NovelToon NovelToon
Bodyguard Nona Muda Kaya

Bodyguard Nona Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sijack

Gabriella anashtasia

Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.

Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.

Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.

Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???

Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???

Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???


Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.

Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.


salam Sijack🥰.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 :Berkeliling Rumah Utama

Akin berkeliling rumah utama ditemani oleh Jimmy dan Nichole.

Tempat pertama yang mereka datangi adalah sebuah kolam renang besar khusus para pengawal berlatih.

Kemudian tempat kedua adalah ruang menembak. Tempat itu didesain khusus kedap suara agar tidak mengganggu orang yang sedang berada diluar.

Tempat ini bisa digunakan oleh Tuan rumah ataupun pengawalnya.

Selanjutnya mereka berjalan kedalam sebuah kafetaria khusus untuk pengawal.

Terlihat pengawal yang ada didalam sana memandangi kedatangan Akin,yang notabene nya seorang pengawal baru.

"Peraturan pertama di asrama ini adalah,seluruh pengawal harus tinggal dirumah ini"

Jimmy menyebutkan peraturan untuk pengawal dirumah ini.

Akin hanya mendengarkannya dan memperhatikan orang orang yang ada disana.

Drrrttttt.....drrrtttt....

Akin yang mendengar ponselnya berbunyi langsung mengangkatnya.

"Hei...jom,kenapa kau menelepon sekarang??? aku sedang bekerja" ucapnya pelan.

Dari belakang Jimmy menarik ponsel milik Akin,membuat Akin berbalik.

"Peraturan kedua,para pengawal tidak boleh menggunakan ponsel pribadi kecuali untuk bertugas,kalau ingin menelpon pribadi,kau bisa menggunakan telpon umum disana." Menunjuk seseorang yang sedang menggunakan telpon umum itu.

"Ketika kau memakai telpon itu,apa yang sedang kau bicarakan akan terekam semuanya." Sambung Nichole.

Akin mendengus mendengar itu.

"Ini sebuah rumah atau penjara." Gumamnya pelan.

Nichole yang mendengar itu menggeram kesal.

"Jaga omonganmu." Ingin menarik kerah Akin dan langsung ditangkisnya.

Jimmy yang melihat itu menyodorkan pistolnya dihadapan Akin.

"Jaga sikapmu!!! kau tidak bisa bertindak sesukamu dirumah ini."

Akin yang melihat itu langsung maju untuk menyerang Jimmy. Jimmy pun melawan Akin sampai Akin terjatuh.

Akin ingin mengambil pistol yang ada disebelahnya,tapi sayangnya Jimmy dan pengawal lainnya menyodorkan pistol didepannya.

Akin terdiam mengangkat kedua tangannya.

"Heyyyy...."teriak seseorang yang baru datang.

Itu adalah kepala pengawal,Erick. Dialah yang sering menemani tuan Anton dirumah.

Erick berjalan menghampiri para pengawal itu.

"Peraturan ketiga...." teriaknya tegas.

"Seluruh pengawal harus saling berdamai"tegasnya.

Semua pengawal yang ada disana menunduk.

"Kalian semua kembali ketugas masing masing." Perintahnya.

Para pengawal kembali ke tugas masing masing.

Meninggalkan Erick dan Akin.

Erick menemani Akin untuk lanjut berkeliling.

Mereka berjalan melewati tempat pembuatan seragam pengawal.

"Semua pengawal harus memakai seragam yang dibuat ditempat ini." Jelas Erick.

Akin hanya manggut manggut saja.

Tempat yang mereka lewati setelahnya adalah unit kesehatan.

"Kalau ada pengawal yang terluka,mereka akan mendapatkan pengobatan disini" jedanya

"Tapi kalau dia mati..." lanjutnya menatap Akin.

Akin manggut manggut paham.

Setelah selesai berkeliling Akin berjalan disebuah lorong berisi kamar para pengawal.

Dia memasuki salah satu kamar yang ada disana.

Ceklekk...

Dia melangkah memasuki kamar yang lebih mirip seperti sebuah apartemen kecil.

Akin berdecak kagum melihat kamar tersebut.

Dia berjalan kearah meja makan yang ada didalam ruangan tersebut.

Ceklek...

Terlihat seorang pria keluar dari kamar sambil berjoget menyanyi. Pria itu belum menyadari kedatangan orang baru dikamarnya.

Akin hanya memandang aneh pria itu.

Pria itupun berbalik dan kaget melihat ada seseorang dikamarnya.

"Siall....." pekiknya kaget.

Akin hanya melambaikan tangannya tersenyum canggung.

Pria itu hanya cengengesan malu.

"Aku lupa kalau akan datang orang baru hari ini"

Pria itu mengajak Akin duduk dimeja makan dan menyuguhinya makanan.

Mereka duduk menikmati makanan itu.

"Hmmm....bukannya kita tidak boleh makan dalam kamar???" Tanyanya pada pria itu.

Pria itu mengangguk menelan makanannya.

"Kau benar, tapi tadi nenekku mengirimkannya dan tentu saja ini lebih enak." Jelas pria itu kemudian meneguk airnya.

"Oh ya,namaku pete,siapa namamu???" Tanyanya setelah memperkenalkan diri.

"Namaku Akin" memperkenalkan dirinya.

Pete menganggukkan kepalanya.

"Kudengar kau menjadi pengawal nona Gabriella??" Tanya pete.

"Iya,aku ditugaskan untuk menjaganya,kalau kau???"

Tanyanya balik.

"Aku bertugas menjaga kakaknya Nona Gabriella,tuan Noah." Jawabnya.

Akin mengerutkan keningnya.

"Aku pikir,nona Ella adalah anak pertama." Ucapnya kaget.

"Tidak,dirumah ini ada tiga anak tuan Anton"

"Tuan Noah,nona Gabriella dan nona Evelyn" lanjutnya.

"Tapi nona Evelyn sudah lama pergi meninggalkan rumah ini, dia lebih memilih hidup sendiri diluar sana" jelasnya.

Akin mendengarkannya dengan seksama.

"Apakah tuan Noah menyeramkan seperti saudarinya???" Akin penasaran dengan Tuan Noah.

"Lebih menyeramkan!!! Nona Gabriella adalah yang paling normal diantara yang lain" sahut pete.

"Normal darimananya???" Gumam Akin.

Mereka menghabiskan makanannya sambil berbicang santai.

************

Akin pergi kedapur rumah besar tersebut dan menemui seorang bibi didapur.

"Permisi!!" Sapa Akin kebibi tersebut.

"Nona Ella meminta untuk dibuatkan minuman untuk 3 orang" ucapnya sambil menyenderkan tubuhnya dimeja dapur.

Bibi tersebut membuatkan minuman untuk Gabriella.

Dia menghidangkan minuman tersebut diatas meja dan menyerahkannya kepada Akin.

Akin mengernyit bingung.

"Maaf bibi,aku akan memanggilkan seorang pelayan"

Diapun menoleh kebelakang untuk memanggilkan pelayan.

Bibimu mencegahnya.

"Tidak usah,kau saja yang mengantarkannya." Bibi meninggalkan Akin yang menekuk wajahnya.

Tiba tiba Akin memiliki suatu ide.

Akin berjalan mengambil garam yang ada didapur dan memasukkannya kedalam salah satu gelas.

Dia tersenyum licik mengangkat nampan tersebut.

*********

Gabriella sedang berada diruang menembak. Meskipun dia seorang wanita tapi tetap saja dia harus bisa menembak untuk menjaga dirinya.

Gabriella ditemani oleh 2 orang temannya, Deandra dan Lea.

Dorrrr.....

Gabriella menembakkan pistol kesebuah papan yang berada jauh didepannya. Tepat sasaran.

"Whooo..... kau hebat sekali Ella" puji Deandra.

Ella tersenyum sebagai bentuk terimakasihnya.

Akin datang membawakan minuman untuk ke 3 nona tersebut.

Gabriella yang melihat Akin datang mengajak teman temannya untuk duduk.

Akin meletakkan minuman itu diatas meja yg ada didepan ke tiga wanita itu.

"Siapa dia???" Tanya Lea tidak pernah melihat Akin.

Gabriella melihat Akin sekilas.

"Dia pengawal baruku,namanya Akin."ucap Gabriella memperkenalkan.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan pengawal yang sangat tampan??? Aku juga ingin Ella!!!" Timpal Deandra.

Dasar perempuan, tidak bisa melihat orang tampan langsung mau."ucap author.😁😁

Gabriella hanya terkekeh melihat temannya.

"Sudahlah,ayo kita minum" ingin mengambil gelas.

"Maaf nona,milik anda yang ini" sela Akin menunjukka kesalah satu gelas.

Gabriella menatap Akin curiga. Kemudian dia mengambil gelas yang ditunjuk oleh Akin.

Dia terdiam sejenak.

" buat kau saja,aku tidak haus" menyodorkan gelas tersebut kedepan Akin.

Akin melotot melihat gelas itu.

"Tidak usah nona,itu buat anda saja" ucapnya gelagapan.

Gabriella tetap menyodorkan gelas tersebut.

"Akin apa kau lupa ucapanku???"

Mengingatkan bahwa dia harus menuruti perintah Gabriella.

Akin mengingat hal itu langsung mengambil minuman itu.

"Terimaksih nona" Akin memandang minuman itu sekilas dan meminumnya.

Setelah meminumnya sedikit Akin serasa ingin muak.

"Wah,ini sangat segar!!" Ucapnya bohong.

Gabriella yang melihat itu tersenyum licik.

"Kalau begitu habiskan!!!"

Akin melotot mendengar itu.

"Tidak nona..."

"Habiskan!!!" Perintah Gabriella.

Akin terpaksa menghabiskan minuman itu sambil memejamkan matanya.

Glekkk.....glekkk

Minuman itu habis tanpa sisa.

Akin memasang raut ingin muntah.

Dia memasang senyum terpaksanya kearah Gabriella.

Para wanita itupun menikmati minumannya masing masing kecuali Gabriella.

Gabriella berdiri dari duduknya.

"Akin,tolong ambilkan aku sebuah apel"

Perintahnya.

Akin berjalan mengambil apel yang ada disudut ruangan.

Gabriella berjalan ketempat menembak.

Akin datang berdiri disamping Gabriella membawa sebuah apel.

"Ini mau diletakkan dimana nona???"

Gabriella memandang Akin sekilas.

"Kau berjalanlah kedepan sana" menunjuk depan papan tembak."dan letakkan itu dikepalamu" lanjutnya yang membuat Akin menganga.

"Nona apa kau serius???" Meminta kepastian.

"Tentu saja,ayo lakukan!!!"

Akin berjalan kedepan papan tersebut dan meletakkan apel dikepalanya.

"Ella,apa kau benar benar akan melakukannya"

Ucap Lea takut Gabriella akan benar benar melakukan itu.

Gabriella tersenyum kecil melihat Akin yang berdiri dengan wajah tegang didepan sana.

1.....2.....

Dorrrrr......

Peluru tepat mengenai apel tersebut.

Akin hanya berdiri tidak bergeming.

Lea dan Deandra yang melihat itu bernapas lega.

"Aku ingin istirahat." Gabriella meletakkan pistolnya dan melenggang pergi diikuti kedua temannya.

Akin berjalan kesebuah lorong menuju tempat pembuatan kopi.

Dia berhenti didalam dan langsung merasakan kakinya yang lemas,akibat tembakan yang dilakukan Gabriella.

"Dasar nona muda gilaa!!!" Pekiknya masih berusaha mengatur napasnya.

Akin mengambil rokok yang ada dikantongnya dan menyalakannya.

Baru saja dia mengisap sekali,ada seorang bibi masuk membuat Akin melempar rokok itu kedalam tong sampah.

Bibi itu melihat Akin heran.

"Apa yang kau lakukan disini????"

Akin gelagapan ingin menjawab apa.

"Aku....." berpikir mencari jawaban

"Aku ingin membuat kopi,bibi " ucapnya bohong sambil cengengesan.

"Biar aku saja yang membuatnya" ingin mendekati alat kopi.

Akin langsung mencegahnya dan menyuruh bibi pergi.

"Tidak usah bi,biar aku saja, bibi pergilah!!"

Mendorong bibi dari belakang.

"Aku mencium bau sesuatu yang terbakar"

Ucap bibi ingin berbalik.

Akin mendorong bibi pelan sampai keluar.

"Itu hanya bau kopi yang dibakar bibi"

Bibi pun meninggalkan Akin sendirian.

"Huhh...." dia menyenderkan tubuhnya kedinding.

Kemudian dia melihat tong sampah yang sedang terbakar isinya.

"Siallll......" ucapnya panik mengambil satu botol minuman.

Malah siraman itu membuat api semakin membesar.

"Siapa yang meletakkan alkohol disini"

Ujarnya panik mencari sesuatu yang dapat memadamkan api.

Setelah asap mengepul sampai keatas keluarlah air dari penyemprot otomatis ketika kebakaran.

Seluruh ruangan menjadi basah tak lupa Akin yang sudah kuyup dibawahnya.

Tak....takkkk

Ada seseorang yang datang

"Hei apa yang kau lakukan???" Ucap Gabriella yang baru datang.

"Kau membuat seisi rumah banjir." Gabriella pun kini sudah setengah basah.

Akin hanya berdiri diatas meja dibawah air tersebut.

"Matikan itu..."tunjuknya ke penyemprot air"

"Maaf nona..." ucapnya pelan dengan air yang terus membasahinya.

Gabriella menggeram kesal.

"Dasar kau yahhhh...." meninggalkan Akin sendirian diruangan itu.

******

Akibat kejadian tadi, Akin dihukum untuk push up 1000 kali. Dia didampingi oleh kepala pengawal Erick.

Erick berdiri melihat Akin yang sedang push up

"499,500,501..."

Akin ambruk sebentar.

"Tuan apakah ini masih lama???" Ucapnya lelah.

Erick memandangi Akin yang kelelahan.

"Kau harus menyelesaikan 1000 kali push up."

Akin yang mendengar itu semakin lemas.

"Aku pergi dulu,kau selesaikanlah hukumanmu."

Erick meninggalkan Akin sendirian.

"Huhhh...." Akin menghela napas kasar.

Hwekkkk.....

Tiba tiba saja perutnya ingin muntah.

"Sial,dia tidak mengatakan letak toilet dimana" sambil bangun mencari tempat untuk muntah.

Hwekkkk....

Akin menutup mulutnya agar tidak keluar muntahnya.

Akin melihat sebuah kolam besar ditaman itu.

Dia bergegas berlari kesana dan memuntahkan isi perutnya.

"Huhhhh....akhirnya selesai" dia lega akhirnya sudah mengeluarkan isi perutnya.

"Sialll...kolamnya jadi kotor" Akin memperhatikan sekitarnya dan bergegas pergi agar tidak ketahuan.

*************

Halo guys,jangan lupan komen yahh.

1
Amy Carissa
bagus nih ceritanya 😍 salam hangat dari "my Unspoken Goodbyes" jangan lupa mampir juga🤗
BodySnatcher
Tidak ada kata lain selain "woah"!!! 😱😍
Sijack
siap ditunggu yahh
Talklesswinmore
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!