Seorang gadis bernama Mia Elisha yang selalu ceria sedang jatuh cinta kepada seorang laki-laki pendiam bernama Jiro yang duduk di depan meja di kelasnya, Namun karena kepribadiannya yang dingin, pendiam juga sangat pintar.
Suatu hari Mia mengungkap kan perasaannya kepada Jiro tetapi Jiro menolaknya namun Mia tetap berusaha untuk meyakinkan Jiro bahwa perasaan Mia tidak pernah berubah tetap saja Jiro mengabaikan Mia hingga suatu hari Mia berhenti untuk tidak lagi menyukai Jiro.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Wulandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PLANNING
Sinar matahari memancar begitu terang, langit pun dalam kondisi cerah tetapi tidak begitu panas, terdapat awan yang berlapis-lapis tipis seperti bulu-bulu serat sutra halus udara pun terasa lebih hangat, aku pun terus melamun memikirkan rencana ku untuk menyatakan perasaan ku kepada Jiro entah bagaimana aku pun sangat gugup hati ku sangat berdebar-debar ketika aku berada di dekat nya.
******
Aku melihat sekeliling kelas saat yang lain mulai berhamburan untuk meninggalkan kelas menuju kantin, Aku menghampiri Jiro dan aku melihat Jiro yang menundukkan kepalanya dengan melipatkan tangannya ke mejanya sebagai bantalan.
"Jirooo" Aku memanggilnya perlahan
"Jiro, kamu tertidur" aku sekali lagi memanggilnya
Jiro pun terbangun mengangkat kepalanya dan melihat ku seperti biasanya dengan wajah datarnya namun kali ini terlihat wajahnya yang terlihat kelelahan matanya terlihat begitu sayu.
Sepertinya Jiro memang sedang mengantuk, apakah Jiro belajar sampai larut malam? Pikir dalam benakku
"Apa" Jawab Jiro
"Hmmm, maaf mengganggu mu, aku ingin menanyakan pelajaran yang sama sekali tidak ku pahami" ucapku seraya sambil membuka buku halaman yang ku bawa
"Kenapa kau selalu bertanya kepada ku, kau kan bisa bertanya kepada yang lain" ucap Jiro
"Habisnya kalau sama Jiro aku lebih cepat mengerti" ucapku sambil tersenyum
"Kau ini" jawab Jiro dengan sedikit ketus
"Maafkan aku Jiro hanya sebentar ko, akan aku belikan kamu cemilan deh" Aku merayu Jiro
"Atau kamu boleh makan bekal ku"
Jiro pun tidak menjawab,
Akhirnya Jiro mau memberikan waktunya untuk mengajari ku.
"Ahhh terimakasih Jiro sekarang aku mengerti" ucapku dengan perasaan senang yang tidak bisa ku sembunyikan lagi
Jiro melihat ku dengan raut wajahnya yang mengantuk.
"Kamu ga apa-apa Jiro" tanya ku memastikannya
"Hemmm" tutur Jiro
"Aku tanya serius loh" ucapku
"Aku belajar sampai jam 3 pagi dan aku hanya perlu tidur sebentar" Jawab Jiro dengan kembali keposisi seperti semula
Aku pun terkejut mendengar perkataannya. Hebatnya belajar sampai jam 3 pagi kalau aku pasti sudah mabok, pantas saja dia sangat pintar dia tidak berhenti belajar padahal sudah pintar.
"Aah lebih baik kamu pergi ke UKS" saran ku
"Ga perlu" ucap Jiro yang sudah menutup matanya
"Kamu ga harus memaksakan diri, apa salahnya beristirahat sebentar guru pun akan memakluminya" ucapku kembali
Jiro menengadahkan kepalanya memandangku dengan sangat serius lalu dia pun beranjak dari kursinya.
"Ehh tunggu, ini bawa bekal ku setidaknya kamu juga harus makan" aku menghentikan langkah Jiro, Jiro pun menghentikan langkahnya
Aku pun segera mengambil kotak bekal ku dari mejaku langsung saja aku meraih tangan Jiro dan memberikan kotak bekal makan ku kepadanya.
"Makan, aku membuatnya sendiri loh" ucapku sedikit pamer
"Pasti ga enak" Celetuknya
"Jahatnya" aku terkejut mendengar ucapannya
"Ya akan aku makan" ucap Jiro sambil berlalu
Aku pun tersenyum mendengar ia akan memakan bekal ku, dan Jiro pun segera pergi meninggalkan kelas.
"Jiro mau kemana" Ucap Marcel yang sudah berada di samping ku bersama Hanna
"Ke UKS" jawab ku yang masih memandangi Jiro yang sudah keluar dari kelas
"Mau apa dia ke UKS" Tanya Hanna penasaran
"Istirahat" Jawab ku
"Tumben sekali, dia sakit" Tanya Marcel
"Entah" jawabku sambil tersenyum
"Kalau begitu aku akan menyusul Jiro" Ucap Marcel dan segera pergi
"Ehhh tunggu" Hanna menahan Marcel
Marcel pun menghentikan langkahnya
"Mau apa kamu menyusul Jiro" Tanya Hanna
"Sekali-kali aku juga ingin bolos pelajaran, dah Hanna" Marcel pun pergi meninggalkan kelas
"Dia itu kekanak-kanakan sekali menyebalkan" Ucap Hanna yang mendengus kesal
"Kenapa kamu kesal Hanna, biar kan saja, atau jangan-jangan kamu mulai menyukai Marcel"godaku kepada Hanna
Terlihat Hanna pun mulai salah tingkah dengan perkataan ku"Mana ada" Jawab Hanna yang semakin kesal. Aku pun tersenyum melihat Hanna yang tersipu malu dan salah tingkah.
****
Suasana di pagi hari berikutnya aku melihat Hanna di sebrang jalan bersama Marcel dengan wajah kesalnya terlihat dari gelagatnya mereka sedang bertengkar segera saja ku hampiri mereka.
"Kamu benar-benar menyebalkan ternyata semua wanita kamu dekati" Ucap Hanna yang sedang marah-marah kepada Marcel
"Kamu kenapa Hanna" Tanya ku
"Tunggu Hanna itu ga seperti yang kamu lihat ko, beneran" Rayu Marcel
"Sudah kamu ga perlu dekat-dekat aku lagi" Hanna memalingkan wajahnya lalu pergi
"Eh ada apa nih" Aku yang masih tidak mengerti situasinya
"Tunggu Hanna" Marcel terus mengejar Hanna
"Aku di tinggal nih" Ucap ku yang hanya seorang diri di sebrang jalanan
Saat sampai di kelas kemudian aku menyambut teman-teman dengan riang gembira tak lupa segera saja ku hampiri Jiro yang sedang asik belajar.
"Jiro bagaimana hari ini" Tanyaku
"Seperti biasa kau mengganggu" celetuknya
"Hahhh" Aku pun tersenyum kepadanya
"Kenapa kau cengengesan" tanya Jiro
"Hei Jiro seandainya kamu tersenyum sekali saja kamu pasti begitu bersinar" godaku kepada Jiro
Jiro pun hanya terdiam seperti biasanya namun aku sangat senang melihatnya.
"Seperti seni lukisan tidak hanya sekadar tampak indah di mata, tetapi juga mampu menyampaikan perasaan" Goda ku kembali
Jiro menaruh pulpennya dan melirikku dengan tatapan yang sangat mendalam.
"Jika kau tersenyum sekali saja padaku, akan aku lukis dalam ingatanku menjadikannya simbol keindahan yang tak lekang oleh waktu" ucapku kembali
semangattt/Determined//Determined/