabnya tanpa menatap sang Kaisar.

Kaisar melirik ke arah Permaisuri Muda, Selir Agung dan Putri Mahkota yang berdiri di sisi lain aula. Ketiganya menatap Putri Minghua sebagai ancaman besar yang baru saja masuk ke dalam wilayah kekuasaan mereka.

***

Sore harinya, seorang dayang tua yang selalu setia menemani mendiang ibunya tiba-tiba mendatanginya secara diam-diam di kamarnya.

Dayang itu mengetuk pintu kamar Putri Minghua dengan pelan sehingga hanya dirinya yang mendengarnya.

Putri Minghua langsung membuka pintu begitu tau ada yang mengetuk nya, "Ada apa?"

Dayang tua itu menunduk di hadapan Putri Minghua sebelum berbicara, "Yang Mulia, saya ingin memberitahu anda sesuatu," bisiknya.

Putri Minghua segera menyuruhnya masuk dan menutup pintu, "Apa yang ingin kamu beritahu?" bertanya dengan penasaran.

"Putri Xiaolan mengalami sakit parah tapi... sakitnya bukan seperti sakit biasa, seperti ada racun di dalam dirinya yang bekerja dengan perlahan namun pasti."

Jantung Putri Minghua mencelos. Xiaolan adalah satu-satunya saudara tiri yang menyayanginya. Mereka selalu bersama hingga Putri Minghua di usir dari istana yang membuat mereka jadi terpisah satu sama lain. "Siapa yang berani..."

"Shhttt... dinding di sini memiliki telinga," sambil menutupi mulut Putri Minghua dengan tangannya.

Putri Minghua menurunkan tangan dayang tua itu dan mengusulkan niatnya, "Baiklah, bawakan aku sesuatu milik Xiaolan, seperti pakaian, sisir atau apapun yang menjadi miliknya. Aku akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi."

Dayang itu menatapnya dengan heran, "Yang Mulia tau tentang racun?"

Putri Minghua hanya tersenyum kecil, "Aku bukan gadis kecil seperti dulu lagi."

Dayang tua itu mengerti dan segera berpamitan sebelum meninggalkan kamar Putri Minghua.

Tak berapa lama akhirnya Dayang tua itu kembali dan membawakan saputangan milik Xiaolan.

***

Malam itu, Putri Minghua membuka cermin kecil berbingkai perunggu di mejanya. ia meletakkan sehelai saputangan milik Xiaolan di sana. Lalu menyentuhkan liontin pemberian Putri Minghua ke permukaan kain.

Kilatan cahaya samar muncul bersamaan dengan pola-pola aneh di udara. Aroma samar dari rempah bercampur logam mulai tercium.

Putri Minghua mulai memahami bau itu, "Arsenik merah... bercampur dengan akar dedalu, ini bukan penyakit biasa," gumamnya halus.

"Ini seperti, pembunuhan secara perlahan," lanjutnya. Raut wajah Putri Minghua berubah marah, tangannya mengepal dengan emosi yang berapi-api. "Aku akan menemukan siapa pelakunya, Xiaolan."

Putri Minghua segera menyimpan saputangan itu dengan di bungkus oleh kain dan meletakkannya di dalam laci.

"Kira-kira Sanghyun lagi apa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Sambil berbaring di ranjangnya yang tidak terlalu bagus.

Kemudian segera tersadar, "Kok jadi Sanghyun sih..." wajahnya mulai memerah menahan malu dan menutupinya dengan kedua tangannya.

Putri Minghua terus berpikir tentangnya hingga mulai tertidur tanpa ia sadari.

***

Keesokan harinya, Putri Minghua bangun dari tidurnya ketika matahari sudah terlihat dan menyusup masuk ke dalam kamar. ia membuka matanya dan menguceknya, "Hoam... saatnya menikmati hari baru di istana terkutuk ini," ucapnya kesal.

Setelah mandi, Putri Minghua berdandan dengan rapi dan mulai keluar dari kamarnya. Berniat untuk mengunjungi Putri Xiaolan di kamarnya.

1
Cha Sumuk
ap ga ada ingatan yg tertggl hemmm
Murni Dewita
double up thor dan tetap semangat
Nfzx25r: Iya, makasi
total 1 replies
Murni Dewita
next
Murni Dewita
nyimak
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!