NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditawari Kuliah

"Akhirnya AL." ucap Doni membuat Alvin

mengangguk, ia benar-benar tidak

menyangka.

"Terima kasih banyak loh untuk bantuannya." ucap Alvin membuat Doni tersenyum.

"Aman santai, yang penting sekarang tetap fokus aja dulu. Perjalanan masih panjang." Ujar Doni membuat Alvin mengangguk.

"Dulu kamu punya cita-cita gak sih, AL?"

tanya Doni lagi.

Alvin diam sejenak, lalu mengangguk kemudian menoleh ke samping melihat Doni.

"Tentu saja, cita-citaku bahkan sangat tinggi, hingga akhirnya gak bisa di raih." jawabnya.

"Apaan tuh? Setinggi apa coba setinggi langit kah?" tanya Doni.

"Kalo bisa sih pengen jadi nabi ya, cuma karena gak mungkin. Jadinya pengen jadi ilmuwan atau dosen." jawab Alvin membuat Doni tertawa.

"Jadi nabi aja gak sih, ntar ujung- ujungnya dapat rumah baru kan?" gurau Doni.

"Penjara maksudnya." tebak Alvin membuat Doni tertawa.

"Hahaha iya bisa jadi, eh tapi kendalanya apa kenapa gak jadi ngejar cita-cita?"

"Yang pertama faktor ekonomi, yang kedua Bapak sakit-sakitan waktu itu. Jadi gak mungkin di tinggalin, semisalnya mau kuliah pun." terang Alvin.

"Emang kamu mau kuliah?" tanya Doni

dengan nada meledek.

"Iyalah, eh gini-gini aku dulu jalur undangan dan udah beasiswa. Cuma aku harus di Jakarta karena universitasnya disana.

Ya itulah ya, kalo emang gak rezeki. Bertepatan pada waktu itu juga, Bapak sakit dan Ibu sendiri yang bating tulang, mana udah tua kan.

Anak mana sih yang tega ninggalin orang tuanya dengan kondisi begitu, makanya aku mutusin untuk tidak melanjutkan." ujar Alvin.

"Wah... hebat ya, kamu ternyata kamu pintar di akademik, tapi bodoh dalam Berumah tangga." ledek Doni membuat Alvin

melotot.

"Ngomong apa kamu?" ujar Alvin.

"Gak, sana ke kantornya Pak Burhan sekarang noh... kasih tau, sekalian liatin anakmu. Kasian udah dua hari, kita lembur disini." suruh Doni.

"Bukan bodoh deh kayaknya, tapi lebih tepatnya ini jalannya, supaya aku bisa fokus untuk sukses." lanjut Alvin yang dibalas

acungan jempol oleh Doni.

"Iya sih bener, sana pulang keburu magrib." usir Doni.

"Ngusir banget ini orang, ingat aku itu bosmu." omel Alvin.

"Iya-iya Bos sana pulang." lanjut Doni

sambil menodorong Alvin.

"Mau ikut gak?" ajak Alvin yang dibalas

gelengan oleh Doni.

"Gak usah deh, istriku lagi hamil dirumah." jawab Doni.

"Ya udah titip salam buat Bunga, ya." Ucap Alvin yang dibalas anggukan oleh Doni.

"Iyap, nanti kalo ada apa-apa kabari ya."

ucap Doni.

"Siap."

"Kalo ada untung, bagi hasil juga kabari haha." ujar Doni bercanda.

"Ampun! Siap langsung di kabari." ujar Alvin sambil geleng-geleng membuat Doni terkekeh.

"Kamu sadar satu hal gak?" tanya Doni lagi yang di balas gelengan oleh Alvin.

"Apa?"

"Kita bukan kuli bangunan lagi." jawab Doni membuat Alvin langsung tertawa.

"Iya-iya benar, alhamdulillah ya Allah." ucap Alvin lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

"Nikah AL."

Deg!

"Nanti dulu deh, aku masih menikmati masa-masa ini. Baru juga awal banget ini, gak boleh gegabah dan masih banyak yang harus aku dapatkan di tahun ini." jawab Alvin membuat Doni terkekeh.

"Trauma ya." ledek Doni lalu

meninggalkan Alvin begitu saja.

"Astaga... bisa-bisanya dia bikin lelucon Sore-sore begini." ujar Alvin, lalu ia menjalankan motornya ke rumah Burhan, karena ia yakin Burhan sudah tidak di kantor

lagi.

"Assalamualaikum." ucapnya dengan

semangat.

"Walaikumsalam, eh udah pulang AL."

jawab Burhan begitu melihat Alvin di ambang pintu.

"Iya Pak, saya punya kabar buat bapak." ucap Alvin dengan semangatnya, membuat Burhan menaikkan alisnya sebelah.

"Kabar apa itu?" tanya Burhan, lalu duduk menyeruput kopinya.

"Proyek sudah selesai." jawab Alvin dengan semangat, membuat Burhan kembali meletakkan kopinya lalu melihat Alvin.

"Yang benar kamu." ujar Burhan tidak percaya.

"Iya Pak benar, ini fotonya." jawab Alvin lalu memperlihatkan foto bangunan tersebut pada Burhan, membuat Burhan mangut- mangut.

"Berhasil berapa?" tanya Burhan membuat Alvin tersenyum.

"Alhamdulillah 15 juta Pak." jawab Alvin membuat Burhan kaget.

"Wuihh .... mantap dalam satu bulan 15 juta dan ini masih proyek perdana." puji Burhan membuat Alvin mengangguk.

"Terima kasih Pak, ini berkat bantuan bapak juga," jawab Alvin.

"Ok, kamu bagus sekali. Pergunakanlah uang itu sebaik mungkin, Bapak acung jempol sama kamu." lanjut Pak Burhan.

"Terima kasih banyak, Pak."

"Bu, sepertinya saya sama Guntur akan pulang ke rumah dulu. Karena udah kelamaan disini, gak enak juga. Apalagi proyek udah selesai." ucap Alvin begitu melihat Maya keluar dari kamar, membuat Maya langsung lesu.

"Kamu yakin bawa Guntur pulang, Ibu belum rela loh." ujar Maya yang dibalas senyuman oleh Alvin.

"Kapan-kapan kami kesini lagi, Bu." jawab

Alvin membuat Maya mau tidak mau mengangguk.

Burhan yang melihat istrinya itu kecewa langsung memutar otak.

"AL, gimana kalo kamu kerja di kantor Saya aja." usul Burhan membuat Alvin kaget.

"Hah? Kerja di kantor Bapak?" ulang

Alvin.

"Iya." jawab Burhan santai.

"Duh gimana ya Pak, bukan apa-apa nih. Saya kan cuma lulusan SMA dan gak masuk akal aja saya kerja di kantor Bapak.

Kelihatan paling bodoh diantara semua karyawan, yang ada Pak." terang Alvin membuat Burhan mangut-mangut.

"Umur kamu berapa sekarang?" tanya Burhan membuat Alvin berpikir sejenak.

"27 tahun masuk 28 lah Pak." jawab Alvin.

"Kuliah lagi aja, kan banyak universitas swasta yang bisa sambil kerja." usul Burhan membuat Alvin terdiam seribu bahasa.

Ya, itu memang salah satu impiannya bisa kuliah. Hanya sajaz ia juga tidak bisa bergantung semuanya pada Burhan belum lagi anaknya.

"Gimana ya Pak, saya bingung." jawab

Alvin.

"Gak susah AL, untuk memulainya aja yang perlu niat yang kuat dan semangat. Pas di jalani nanti ngalir aja." terang Burhan.

"Tapi kan Pak, biaya kuliah mahal belum lagi anak saya. Gak mungkin saya bawa-bawa kuliah." lanjut Alvin.

"Kan kamu kerja di kantor, sembari kamu kerja ya kamu kuliah juga. Setidaknya kamu punya gelar dan masalah Guntur gampang itu Ibu kamu yang jaga." jawab Burhan.

'Ada ya orang sebaik Pak Burhan, bahkan keluargaku sendiri tidak pernah ada yang menanyakan kabar atau sekedar basa-basi.' ucap Alvin dalam hati.

"Em... Pak kalo gitu saya pertimbangin ya tawaran Bapak. Secepatnya saya akan jawab, mungkin malam ini saya butuh pertimbangan dulu." ujar Alvin yang dibalas anggukan oleh Burhan.

"Ok, ijazah dan berkas-berkas kamu masih ada kan?" tanya Burhan.

"Ada Pak, saya simpan rapi itu." jawab Alvin.

"Nah, semisalnya itu masih ada dan kamu mau dengan tawaran saya. Datanya aja bawa ke kantor, semua berkas-berkasmu." lanjut Burhan yang dibalas anggukan oleh Alvin .

"Baik Pak, sebelumnya terima kasih banyak pada Bapak sama Ibu. Kalian sudah Baik sekali sama saya dan juga anak saya.

Saya benar-benar sangat bersyukur,bisa kenal sama Bapak sama Ibu." terang Alvin yang dibalas anggukan oleh Burhan dan Maya.

***

Sampai di rumahnya, Alvin semakin bingung harus bagaimana. Satu sisi ia sangat ingin kuliah, tapi satu sisi ia benar-benar

merasa Burhan terlalu baik padanya.

"Liat Nak, belum sebulan kamu tinggal disana. Kamu jadi subur begini, senang ya tinggal sama Ibu Maya ya, masyaallah." gumam alvin sambil mengusap-usap perut putranya.

"Kalo misalnya Ayah kuliah lagi, kamu sama Bu Maya lagi. Gimana ya Nak? Sembari Ayah kuliah, Ayah kerja juga kok buat kamu." gumam Alvin.

Alvin benar-benar bimbang harus menerima atau tidak tawaran kuliah itu.

Lama ia berpikir kemudian ia

memutuskan untuk sholat isya,sekaligus

berdo'a meminta petunjuk. Saat ia sedang khusuk berzikir tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat Alvin menoleh.

'Pak Burhan kali ya.' ucapnya dalam hati Lalu ia membuka pesan tersebut.

[Mas... fotoin Guntur, aku pengen liat dia beneran sehat atau gak di tangan kamu]

Lagi-lagi Alvin menghela nafas panjang, Dina tidak henti-hentinya menerornya.

"Ini perempuan maunya apa sih? Dia mau pergi gak dilarang, dia yang ninggalin anak. Eh sekarang dia yang sewot-sewot mulu serba salah deh.

Tapi apapun itu aku tidak akan pernah termakan omongan kamu lagi Dina. Yang ada dalam benakku sekarang, bagaimana

berusaha semaksimal mungkin untuk sukses." gumam Alvin, lalu ia mengarahkan kamera pada putranya.

"Eh jangan di kamera kali ya, nanti dia su'uzon lagi bilangnya di edit segala macam, video aja biar dia puas." lanjut Alvin, lalu ia memvideokan Guntur yang sudah begitu aktif.

[Setelah kamu pergi, ternyata bukan hanya aku yang merasa bahagia tapi Guntur juga.]

Kirim

Alvin mengirimkan pesan dan video itu

pada Dina.

Disisi lain Dina yang sedari tadi menunggu pesan Alvin, dengan semangatnya

membuka video itu.

Tiba-tiba mulutnya menganga melihat Guntur gemukan dan sekarang bayi itu sedang duduk di kelilingi dengan bantal.

"Ini beneran Guntur?" gumamnya tanpa

sadar.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!