CINTA DARI DULU

Sebulan sudah Elia resmi menikah dengan Jonathan. Tidak ada yg berubah diantara mereka masih saling diam dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Jonathan baru saja kembali dali LA. Ya, dua hari setelah mereka menikah saat mereka sudah pindah ke rumah yang Jonathan sudah beli malam nya Jonathan langsung berangkat ke Bali selama 10 hari kemudian setelah kembali besok nya langsung berangkat ke LA.

Elia juga tidak amb pusing untuk itu. Dia berangkat pagi pukul 06.30 dan kembali setelah magrib. Namun kali ini Elia terkejut saat ia terbangun pukul 12.45 mendapati Jonathan tidur di samping nya. Dia masih belum terbiasa berbagi tempat tidur dengan lawan jenis.

Pagi nya saat Elia terbangun Ia menyiapkan teh susu hangat dan Roti Choco chese yang sudah di panggang. Ia sadar bahwa meskipun pernikahan mereka bukan didasari perasaan cinta dan komunikasi diantara mereka juga tidak baik tapi sejak Elia menerima perjodohan dan sudah mengucapkan janji pernikahan ia memang sudah berkomitmen mau memberi diri untuk melayani suami nya.

Elia memiliki cita-cita dan harapan untuk memiliki rumah tangga yang harmonis, untuk itu dia akan berusaha membangun rumah tangga impian nya itu saat ini, berusaha untuk meluluhkan hati sang suami meskipun di lain sisi dia memiliki keraguan untuk bisa menggapai itu. Selain itu, maksud dan tujuan kakeknya sebelu meninggal ialah bukan hanya ingin agar mereka berdua menikah akan tetapi hidup bahagia bersama.

JONATHAN POV

drrrt drrrrt drrrt

"Halo"

"mmmm"

"Bang dimana? nanti malam sibuk ngga? Nanti malam ketemu yok? ucap Jeremy di seberang telepon

" hmmmm, nanti aku akan menyusul, aku ada ketemu client nanti sore" ucap Jonathan

Setelah sambungan ponsel terputus Jonathan turun ke bawah untuk minum dan kemudian berenca segera mandi. Saat dia hendak menuangkan air minum ke gelas, matanya tertuju pada Sticky Note berwarna pink yang tertempel pada tabung termos kecil.

"Ada teh tarik di dalam termos dan ada roti di microwave. panaskan kembali 2 menit saja untuk sarapan sebelum ke kantor".  begitulah kalimat yang tertulis di note yang dibuat Elia pagi tadi sebelum ia berangkat bekerja.

Kemudian Jonathan duduk di meja makan sambil menikmati sarapan yang Elia siapkan. Tidak bisa dipungkiri ada perasaan senang di hati Jonathan. Teh tarik kali ini sedikit lebih hambar dari teh yang dibuatkan gadis itu dulu, tapi Jonathan tetap menghabiskan nya.

Pukul 20.00 WIB setelah ia bertemu dengan client, ia langsung bergerak menuju bar tempat Jeremy dan anak-anak lainnya berkumpul. Jeremy adiknya memang memiliki circle yang sama dengan Jonathan. Sejak dari dulu saat Jonathan nongkrong dengan teman-temannya Jeremy selalu ikut itu kenapa semua teman teman Jonathan menjadi teman Jeremy juga.

"Bang..." sapa Aldo yang merupakan satu-satu nya orang yang sepantaran dengan Jeremy diisitu dan Jonathan membalas dengan anggukan.

Setelah duduk, Jonathan melihat Jeremy sangat bringas meneguk alkohol. Ia sudah menduga pasti adiknya ini sedang ada masalah dengan istri nya. Karena dia jarang sekali mengajak bertemu kalau sedang akur, dia pasti selalu sibuk menjaga anak mereka yang baru lahir.

Jonathan beradu pandang dengan Dandy dan kemudian keduanya tersenyum dnegan penuh arti terkait kondisi Jeremy saat ini.

"Sania Gimana Jer?, Sehat?" tanya Jonathan basa-basi

Jeremy mendengar itu diam dan tak lama ia menghembuskan nafas nya kasar.

"Aku bener-bener ngga paham sama perempuan bang" ucap Jeremy resah

"Kami ribut besar di rumah, dan menurutku itu hal kecil yang tidak perlu di besar-besarin" imbuhnya lagi

"Kenapa?" tanya Dandy kali ini

"Kemarin aku kan pulang udah malam bang, trus pas aku nyampe rumah nih... aku langsung mandi dan langsung rebahan di tempat tidur karena posisi nya itu juga sudah pukul 23.30 jadi yah aku kira langsung istirahat aja ya kan soalnya besok subuh mau langsung ke luar kota untuk pembukaa mall baru yang disana. Aku memang lihat Sania belum tidur bang tapi aku mikir yaudahlah mungkin bentar lagi tidur. trsu ngga berapa lama dia nangis hanya karna aku ngga nanya dia kenapa belum tidur bang" kata Jeremy panjang lebar

Jonathan tertawa kecil menanggapi adikny

"Setelah kalian ribut, Sania ada ngomong ngga kenapa dia belum tidur?" tanya Dandy

"Dia habis nidurin Mikayla" ucap Josua menyebut anak kedua mereka

"Mungkin Sania baby blues kali, itu biasa terjadi untuk ibu-ibu yang baru melahirkan apalagi Sania ngurus dua anak kan sekarang" ucap Dandy

"Tapi kan ada baby sister" celetuk Jonathan

"iya sih, tapi kan tetap aja apalagi ngurus toddler itu susah loh" ucap Dandy lagi

"Senyum-senyum aja  ya bang, gini nih pengantin baru masih hangat-hangat nya" ucap Jeremy kesal.

"Tunngu aja 6 bulan lagi, pasti bakal nyari kita juga untuk konsultasi" imbuh Dandy kali ini

"Ngga akan sih kayaknya" ucap Jonathan

"Lah... yakin bener lu. mana ada rumah tangga yang ngga ada badainya" ucap Dandy

"iya tapi aku udah bilang dari awal sama dia untuk tidak menyusahkanku" ucap Jonathan dengan percaya diri

"Gilak kau ya bang... mana ada rumah tangga yang ngga saling menyusahkan kemudian saling menyelesaikan" ucap Jeremy

"Dengar... Kunci rumah tangga komunikasi toh? nah aku sudah sampaikan itu ke dia supaya kedepannya kami bisa menghadapi masalah kami masing tanpa harus merepotkan satu sama lain. Lagian kalian kan tau sendiri saat ini aku lagi sibuk-sibuk nanganin client, dan dia setuju untuk itu" Ucap Jonathan

"Wahhhhh gilak ya bang.... sepertinya pemahaman mu mengenai pernikahan itu salah sih bang. Abang pikir aku ngga sibuk kerja, keluar kota 3-4 kali seminggu abang kira ngga sibuk kerja, abang pikir bang Dandy juga ngga banyak client? banyak bang. Tapi sebagai suami memang sudah bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan istri. Termasuk disusahin" Ucap Jeremy kesal pada abangnya itu.

Setekah berdebat ckup lama tiba-tiba ponsel yang ada di saku Jonathan bergetar dan nama yang tertera disana ialah nama istrinya Elia.

"Halo"

"Iya, Halo" Balas Jonathan sembari mengernyitkan dahi nya karena suara diseberang sana bukan suara istrinya. ia berjalan keluar bar karena didalam sangat berisik.

"Dengan suami nya Bu Elia ya?"

"Iya" Jawab Jonathan

"Maaf pak, istri bapak tadi hampir di rampok, dan ditemukan tak sadarkan diri. Saat ini sedang berada di rumah sakit" ucap perempuan yang menggnakan ponsel Ela.

Setelah mematikan ponselnya Jonathan langsung mengendarai mobilnya menuju rumah sakit yang diberitahukan oleh seseorang tadi. sesampainya di rumah sakit ia melihat istirnya yang sudah sadar. Setelah beberapa waktu Jonathan membereskan administrasi rumah sakit dan kemudian membawa istrinya pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan merek berdua hanya diam. Elia takut untuk memulai percakapan dan Jonathan tampaknya memang tidak berniat juga untuk memulai percakapan meskipun sekedar menanyakan peristiwa tadi pun tidak.

*********

Pagi ini Elia membuat mie goreng sebagaai menu sarapan mereka. Tak lupa ia membuat Teh tarik untuk suaminya di dalam gelas Termos yang ia pesan instan kemarin sore saat dikantor. Saat ia tengah melahap sarapannya Jonathan turun dengan penampilan yang sudah rapi dengan setelan jas nya.

"Tumben dia bangun pagi sekali bangunnya" gumam Elia dalam hati.

"Mau sarapan disini atau dikantor? tanya Elia kemudian

"Disini" jawab  Jonathan singkat sembari mendekat ke meja makan.

kemudian Elia menyiapkan makanan suaminya itu tepat dihadapan nya.

"Gunakan saja mobilku dulu" ucap Jonathan singkat sembari meletakkan kunci mobilnya dihadapan Elia

"Aku tidak  bisa menyetir" jawab Elia

"Tidak bisa?" tanya Jonathan memperjelas dengan eskpresi terkejut

"Iya tidak bisa" jawab Elia meyakinkan

"Masa tidak bisa? jadi apa yang kau bisa?" ucap Jonathan dengan nada mengejek

"Kalau ku bilang tidak bisa ya tidak bisa" kata Elia lalu pe

"Apa saja yang kau lakukan selama 28 tahun. Belajar mengendarai mobil saja tidak!. Kalau seperti ini kau akan menyusahkanku terus. Aku kan sudah bilang jangan menyusahkanku setlah kita menikah". Ucap Jonathan ketus

"Aku tidak pernah kan minta bantuan mu. Kedepannya jika kau menemukanku dalam masalah atau bahaya dan itu memang menyusahkanmu. Kau tinggal tutup kuping dan telinga mu. Jika beruntung aku akan selamat dan jika tidak beruntung aku akan mati di saat itu juga. Aku sudah terbiasa seperti itu" ucap Elia kesal lalu pergi meninggal Jonathan saat itu.