Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6.
"Clarisa ayo masuk," teriak Jayden dari dalam mobil.
Clarisa setengah berbalik dan melirik adik-adiknya.
"Kamu duluan saja jayden, kami jalan kaki saja. Ini masih pagi jadi bagus untuk kesehatan," jawab Clarisa.
Tanpa menunggu jawaban dari jayden, clarisa dan kedua adiknya melanjutkan perjalanan mereka.
"Kenapa sih dia tidak mau bareng? jarak dari sini ke sekolah masih lumayan jauh. Nggak capek apa jalan kaki," ujar Jayden dengan kesal.
Jayden menyalakan mobil dan melaju kearah sekolahnya. Dia melirik ke arah penjalan kaki, disana dia melihat clarisa dan kedua adiknya berjalan dan ekspresi muka tertawa.
"Apa yang mereka bahas sampai kelihatan bahagia gitu? seharusnya dia cemberut karena capek jalan kaki, dasar cewek unik," ujar Jayden sambil tersenyum.
"Kita ketemu nanti siang ya dek, semangat belajarnya," ucap Clarisa.
Kedua adiknya mengganguk dan tersenyum. Kedua adiknya berjalan kearah sekolahnya.
"Ayo kita bareng jalannya," ajak Jayden.
"Clarisa kaget kenapa ada jayden dan melihat ke arah jayden," pikir Clarisa.
Seolah jayden mengerti ekspresi clarisa dia pun mengulang perkataannya untuk bareng jalannya.
Clarisa melirik ke sekitar, dia takut jadi bahan omongan dan nanti ada yang marah-marah lagi teringat mona pernah mengingatkan dia.
Clarisa pun jalan terlebih dahulu, meninggalkan jayden.
Jayden heran melihat clarisa kenapa dia meninggalkannya dan jalan cepat seolah dia tidak mau jalan bareng.
Lalu Jayden pun mengejar clarisa dengan langkah besarnya, akhirnya bisa menyamakan langkahnya dengan clarisa.
"Kamu kenapa meninggalkan aku? kan sudah aku bilang jalan bareng clarisa," ujar Jayden.
"Kamu harus jaga jarak dengan ku jayden, kamu hanya membuat situasi tambah sulit saja, nanti ada yang marah-marah," jawab Clarisa.
"Apa maksud mu clarisa? Siapa yang berani kepada ku? Kamu tau aku siapa, kan?" tanya Jayden.
"Intinya kamu jaga jarak jayden, aku tidak mau bermasalah di sekolah ini," ujar Clarisa.
"Jadi maksud mu aku sebuah masalah jadi tidak bisa bersama mu?" tanya Jayden dengan kesal tidak habis pikir dengan clarisa.
"Bukan begitu jayden, kamu tau kan aku siswi beasiswa di sekolah ini. Dengan kamu dekat-dekat dengan ku pasti banyak anak yang tidak suka, nantinya jadi menimbulkan masalah," jawab Clarisa.
"Mulai dari sekarang siapa pun yang mengganggu kamu, segera bilang pada ku. Aku akan menindak lanjuti," ujar Jayden.
Clarisa merasa senang dalam pikirannya. Walaupun hanya dengan kata-kata, itu menjadi kata penenang berarti masih ada yang peduli.
"Kamu paham kan clarisa, ingat kamu bisa mengandalkan aku," ujar Jayden.
Clarisa diam dan bingung menjawabnya, apa iya harus mengatakan iya paham jayden. Tapi mengingat mereka bukan siapa-siapa, jadi clarisa tidak mengatakan apapun. Dia hanya melanjutkan langkahnya.
Jayden pun ikut melangkahkan kaki nya dan berjalan disamping clarisa.
"Kelas kamu sudah lewat, kenapa kamu masih mengikuti aku?" tanya Clarisa.
"Aku akan mengantar kamu sampai kedepan kelas mu," jawab Jayden.
"Kamu tidak perlu mengantarku jayden aku bisa jalan sendiri," ujar Clarisa.
"Aku tau, aku hanya ingin saja mengantar kamu," jawab Jayden.
"Terserah kamu," kesal clarisa karena orang-orang sudah melihat ke arah mereka.
Jayden melirik ke sekitarnya, benar juga banyak orang melihat ke arah mereka. Mungkin karena ini clarisa kesal. Jayden tersenyum sambil kekeh mengantar clarisa.
"Ini sudah depan pintu kelas, sana kamu balik ke kelas mu," ujar Clarisa dengan kesal.
"Baiklah karena sudah sampai, kamu semangat belajarnya," ujar Jayden tersenyum.
Clarisa mengangguk kepalanya lalu memasuki kelas. Clarisa menghela napas pasti hari ini akan sulit. Mengingat bahwa jayden tadi mengantarnya kedepan kelas. Pasti orang-orang sudah bergosip.
Jayden pun kembali ke kelasnya. Dan menarik kursinya lalu duduk di kursinya.
"Wah pagi-pagi sudah bikin heboh saja bro," ujar Chris.
"Heboh bagaimana?" tanya Jayden dengan usil pura-pura tidak tahu.
"Wah parah banget, bisa-bisanya nggak sadar dia sudah bikin kehebohan," ujar Chris.
Ziko dan ares hanya tersenyum saja melihat ke dua temannya itu, mereka juga penasaran kenapa jayden bisa bersama clarisa di pagi hari ini. Namun mereka tau, semakin mereka bertanya ke jayden pasti dia tidak akan menjawab. Kalau sudah waktunya pasti jayden akan cerita.
Suasana di kelas clarisa pun terlihat ramai, banyak orang-orang mendatanginya bertanya kenapa bisa di antar jayden. Dia pun menjawab itu hanya kebetulan dan tidak terjadi apa-apa di antara mereka.
Sandra melihat suasana meja ramai dan pusing atas kekepoan teman-temannya, sandra membubarkan teman-temannya.
Setelah kepergian teman-temannya, Clarisa menghela napas, lalu Sandra pun menepuk punggung clarisa secara perlahan-lahan.
Tiba-tiba mona muncul dari depan pintu, berjalan ke arah clarisa.
"Aku sudah bilang jangan dekati jayden, kamu harus sadar diri, kamu tidak pantas sama jayden, jayden itu hanya milik ku, kamu mengerti clarisa," bentak Mona.
"Kami tidak terjadi apa-apa," jawab Clarisa.
"Dasar cewek aneh, jika jayden suka sama kamu tidak mungkin dia mengantar clarisa sampai depan kelas," ujar Sandra kesal melihat mona dan sengaja mengatakan itu.
"Tidak mungkin dia tidak suka sama aku, secara aku cantik dan sama kayanya seperti jayden juga," jawab Mona.
"Ini cewek percaya diri banget, kalau jayden suka sama kamu, pasti kalian sudah pacaran buktinya sampai sekarang gak tuh," ujar Sandra.
"Awas kalian berdua, ingat jangan dekat-dekat sama jayden," jawab mona kesal dan keluar kelas.
"Kamu jangan ambil ke hati clarisa, kamu harus sabar ya," hibur sandra.
Clarisa menarik napas, dan menghembuskan perlahan-lahan. Clarisa tidak mau kejadian ini terjadi.
Clarisa hanya mengharapkan ketenangan selama di sekolah ini. Tapi hari ini sudah terjadi kehebohan.
Seorang guru memasuki kelas, dan mengucapkan selamat pagi. Di depan kelas sang guru menjelaskan materi.
Clarisa mencoba fokus mendengarkan gurunya dan mencatat poin-poin yang dijelaskan oleh gurunya.
Sudah beberapa kali sandra melirik kearah clarisa, dia khawatir kepada temannya ini. Apakah dia bisa menerima kejadian yang tadi atau mengabaikannya.
Clarisa melihat ke sandra, sepertinya sandra dari tadi melihat ke arah dia.
"Ada apa sandra?" tanya Clarisa pelan.
"Kamu yakin baik-baik saja clarisa," ujar Sandra.
" Iya aku baik-baik saja sandra," jawab Clarisa.
Sandra menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Sandra yakin clarisa hanya menahan dirinya, berpura-pura baik-baik saja.
Clarisa kembali mendengarkan gurunya dan mencatat poin materi pelajarannya.
"Baiklah anak-anak sampai di sini materinya, tugas akan ibu berikan," ujar Guru.
Mata pelajaran selanjutnya berlanjut sampai bel bunyi pertanda jam istirahat.
"Ayo clarisa kita ke kantin? Aku lapar tadi hanya sarapan roti," ujar Sandra.
"Ayo sandra," jawab Clarisa sambil merapikan buku dan alat tulisnya.
Clarisa dan sandra berjalan ke arah kantin, mereka bertemu jayden dan teman-temannya.