NovelToon NovelToon
Di Antara Cahaya Yang Luruh

Di Antara Cahaya Yang Luruh

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:713
Nilai: 5
Nama Author: Irma syafitri Gultom

Dia adalah gadis yang selalu tenggelam dalam gemuruh pemikirannya sendiri, di penuhi kecemasan, dan terombang-ambing dalam sebuah fantasinya sendiri.

Sehingga suatu teriknya hari itu, dari sebuah kesalahpahaman kecil itu, sesosok itu seakan dengan berani menyatakan jika dirinya adalah sebuah matahari untuk dirinya.

Walaupun itu menggiurkan bagi dirinya yang terus berada dalam bayang, tapi semua terasa begitu cepat, dan sangat cepat.

Sampai dia begitu enggan untuk keluar dari bayangan dirinya sendiri menerima matahari miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma syafitri Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kontrak Tak Bertintah.

.

.

Dengan posisi dirinya setengah berbaring pada sofa mewah berwarna kecokelatan itu, dia terus menggeser layar smartphone usang miliknya. Saat dirinya membuka ponselnya itu, dia mendapati dua kali panggilan tidak terjawab dari orang tuanya dan satu kali dari sang abang.

Serta beberapa pesan yang menanyakan dimana dirinya saat ini, dan kapan dia akan kembali.

Untuk beberapa saat mata hitam miliknya menatap pesan itu, memikirkan apa yang akan di balasnya kepada keluarganya itu.

Apa dia harus memberi tahu mereka?

Sepertinya itu ide yang buruk.

Dan itu hanya akan menjadi masalah yang melelahkan untuk memberikan penjelasan kepada mereka.

Mereka hanya akan mempertanyakan dan mempertanyakan semua tindakanmu saja.

Tapi bukankah ini semua hal yang benar-benar harus di pertanyakan?

Tapi kamu tahu bukan itu hanya akan menjadi sebuah argumen bodoh yang terjadi di antara kamu dan mereka.

Ya.. tapi...

Sudah katakan saja sedang bersama teman atau semacamnya, lagi pula bukankah ini yang mereka katakan untuk dirimu keluar dari ruangan itu sesekali?

Itu benar...

Akhirnya diapun mengetikkan kata-kata yang bergema pada pemikirannya itu.

‘Adek sedang bersama teman, bu. Kemungkinan pulangnya agak malam.’ Dan dia menekan tombol kirim itu. lalu dia kembali membuka sosial media lainya untuk sedikit bersantai dan menghabiskan waktu.

Namun sayangnya, semua tindakkannya itu malah membuat dirinya jatuh tertidur di ruangan pribadi milik Flauza itu.

.

.

.

Saat kedua mata hitam itu terbuka dengan lebar, dengan cepat dia terduduk dari tidurnya di atas sofa empuk itu dengan wajah yang begitu panik.

Sial!

Sial!

Sial!

Dia ketiduran di ruangan kerja orang asing!

Dan lebih buruknya lagi itu adalah ruangan kerja orang yang sekarang menjadi ‘Boss’ nya!

Apa yang telah kamu lakukan dasar gadis bodoh!

Uhhh....

Ini pertama kalinya dia begitu merasakan kegiatan di luar, dan itu berhasil membuatnya benar-benar lelah. Jadi tanpa sengaja dia jatuh tertidur dengan suasana yang sekarang menjadi sunyi seperti ini.

Tapi kamu masih ada di ruangan orang asing bodoh! Setidaknya hilangkanlah sedikit kebiasaan burukmu jika sedang tidak berada di dalam kandang yang kamu panggil kamar itu!

Hey! Ini bukan salahku!

Dengan segera dia mencari-cari ponselnya, mendapati ponsel itu telah terletak di meja kaca dekat sofa yang dia tempati, dan kini dia juga menyadari jika ada sebuah kain yang menyelimuti tubuhnya.

Huh?

Dengan cepat dia menekan beberapa tombol pada smartphonenya, melihat jam digital menunjukkan pukul 16.33.

“Sudah jam setengah lima!” pekiknya cukup kuat, dan sedetik selanjutnya dia langsung menutup mulutnya dengan salah satu tangannya yang lain.

Dasar bodoh!

Oh... diamlah kamu!

Bagaimana tidak ada seorang pun yang membangunkannya, dengan dia sudah tertidur sekitar tiga setengah jam!

Kamu lupa jika pria itulah yang memegang kuasa di sini? Tentu saja jika pria itu tidak memerintahkan mereka untuk membangunkanmu, maka tidak akan ada yang berani melakukannya.

Dia menghela nafas panjang. Dengan pandangannya beralih pada beberapa camilan yang di tata rapi serta sebuah gelas putih dengan warna kuning samar berukuran besar juga ada di sana.

Tanpa ragu dia mengambil minuman itu, sebuah jus jeruk manis yang entah kenapa ini seperti kesukaannya.

Lalu beberapa jenis toples berisi....

Berbagai macam cokelat-cokelat bermerek yang mahal.

Wow!

Dengan penuh kehati-hatian dia mengambil salah satu toples itu dan membaca mereknya lebih dekat.

“Ini... Lind & Ssspprungli...” gadis itu mencoba mengeja tulisan rumit yang tertera pada label toples itu. namun nampaknya dia gagal, dan dia menyerah begitu saja. Mungkin sejenis merk dari luar negeri dengan bahasa yang rumit.

Sedikit memutar-mutar toples itu, sebelum membukanya dan mengambil satu bungkus cokelat dalam benda itu.

Hanya satu saja.

Dan itu....

Ya Tuhan ini enak sekali!

Tanpa sadar gadis itu menggeram pelan merasakan rasa manis, dan susu dari cokelat itu. dan dia tidak menyadari membuat mata hitamnya sedikit bersinar.

Benar-benar rasa cokelat yang mahal!.

Ada harga ada rasa...~

Ah dia tahu itu.

Lalu pandangannya beralih pada camilan lainnya, dan kali ini sebuah kota kuning yang berukuran sedang bertuliskan Godiva.

Yang ini dia tahu!

Cokelat berasal dari Belgia bukan?

Dia membuka kotak itu dengan pelan dan memerhatikan setiap isi yang ada di sana.

Benar-benar terasa berbeda huh...

Begitu banyak bentuk dan warna yang menarik...

Dirinya terus menatap dan memilah-milah dengan mata yang terus terfokus pada cokelat tersebut..

Tapi belum sempat dia mengambil salah satu cokelat itu, pintu kayu ruangan itu terbuka lembut menampilkan sosok pria berambut cokelat pula masuk dengan jas hitam yang sudah terbuka kancing depannya.

Ah..!

Sang gadis sedikit terkejut dengan mata yang membelalak besar. Sedangkan Flauza yang melihat tindakan Revander juga terpaku untuk beberapa detik, sebelum wajah tampannya itu menunjukkan senyuman dan berakhir tertawa memenuhi ruangan ini lagi.

Uhh....!

“hey! I-it’s not funny!” pekik sang gadis menahan malu dengan dia yakin wajahnya kini telah memerah karena malu yang luar biasa.

Namun juga rasa jantung yang berdebar kuat membuat dia kembali panik.

Sedangkan pria itu masih dengan tertawa kecil, melangkah mendekat ke arah gadis itu. mendudukkan dirinya sendiri tepat berdekatan dengan Revander yang setengah tubuhnya masih terbungkus kain selimut itu.

“is not? But you really adorable...” jawabnya dengan nada lembut sedikit jenaka.

Huh?

Dengan tajam Revander mendelik ke arah Flauza, sebelum dia mendengus pelan dan melanjutkan kegiatannya mengambil satu cokelat itu melahapnya dan kembali menutup kotak cokelat itu.

Dan semua itu di perhatikan oleh Flauza.

Pria itu tersenyum melihat semua itu, dengan salah satu tangan yang terlipat di atas sandaran bada sofa itu memompa sisi dagunya. “Why not take more Miss Revander? Is this not to your taste?”

“Not really, but all of this was too expensive, so I just took one at a time” balas Revander sambil tetap mengunyah camilan cokelat itu.

“You can enjoy it all.... There will be no will be angry at you just because of a little thing like this...”

Dan itu berhasil membuat sang gadis berhenti.

Dan sekali lagi dia lupa jika, pria di sampingnya adalah seorang yang paling berkuasa di bangunan ini. Apa pun yang dia inginkan maka akan terjadi dengan cepat, dan juga tanpa cela.

Ya...

Dia terus melupakan sebuah gajah ditengah-tengah ruangan ini!

Keduanya kembali terdiam pada posisi mereka satu sama lain, dengan Flauza yang masih memerhatikan Revander dengan terang-terangan. Sedangkan sang gadis itu sendiri hanya menikmati makanan yang ada di hadapannya dengan gerakan yang masih sangat hati-hati.

“So.... If I have now worked with you? When will I start working?” tanya sang gadis Kembali membuka percakapan di antara mereka.

“hm….? When indeed…” balas Flauza pelan pula.

Uhh… apa lagi maksudnya itu?

“Is there any  contract or something like that?” tanya Revander lagi.

“Hm... Are you sure you want to make a contract with me?” ucap Flauza lagi.

Er....

Itu terdengar seperti ide yang buruk untuk terikat dengan pria seperti dia, dengan pekerjaan yang bahkan dia tidak tahu harus menjadi apa di sini. “Then?" gadis itu kembali menatap kepada Flauza yang masih pada posisi yang sama. “What makes you believe that I won't 'run' or what so ever is this  thing from you? Or how do I know when I'm needed?"

Dengan cepat dia dapat merasakan itu lagi, mata cokelat milik pria itu, menjadi dingin dan berbahaya untuk beberapa saat saja namun langsung tertutupi dengan suara berat nan lembut miliknya, berusaha menjadi jenaka.

“Are you try run away from me?”

“Did i really can run from you?” tanya Revander lagi. Dan Flauza terkekeh pelan kepada dia.

“Of course not...”

Seperti sudah takdirnya.

“You have my personal number, I will call you when I need your help...”

Seperti wanita panggilan-lah dirinya.

Oh bagus sekali! Gadis itu menggerutu pelan sadar akan posisinya yang terlihat miris.

Flauza bergerak lebih mendekat kearah dirinya, dengan salah satu tanganya yang lain kini mengalungi pinggang depan dirinya yang juga tertutupi selimut itu dan wajah pria itu yang kini berada di pundaknya.

Dan ini sudah ketiga kalinya dalam pertemuan pertama mereka pria itu dengan berani menyentuhnya secara terang-terangan.

Oh.... bagus sekali Revander....

Bagus sekali kamu akan berurusan dengan orang seperti ini, dan aku tidak sabar melihat apa yang akan terjadi pada mu di hari kemudian.

Dengan jarak yang begitu dekat di antara mereka, dia bisa mencium parfum pria itu yang terasa seperti aroma Earthy dan juga sejuk kayu.

Elegan, dan menenangkan.

Gadis itu hanya menghela nafas panjang, dengan kembali meminum jus jeruk itu. Tidak tahu harus berbuat apa pada pria yang kini tampak menikmati sendiri perlakuan itu pada dirinya.

Dan lagi gadis itu membuka ponselnya melihat jam digital di sana sudah menunjukkan pukul 17.07.

Sudah waktunya orang kantor untuk pulang bukan?

“When can I come back, Mr. Flauza?" tanya gadis itu lagi, itu berhasil membuat pria itu sedikit mengeram lemah di pundak sang gadis, sebelum menarik nafas dan menghembuskannya.

“Do you want to go home now?"

“Well... I was never outside the house more than the sun was set down. So it's a little weird for me to be outside at night.” Balasnya dengan tenang.

“so pure...” geram pelan Flauza.

Gadis itu hanya menaikkan salah satu alisnya saat mendengar gumaman pelan pria itu. Apa ada yang salah dengan hal itu?

Pria itu sedikit menegakkan tubuhnya dan kembali menatap Revander begitu dekat dan dalam dengan begitu dalam. “Would you like to have dinner with me?” tanyanya pelan dan lembut seperti biasa.

Lama gadis itu membalas balik tatapan pria itu dengan mata hitamnya, dengan dia yang masih berada dalam pelukan kuat tangan kekar pria itu.

“I'm sorry Mr. Flauza, maybe another time?” ucap Revander mencoba menolak pria itu, karena dia benar-benar merasa energinya telah habis untuk berada di depan umum dalam waktu satu hari ini.

Dan dia tidak tahu kenapa...

Kali ini pria itu hanya menggeram pelan, namun tidak ada sekelebat rasa dingin yang beberapa kali dia rasakan saat itu. Hanya suara geraman pelan nan lirih dari pria itu.

“Well.... next time..." ucapnya perlahan seperti janji. Selanjutnya dia bangkit dari sofa itu, berjalan mendekat ke arah meja kerjanya dan menelepon seseorang menggunakan telepon kantornya itu.

“Get the vehicle ready Tobito, she and me will go back now!..."...” perintahnya dengan mutlak. Melihat hal itu dia menadahkan selimut yang masih berada di pangkuanku, lalu mulai memasukkan ponsel miliknya pada tas, dan juga sedikit merapikan rambut dan baju yang sudah kusut akibat dirinya yang jatuh tertidur.

Sedangkan Flauza kembali memerhatikan setiap gerak-geriknya dalam diam dan tidak bersuara.

Seperti menikmati semua ini, seperti menikmati semua yang di lakukan oleh Revander.

Setelah merasa gadis itu selesai merapikan dirinya, Flauza pun kembali mendekat kepadanya dan mengulurkan tangannya, menunjukkan gestur kepada gadis itu untuk menerima dan menggenggam tangannya itu.

Sejenak sang gadis terdiam, dan menatap langsung pada wajah pria itu. Masih dengan senyuman itu, dan juga tidak memaksa dia segera meraih tangan berjemari kekar itu.

Namun dia mengambilnya, sembari bangkit dari sofa itu. Di ikuti dengan Flauza yang juga bergerak beriringan dengan Revander.

.

.

.

Ya sudahlah....

Mau di apakah lagi, dengan semua yang sudah terjadi seperti ini...

.

.

.

.

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan rumah sederhana miliknya itu, dengan dirinya yang duduk di samping Flauza pada kursi penumpang dan juga Tobito lah yang menjadi sang pengendara.

Sepanjang perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang membukan pembicaraan.

Entahlah dirinya juga tidak tahu...

Dia terlalu lelah untuk semua hal yang terjadi hari ini.

Dan terlalu lelah sampai tidak ingin ambil pusing dengan kejadian hari ini.

Tangan Tobito bergerak-gerak melakukan penetralan gigi roda mobil ini, sebelum dirinya melepaskan sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil itu lalu turun.

Dengan cepat membuka mobil pintu pada sisi dirinya berada.

Dia hanya diam, membiarkan pria pirang itu melakukan pekerjaannya.

“Remember.... I'll contact you if I need you. And Tobito will pick you up.” Gumam Flauza dengan suara beratnya yang lembut, namun dingin.

Revander hanya mengangguk pelan, dan keluar dari mobil itu. berjalan sedikit menjauh dari mobil itu, dengan Tobito yang kini mulai membungkuk hormat kepadanya dengan salah satu tangan didada.

Gestur yang sama yang sudah dia lihat sepanjang hari ini.

“Terima kasih atas tumpangannya Tuan Tobito....” ucap gadis itu dengan bahasa formal dan sedikit tersenyum kepada pria itu.

Tapi mungkin hanya perasaannya atau hari sudah gelap dia melihat sedikit rasa takut, saat mendengar ucapannya itu namun pria itu hanya tersenyum.

“Tidak masalah Nona Revander. Saya senang untuk melayani Anda. Dan selamat malam Nona...”

“Selamat malam Tobito...”

.

.

.

Saat dia memasuki rumah itu, dia segera di sambut oleh kedua orang tuanya yang kini tengah terduduk di ruang utama rumah ini.

Memandang dirinya dengan tajam curiga, dan juga bertanya-tanya.

Uh....

Dia langsung merasakan rasa tidak nyaman melilit sekitar perutnya.

“Dari mana kamu?” kali ini sang ayahlah yang bertanya dengan suara yang langsung membuat seluruh tubuhnya seperti patung mati.

“Ada janji sama teman...” dengan cepat pula mulutnya menjawab pertanyaan sang ayah.

“Teman siapa?”

Apa yang harus di katakan?

“Teman lama, jadi buat janji jumpa di luar... teman waktu kuliah dulu...” semoga saja ini cukup.

Sang ayah hanya mendengus kuat, sedangkan sang ibu tidak berkata apapun.

Apa dia harus mengatakannya?

TIDAK USAH!

“ya sudah adek mandi dulu, ya...” lanjutnya sembari berjalan ke belakang rumah, kearah kamar mandi.

“sudah makan dek?” kali ini sang ibu bertanya.

“sudah bu...”

Dan tidak ada lagi obrolan di antara mereka.

.

.

.

Setelah selesai membersihkan dirinya, dan kembali di mana tempat teraman untuk dirinya yang tidak lain kamar bernuansa biru itu. Merebahkan dirinya tenggelam pada kasur tua serta bantal-bantal itu.

Akhirnya dia bisa kembali di mana semestinya dia berada.

Akhirnya....

Dan dia melihat dengan mata sayu kepada ponselnya itu, melihat-lihat hal apa saja yang sekiranya terjadi. Namun pemikirannya kembali melayang-layang dengan kejadian hari ini.

Begitu banyak yang terjadi....

Begitu banyak yang terjadi dalam waktu yang singkat.

“Haaaaa.....”

Apa yang akan terjadi selanjutnya ya?

Pria itu bilang dia akan memanggilnya jika dia butuh bantuannya.

Jadi sekarang dia hanya perlu menunggu?

Matanya semakin terasa memberat.

Dan dia membalikkan tubuh agar dia dapat melihat langit-langit kamarnya yang biru itu.

Menunggu ya....

Perlahan matanya terpejam, walaupun pikirannya berkecamuk.

.

.

.

Ting....

Aku sangat menantikan pertemuan kita selanjutnya....

.

.

.

1
saijou
Bahasa yang digunakan enak banget dibaca, sampe lupa waktu.
Er and Re: terima ksih banget telah mampir dan baca cerita punya ku kaka <3
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Bagus banget!!! Aku suka banget ceritanya 🥰
Er and Re: makasih ya kak telah menyukai cerita buatan aku <3
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!