PUTRI TUJUH

Lora asik dengan anggur di tangannya, meskipun ia tau kalau orang orang di dalam ruang makan itu melihat ke arahnya tapi ia tidak peduli.

Dalam pelatihan dia terbiasa disiplin makan dan juga makan dengan cepat. Tapi Lora makan anggur dengan santai sambil beberapa kali melihat aktivitas yang di lakukan oleh orang orang di sekitarnya.

Pangeran Jiran tampak memperhatikan putri putri, ia pasti mencari tau putri mana yang mampu memberikan ia kekuatan lebih.

Pangeran Diran selalu mengajak bicara pangeran Darin. Kaisar hanya memperhatikan tanpa bersuara begitu juga dengan Pemaisuri.

Setelah lima belas menit akhirnya Pangeran kedua pun datang. Ia memberi salam kepada Kaisar dan Pemaisuri lalu berlalu duduk di kursi paling ujung atau lebih tepatnya di depan Lora.

Lora yang melihat pangeran sudah datang pun memasukkan dua anggur terakhir ke dalam mulutnya dan menguyah cepat.

Dahi Pangeran Kiran berkerut melihat tingkah Lora dan setelah itu ia sedikit tersenyum. Sepertinya ada hal yang menarik dari putri putri ini.

"Pukulan lima belas kali untuk Pangeran kedua setelah makan." Ucap Kaisar.

"Baik, Kaisar." Ucap Pangeran Kiran dengan tegas.

Pangeran Kiran terkenal dengan sifat angkuh dan suka memberontak. Dia adalah pangeran yang tidak di sukai Kaisar, oleh karena itulah ia sering di suruh ke perbatasan untuk berperang.

Tapi ternyata bukan Kaisar saja yang tidak suka dengan Pangeran Kiran. Pangeran Kiran juga tidak menyukai Kaisar dan ia tidak memanggil Kaisar dengan sebutan Ayahanda.

"Selamat datang untuk para Putri Putri. Saya senang kalian mau hadir untuk belajar menjadi Putri Mahkota. Semua fasilitas yang kalian butuhkan akan di sediakan langsung oleh Kepala pelayan. Saya berharap kalian bisa nyaman tinggal disini." Ucap Kaisar menyambut kedatangan para Putri.

Putri putri pun berdiri diikuti oleh Lora berdiri paling lambat dan menunduk hormat.

"Terima kasih atas kemurahan hati Kaisar." Ucap Para Putri dengan serempak.

"Sekarang mari kita mulai makan, makanlah apa pun yang kalian suka." Ucap Kaisar dan mulai mengambil sumpitnya.

Yang lain pun mulai mengambil sumpit dan makan siang dimulai tanpa ada suara. Mulut Lora benar benar dimanja dengan makanan enak istana kaisar.

Lora makan makanan yang ada di depannya lalu ia melihat sate daging yang berada di depan pangeran Kiran yang tampak menggugah selera tapi ia tidak berani meminta karena cubitan maut di pahanya.

Dan sang pelaku terus makan setelah melakukan cubitan maut itu.

Pangeran Kiran telah lama hidup di medan perang dan tentu saja ia memiliki insting yang tajam. Ia mengangkat kepala melihat Putri yang di depannya diam diam melihat sate daging.

Tapi Putri itu tampak mengerutkan dahi lalu kemudian melihat kebawah dan melihat ke samping. Pangeran Kiran tau bahwa Putri di depannya sedang di beri peringatan oleh Putri disampingnya.

Pangeran Kiran melihat Putri di depannya dengan pandangan berbeda. Saat memasuki ruangan ia tau bahwa Putri ini bukan orang biasa, tidak akan ada orang biasa yang mampu makan dengan tenang satu meja dengan kaisar padahal saat itu kaisar belum makan.

Pangeran Kiran mengambil sate daging yang belum tersentuh itu dan memakannya sambil melihat pada Putri di depannya.

Putri itu tampak berwajah masam dan kembali makan.

.

.

.

bersambung

jangan lupa like and vote ya.

Salam hangat dari author