Ditipu tidak membuat kadar cintanya berkurang malah semakin bertambah, apalagi setelah tau kejadian yang sebenarnya semakin menggunung rasa cintanya untuk Nathan, satu-satunya lelaki yang pernah memilikinya secara utuh.
Berharap cintanya terbalas? mengangankan saja Joana Sharoon tidak pernah, walaupun telah hadir buah cinta.. yang merupakan kelemahan mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
◉ 6
"Oh ya Tuhan.. apa anda sedang mengerjaiku, Tuan?" Akhirnya Joana hilang kesabarannya, ia pun kelepasan menuduh atasannya. Bukannya tanpa sebab, Joana merasa tingkah pria itu mencurigakan, itu poin pertama. Lalu poin kedua, kopi yang pertama di buatnya, itu kopi yang paling laris di cafe tempatnya bekerja dulu.
"Kau menuduhku, Nona." Ujar Nathan dengan senyuman smirk terukir di bibirnya. Sialnya, sangat pantas dilakukan pria itu.
Dan karena senyuman pria itu, membuat Joana sangat yakin jika dugaannya memang benar.
"Aku tidak menuduh anda, Tuan. Tapii.."
Ucapannya terhenti, ketika ia menyadari kesalahannya. Ia menuduh pria itu tanpa adanya bukti. Tiga poin itu hanya pemikirannya semata.
Posisinya serba salah. Ia tidak ingin ditindas, tapi ia juga tidak bisa melawan pria yang tak lain adalah atasannya. Ia membutuhkan pekerjaan, jika melawan ia akan masuk catatan hitam. Oh ayolah, mencari pekerjaan tidaklah mudah, dan butuh proses untuk mencapai apa yang didapatinya sekarang. Joana tidak ingin kehilangan pekerjaannya yang mendapatkan penghasilan besar. Ada tanggung jawab besar yang harus Ia pikirkan.
"Tapi, apa?" Nathan memicingkan matanya, menunggu kelanjutan perkataan Joana.
Tok.. Tok... Tok...
Ketukan pintu terdengar, menghentikan perdebatan yang baru saja dimulai oleh atasan dan bawahan itu. Joana menghembuskan napas pelan. Tanpa diperintah, ia berbalik lalu membukakan pintu.
"Kau pasti Nona Joana?" Tebak pria itu tak lupa menunjukkan senyumannya. Ya, senyuman yang bisa dikategorikan menawan.
"Ya, anda benar, Tuan." Joana menggeser tubuhnya memberi ruang untuk pria berambut gondrong itu masuk. Dia adalah Victor Valdes.
Victor masuk beberapa langkah, kemudian ia berhenti. " Perkenalkan, aku Victor, ketua tim desain." Victor memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya, Joana pun membalas uluran tangan pria itu.
"Joana," ujarnya tersenyum seraya menatap lekat wajah pria itu. Wajahnya tampan tak kalah rupawan dengan atasannya. "Senang berkenalan dengan anda, Tuan." Tambah Joana.
Benar yang dibicarakan Laura, karyawan pindahan yang menjadi sekretaris atasannya ini sangat cantik, dan memiliki senyuman yang indah, sangat manis. Victor sudah membuktikannya sendiri.
"Panggil namaku saja, Joana." Victor menunjukkan keramahannya.
"Eghm..... mau sampai kapan kalian bercengkrama?" Sontak keduanya melepaskan tautan tangan mereka setelah mendengar suara Nathan. Keduanya menoleh, melihat Nathan yang sedang menatap mereka dengan kedua alis terangkat. "Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan."
Mendapatkan teguran dari Nathan membuat keduanya merasa bersalah, apalagi melihat tatapan Nathan yang terlihat dingin. Joana berpindah, ia kembali menempati sofa. Sedangkan Victor, melanjutkan langkahnya menghampiri atasannya.
"Tunggulah sebentar." Perintah Nathan kepada Victor. Pria itu mengangkat gagang telepon, menghubungi Gabriel dan meminta pria paruh baya itu untuk datang ke ruangannya.
"Kau sudah menyelesaikan desain yang di minta Nyonya Pauline?" Tanya Nathan setelah mengakhiri panggilannya.
"Sudah Tuan. Saya, sudah membuat desain sesuai dengan keinginannya." Kata Victor sambil menunjukkan map yang ia bawa, dan memberikan map tersebut kepada Nathan.
Nathan memeriksa pekerjaan Victor, desain furnitur untuk klinik kecantikan yang menerapkan konsep minimalis modern.
"Nyonya Pauline meminta menggunakan bahan kayu beech, Tuan."
"Oke, ikuti saja permintaannya, dan temui wanita itu siang ini setelah jam makan siang. Jika semua sudah sesuai dengan kemauannya, furnitur bisa langsung di produksi."
"Baik, Tuan Nathan."
"Kau boleh meninggalkan ruanganku."
Victor melenggang keluar ruangan, membuat suasana kembali menegang.
"Kau... "
"Ya Tuan, " Joana berdiri dari tempatnya. Menunjukkan sikap tenang, seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Tapi ketahuilah, jantung Joana berdetak sangat cepat.
Ketukan pintu terdengar lagi, Gabriel pun merengsek masuk membuat Nathan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perdebatan yang belum selesai.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"
"Antar Nona Joana ke ruangannya.."
"Baik, Tuan Nathan."
Joana mengambil tasnya, dan juga salinan kontrak kerjanya.
"Ayo, Nona Joana, saya akan menunjukkan ruangan anda."
Selepas kepergian Gabriel dan Joana, kini hanya Nathan seorang yang berada di dalam ruangan. Ia meraih cangkir, lalu menyesap kopi buatan Joana. Kopi pertama yang dibuat gadis itu, menjadi kopi ternikmat bagi Nathan. 🤣
.
.
.
"Bagaimana hari pertama kau berkerja?" Nichole baru menyelesaikan tugas sekolahnya, dan belum mengantuk. Maka dari itu, ia menghubungi Joana.
Joana mematikan televisinya karena tidak ada acara yang menarik untuk ia tonton. Beruntung Nichole menghubunginya. "Biasa saja. " Jawab Joana tak berselera. Ia memasuki kamarnya, dan menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur.
Jika Joana berkata seperti itu, pasti ada sesuatu yang dialami saudarinya. "Apa ada masalah?" Nichole menyandarkan punggungnya di head board, menunggu Joana menjawab pertanyaannya.
Ya.. seperti itulah Nichole, meskipun ia sangat usil, Adiknya itu cukup peka.
Joana menghembuskan napasnya, haruskah ia membahas bosnya kepada Nichole? Jika ia menceritakan apa yang dialaminya di kantor tadi, otomatis ia akan menceritakan prihal pertemuan pertamanya dengan pria itu. Pertemuan yang sangat memalukan.
"Kenapa kau diam? Ceritakan." Desak Nichole. "Aku akan menjadi pendengar yang baik."
"Bagaimana aku memulainya.. "
"Kau tinggal menceritakannya, Kakakku tersayang."
Akhirnya, Joana menceritakan kepada Nichole. Lebih dulu ia menceritakan pertemuan pertamanya dengan Nathan di cafe sedetail mungkin, tanpa ada yang terlewati.
Benar saja dugaannya, reaksi Adiknya itu sangat menyebalkan. Nichole menertawakannya.
Joana mendengus kasar. "Berhentilah tertawa gadis nakal! Aku tidak akan melanjutkan ceritaku!!" Ancaman Joana berhasil membuat Nichole meredam tawanya.
"Kau sangat lucu, Joana. Aku tidak bisa membayangkan jadi dirimu. Pasti kau sangat malu. Sekarang, lanjutkan ceritamu." Pinta Nichole sangat antusias. Ia meraih bantal, menaruhnya diatas pangkuan. Jikalau Kakaknya berada di sini sudah bisa dipastikan mereka akan bercerita sambil menikmati coklat panas.
"Dan sialnya, pria itu adalah atasanku."
"What?!" Pekik Nichole membuat Joana harus menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Pelan kan suaramu!"
"Oke.. Oke... jadi.. pria itu adalah atasanmu?" Nichole memastikan lagi, mana tahu pendengarannya bermasalah.
"Hmm.. Ya.. "
"Oh ya Tuhan, sepertinya doaku akan segera dikabulkan! " Seru Nichole dengan wajah berseri-seri disertai senyuman sejuta dolar.
"Apa maksudmu?"
"Jujur padaku, apa pria itu tampan?" Nichole benar-benar penasaran, seperti apa wujud pemilik perusahaan tempat Kakaknya bekerja. Ia bisa menebak pasti pria itu sangat tampan, menawan, dan gagah plus wangi.
"Hmm ya dia sangat tampan." Joana mengaku. Ia sempat tersihir oleh wajah pria itu apalagi tatapannya. "Dia memiliki sepasang mata berwana biru." Ujarnya tanpa sadar, sambil membayangkan wajah Nathan.
Di sebrang sana, Nichole tersenyum sumringah, "tampan, mapan... pasti dari balik sikapnya yang menurutmu menyebalkan itu, dia pria yang baik."
"Baik apanya! " Bantah Joana sewot. "Kau tidak tau, dia memerintahkan-ku membuat kopi sebanyak tiga kali." Keluhnya.
"Oh ya... tapi, aku merasa pria itu sengaja melakukannya."
"Aku sependapat denganmu, Nichole. Aku juga berpikir seperti itu. Tapi, alasannya apa sehingga dia berbuat seperti itu?"
"Dia menyukaimu."
"Sepertinya kau mengantuk. Tidurlah, ucapanmu semakin ngelantur. Selamat malam, bye."
Joana mengakhiri panggilannya secara sepihak. Ia meletakkan ponselnya di atas meja, dan memejamkan matanya.
Sedangkan di seberang sana, " halo, Joana... halo.. Astaga dia mengakhiri panggilannya. Ck. "
cuma butuh dijil*t langsung kuat nempellnya🏃🏃🏃
pakai lingerie supaya lebih menantang dan makin seru
berapa bahagianya Joana mendapatkan perlakuan manis dan di ratukan oleh seseorang 😍😍😍