"Jangan bunuh aku."
Sydney tidak menyangka hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam satu malam. Ia melihat saudaranya dibunuh oleh seorang pria, dan dirinya terjebak dalam situasi sulit. Penderitaan ini tidak ia terima, dan alam mengabulkan permohonannya. Namun, ia malah harus menikah dengan seorang pria kejam bernama Ransom Alexander. Dia adalah pria yang paling Sydney benci. Pernikahan ini adalah dendam.
Cover by : Ineed design.
IG : renitaaprilreal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Bujukan Berhasil
Pertama yang harus Sydney lakukan adalah menyeret David ke rumah sakit. Saudaranya ini harus diobati, bila perlu otaknya pun dicuci. Selama pergi meninggalkan rumah, David benar-benar tidak terurus. Jika terus begini, maka Anna dan Manda yang diuntungkan.
Luka David tidak begitu parah sehingga pria itu bisa langsung pulang setelah diobati. Sydney mengajak saudaranya ini mampir ke restoran. Memesan makanan karena David terlihat kelaparan.
Ya, seperti orang yang tidak pernah makan. David begitu rakus. Sydney merasa bersalah karena terlalu lama membiarkan kakak kandungnya ini di jalanan. Dia sangat berbeda dengan David Forest yang masih menyandang sebagai tuan muda.
"Di mana ponselmu?" tanya Sydney.
"Aku menggadaikannya."
"Kau kehabisan uang, lalu mencopet begitu?"
"Uang hasil gadai untuk sewa rumah, dan aku tidak punya uang untuk makan. Kupikir mungkin aku bisa mengambil milik orang lain. Dengan begini aku bisa menebus ponselku."
"Oh, ya, apa kau pernah merasa ada yang mengawasimu?"
Pertanyaan ini membuat David kaget. Ia tidak menyangka jika adiknya bakal tahu apa yang terjadi. Sebenarnya, hal ini juga yang membuat David kekurangan uang. Ia harus pindah-pindah tempat tinggal karena ada yang mengawasinya.
Bukan hanya itu saja, ia juga diteror. Entah itu surat maupun pesan berantai. Lebih parah lagi ada kiriman bangkai tikus yang sering David temukan di depan kostnya.
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya David.
Ternyata sudah dimulai. Di kehidupan lalu Sydney begitu bodoh. Namun kali ini, tidak akan ada lagi nyawa yang diambil oleh Anna.
"Mereka ingin membunuhmu, David," ucap Sydney.
"Apa yang kau katakan?" David kaget mendengarnya.
"Anna, Manda, dan William, mereka ingin menjatuhkan keluarga kita."
"Anna dan Manda, aku sudah tahu, tapi William, dia tunanganmu. Kenapa dia sampai terlibat?"
"Dia kekasih gelap Manda. Aku sudah tahu, tapi berpura-pura. Mereka ingin menguasai harta kita." Sydney memegang tangan David. "Pulang bersamaku. Kita harus melawan mereka."
"Pria itu selingkuh?!" David mengepalkan tangan. "Berengsek! Tega sekali dia."
"Lupakan soal itu. Yang terpenting adalah dirimu. Di luar kau akan mendapat bahaya. Sebaiknya pulang bersamaku. Ayah, dia memang marah, tapi dia merindukanmu."
"Dia mengusirku dan lebih sayang kepada anak tirinya." David kecewa karena Andi memang selalu berpihak pada istrinya. Setiap ucapan yang mereka lontarkan pasti diterima.
"Justru itu, David. Kita tidak boleh kalah. Selama ini kita diam ditindas. Kau adalah tuan muda keluarga Forest. Sedangkan mereka orang luar. Kau harus mengambil posisimu kembali. Paling tidak, kau harus melindungiku, kan?" Sydney harap David mau menerima sarannya. Jika tidak, maka kejadian di masa lalu akan terulang kembali.
David mengangguk. "Ayo, kita pulang. Aku akan melindungimu."
Sydney tidak tahan untuk tidak memeluk David. Akhirnya, kakaknya ini mau mendengarkan ucapannya.
"Kau harus bekerja di perusahaan," ucap Sydney setelah ia melepas pelukannya. "Lindungi aset kita. Kurasa Anna sudah menempatkan orang-orangnya."
"Apa Ayah bisa menerimaku?" tanya David.
"Kebetulan Ayah tengah dalam kunjungan kerja. Setelah dia kembali, kau harus masuk kembali ke perusahaan."
"Kita harus menyingkirkan Anna dan Manda. Sudah terlalu lama dia menikmati ini semua." David bertekad demi adik semata wayangnya ini. Dulu memang ia mengalah, tetapi tidak untuk sekarang.
Keduanya memutuskan pulang bersama. Sementara di kediaman Forest saat ini, Anna, Manda serta William dilarikan ke rumah sakit karena tiada henti mengunjungi toilet.
"Saat anak itu kembali, kurung dia di gudang," ucap Anna sambil mengiris kesakitan.
"Baik, Nyonya." Nina mengiakan.
Ketiganya dibawa dengan mobil ambulans. Sakit perut ini bukan diare biasa karena sudah meneguk obat, tetapi tak berhenti juga. Jadi, Nina memutuskan agar majikannya ini dirawat saja.
"Berani sekali anak itu mencelakai nyonya. Dia harus diberi pelajaran!" Nina juga geram pada aksi Sydney. Dalam semalam, anak itu mulai berubah. Entah apa yang terjadi. Sekarang Sydney tidak patuh seperti dulu. Ini gawat karena bila itu terjadi, kenyamanan ini tidak bisa didapatkan. Para pelayan tidak bisa bersantai, lalu bonus dari Anna akan terlewat juga. Saat anak itu kembali, Nina akan membuatnya terkurung di gudang tanpa makan dan minum.
Taksi berhenti di depan kediaman Forest. Kedua anak kandung dari keluarga ini turun setelah membayar tarifnya.
David yang baru kembali setelah beberapa bulannya ke rumah ini, merasakan asing. Sejak wanita itu datang dalam kehidupannya, semua menjadi terasa berbeda.
"Jangan takut karena tuan rumah sebenarnya adalah kita," ucap Sydney.
Itu memang benar, dan David adalah seorang pria. Ia tidak boleh kalah dari orang luar.
"Sudah lama sekali," ucap David.
"Aku akan buatkan kau makanan karena telah kembali ke rumah ini. Ayo, masuk." Sydney mendorong pintu, lalu masuk.
Praang ... !
Untung saja Sydney dapat menghindar. Vas bunga tersebut hampir mengenai kepalanya. Begitu pula David yang kaget dengan kejadian ini.
"Kau tidak apa-apa?" David memeriksa keadaan adiknya, lalu memandang kepala pelayan. "Apa-apaan kau?!"
"Tuan Muda David. Bukannya Anda sudah diusir? Kenapa masih kembali ke rumah ini?" Nina semakin geram saja.
"Memangnya aku perlu izin darimu untuk kembali? Ini rumahku."
"Jika sampai Nyonya Anna tahu, dia akan marah besar. Sebaiknya lekas pergi dari sini!"
Sydney jalan mendekat, lalu melayangkan tamparannya pada Nina. "Kurang ajar. Pelayan sepertimu apa pantas bicara seperti ini pada majikan?!"
David terkejut karena biasanya Sydney begitu takut dengan mereka. Tanpa disangka, adiknya kini mulai berani.
"Berani sekali Nona menamparku?"
"Kenapa aku tidak berani padamu? Kau itu cuma pelayan di rumah ini dan aku adalah nona dari kediaman Forest. Sekarang, pergi siapkan makanan untuk kami. Jika kau tidak melakukannya, jangan harap kau bisa bekerja di sini." Sydney memberi peringatan keras.
"Nyonya Anna tidak akan membiarkan ini. Nona sudah membuat beliau masuk rumah sakit."
Sydney tertawa. "Apa sakit perutnya belum berakhir?"
"Ada apa, Syd?" tanya David.
"Aku membuatkan mereka makanan dari sampah dan tanah."
David terperangah, ia tertawa. "Kau sungguh melakukan itu?"
"Tentu saja. Mereka pantas mendapatkannya."
"Ternyata memang benar. Ini semua perbuatan Nona. Nyonya Anna tidak akan membiarkan ini. Dia akan memberitahu Tuan Forest."
Plaak ... !
"Pelayan sepertimu banyak sekali bicara. Kumpulkan semua pelayan," ucap Sydney.
Nina enggan mengikuti perintah dari Sydney karena ia hanya ingin patuh kepada Anna. Majikan yang selama ini memberinya kenyamanan.
Sydney yang melihat gelagat dari kepala pelayan, segera mengambil ponsel, lalu menelepon. Panggilan itu tersambung, kemudian ia menghidupkan speakernya.
"Halo, Ayah."
[ Nak, kau baru menelepon. Bagaimana kabarmu? ]
Kepala pelayan kaget karena Sydney menelepon ayahnya. Ini mustahil karena tanpa perintah Anna, anak ini tidak boleh mengadu kepada Andi Forest.
"Kepala pelayan tidak memberiku makan dan dia mengusir Kak David yang baru saja kembali. Mereka menyiksa kami."
[ Apa? Kurang ajar! Ayah akan segera kembali. Jangan takut. ]
.