Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Makan malam
Aleesha baru saja keluar dari kamar Sheryn, ia menuju kamarnya yang terletak bersebelahan dengan Sheryn.
Ia menekan kartunya lalu pintu itu terbuka. Ia masuk ke dalam kamar itu, ternyata kamarnya tidak jauh berbeda dengan kamar Sheryn.
Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, ia pun segera menuju toilet untuk mandi.
Saat membersihkan wajahnya menggunakan micellar water, Aleesha terkejut melihat wajahnya yang sangat berbeda. Mungkin karena Aleesha di manhwa emang sering menggunakan make up jadi orang-orang tidak pernah melihatnya tanpa make up.
Ketika menggunakan make up wajah Aleesha keliatan jutek, tegas dan sangar. Tapi sekarang wajahnya terlihat berbeda, pipi yang sedikit chubby dengan kulit seputih salju, bulu mata yang lentik, bibir yang berbentuk love dengan warna pink alami. Sekarang Aleesha terlihat seperti orang yang polos dan lugu.
"Perbedaannya jauh banget ya, tapi kalau tanpa make up gini wajah gue lebih segar dan nyaman," ujar Aleesha sambil melihat wajahnya di cermin.
Setelah itu ia mulai mandi, beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya dan juga rambut yang basah.
Aleesha mengeringkan rambutnya terlebih dahulu menggunakan hair dryer. Setelah itu ia menggunakan skincare yang terdapat di meja rias.
Setelah itu ia berjalan menuju lemari untuk mengambil baju yang akan ia pakai, namun begitu ia melihat isi lemari itu Aleesha terdiam syok melihat pakaian Aleesha yang kurang bahan tapi menurutnya bagus sih.
"Bajunya bagus semua sih, tapi gak cocok kalau di pakai buat sehari-hari, apa Aleesha nyaman ya pakai pakaian yang begitu, tapi gue suka bajunya. Masalahnya baju kayak gini bagusnya buat main atau datang ke acara tertentu. Di sini cuman ada baju croptop, sweater croptop, mini dress, celana pendek, dan rok pendek," ucap Aleesha sambil mencari-cari siapa tahu ada baju yang bisa ia pakai untuk makan malam di tempat makan Dorm ini.
"Nah ketemu," Aleesha menemukan jaket yang panjang. Sepertinya Aleesha menggunakan ini dengan dalaman croptop. Itu emang bagus di pakai untuk main tapi cuaca malam ini dingin, mending ia pakai jaket itu dan memakai celana pendek.
Setelah memakai pakaian, Aleesha pun pergi keluar kamarnya, berbarengan dengan Sheryn yang baru saja keluar. Sheryn menatap Aleesha terkejut.
"Lo gak pakai make up? tumben," ujarnya melihat wajah Aleesha yang tidak memakai make up dan terlihat cantik dan imut disaat bersamaan.
"Lagi males, lagian cuman makan doang, orang lain juga gak akan nyadar gue gak pakai make up."
Sheryn meneliti penampilan Aleesha."Tumben nih jaketnya di sleting terus gak pakai baju croptop."
"Gue pakai baju croptop kok, ya kali gue pakai jaket terus di dalemnya gak pakai apa-apa," kesal Aleesha.
"Bisa jadi kan lo cuman pakai-" Aleesha segera menutup mulut Sheryn.
"Gak usah di sebut juga kalau yang itu, ya gue pakai lah," bisa-bisanya Sheryn dengan blak-blakan akan berbicara itu.
"Udah ah ayo ke tempat makan, gue lapar," ujar Aleesha.
Mereka pun berjalan beriringan menuju ke tempat makan yang berada di lantai satu.
Sesampainya di sana ternyata cukup ramai, gak aneh kalau ramai karena sekarang adalah waktunya makan malam. Aleesha menatap sekitar, ternyata benar makanan di sini di tentukan oleh peringkat. Karena ia bisa melihat makanan yang di berikan kepadanya berbeda dengan orang lain.
"Mau duduk dimana Sha? " tanya Sheryn dengan memegang nampan yang berisi steak dan juga jus apel.
Aleesha menatap sekitar untuk mencari tempat duduk yang kosong, tatapannya tidak sengaja melihat seorang cowok culun duduk sendirian di meja pojok, ia sedang memakan roti. Di mejanya pun hanya terdapat air putih.
Kasian banget padahal dia lagi sakit tapi cuman makan itu, kalau cuman makan roti gak bisa bikin kenyang
"Sha kita duduk bareng pacar gue aja," ajak Sheryn ketika melihat pacarnya melambaikan tangan kepadanya.
"Gue mau kesana," Setelah mengucapkan itu, Aleesha pergi mendekati cowok culun itu. Tapi karena Ethan yang juga duduk tidak jauh dari sana, Sheryn mengira Aleesha akan menghampiri Ethan, jadi ia pun membiarkannya dan berjalan menuju meja sang pacar.
"Gue duduk disini ya," tanpa menunggu persetujuan cowok itu, Aleesha langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan cowok culun itu.
Cowok culun itu menatap orang yang baru saja duduk di hadapannya, ia terpana dengan kecantikan Aleesha yang cantik dan imut disaat bersamaan. Baru kali ini ada cewek yang mau duduk dengannya. Cewek ini pasti baik.
"Nama lo siapa? " cowok culun itu merasa familiar dengan suara cewek ini.
"Theo," ucapnya pelan.
"Setiap hari lo cuman makan roti sama air putih? " Theo menganggukkan kepalanya.
Grey udah keterlaluan, pantas aja yang jadi targetnya banyak yang pindah sekolah. Mana ada orang yang tahan ketika di pukul atau di bully terus menerus dan hanya makan roti yang keliatannya keras dan hanya minum air putih, ini gak bisa dibiarin gue harus buat perhitungan sama tuh cowok
Theo memerhatikan wajah Aleesha yang cemberut, itu terlihat menggemaskan. Namun dengan segera ia menggelengkan kepalanya begitu memikirkan hal seperti itu.
"Nih makan punya gue," Aleesha memberikan makanannya kepada Theo.
Theo menatap steak yang sama sekali belum dimakan. Cewek ini memberikan makanannya kepadanya, padahal ia juga belum makan.
"Gak usah, kamu makan aja aku udah kenyang makan roti," tolak Theo secara halus.
"Kenyang apanya, lo cuman makan roti yang keras gitu mana kenyang, terus lo kan lagi sakit jadi lo harus makan yang bergizi," ucap Aleesha tidak mau di bantah.
Theo heran kenapa cewek ini tahu bahwa ia sedang sakit. Apa cewek ini juga menyaksikan saat ia dipukul oleh Grey. Entah mengapa ia merasa malu dikasihani olehnya.
"Kamu gak usah kasihan, aku gakpapa kok lagian ini bukan pertama kalinya aku diperlakukan kayak gini."
Aleesha semakin merasa kasihan dan merasa bersalah, pasalnya ia juga adalah orang yang memukul Theo.
Tapi Aleesha tidak mengira Theo mau berbicara dengannya. Padahal tadi siang ketika ia membantunya ke UKS, Theo sama sekali tidak mau berbicara dengannya. Aleesha baru saja ingat sesuatu, Theo sebenarnya berada di peringkat Smart itu artinya ia pintar. Muncul sebuah ide di kepalanya.
"Gue gak kasihan kok, sebenarnya gue mau lo tutor gue," ucap Aleesha.
"Tutor? "
"Iya lo mau kan jadi tutor gue? "
"Kenapa aku harus jadi tutor kamu? "
"Ya karena lo pintar, gue cukup sulit dalam belajar jadi gue butuh tutor lo mau kan? "
Theo menganggukkan kepalanya, Aleesha pun tersenyum rencananya berhasil.
"Kalau gitu lo makan punya gue."
"Terus kamu makan apa? "
"Gue bisa minta lagi makanan kok."
Theo pun mulai memakan steak itu. Aleesha merasa senang melihat akhirnya Theo mau makan makanannya. Aleesha merasakan ada seseorang yang memegang bahunya. Ia melihat kepada orang yang memegang bahunya cukup kasar.
"Siapa lo? "